Wednesday, April 24, 2024
31.7 C
Jayapura

Banyak Tulisan Doa di Dinding hingga Talang Air Dalam Kamar Tidur

Melihat Dari Dekat Kondisi Rusun dan Asrama Uncen yang Terkesan Tertutup Selama ini

21 Mei Lalu Tim Pendataan dan Penertiban Aset Uncen melakukan penertiban di lingkungan rusun dan asrama. Lokasi yang selama ini seperti bukan milik Uncen. Apa saja temuannya. 

Laporan : Abdel Gamel Naser 

Setelah cukup lama menunggu yakni sejak tahun 2018, Universitas Cenderawasih (Uncen) akhirnya berhasil mengosongkan asetnya yang selama ini dianggap menjadi  satu masalah yang masih mengganjal. Disebut bermasalah karena baik rusun dan asrama Uncen ini sebagian besar justru ditempati oleh mereka yang bukan mahasiswa Uncen. Bahkan pernyataan Rektor, Dr., Ir., Apolo Safanpo ST., MT menyampaikan bahwa hasil pendataan diketahui 75 persen penghuni ternyata bukan mahasiswa Uncen. 

 Bangunan yang ditertibkan adalah rusun dan asrama yang berada di dalam tembok pagar kampus. Jika melihat sejarahnya, bangunan ini dibangun oleh  Dinas PU Provinsi  yang nantinya akan dihibahkan ke Uncen. Hanya saja ketika itu di tahun 2007  ada kegiatan BEM Teknik yakni Temu Ilmiah Mahasiswa Teknik Seluruh Indonesia dan gedung – gedung ini sejatinya belum waktunya ditempati namun karena kegiatan tadi ditambah Uncen sebagai tuan rumah akhirnya gedung – gedung ini digunakan. 

Kondisi bangunan gedung rusun yang terlihat berlumut dan banyak dililiti selang – selang air. (Gamel Cepos)

 Nah, karena banyak yang tak mendapatkan tempat tinggal akhirnya mahasiswa yang berdatangan ini langsung ditempatkan ke lokasi rusun. Saat itu Rektor, Dr., Ir., Apolo Safanpo ST., MM masih menjabat sebagai Pembantu Dekan III Fakultas Teknik Uncen.  Setelah digunakan inilah bangunan rusun kemudian dilanjutkan ditempati oleh mahasiswa Uncen berikut bangunan asramanya. Namun seiring waktu bangunan yang dulunya  terlihat menarik ini perlahan – lahan rusak,  tak terawat, kumuh bahkan menjadi tempat tinggal bagi mereka yang tak berstatus mahasiswa maupun mahasiswa yang bukan dari Uncen. 

Baca Juga :  Siapkan Soft Opening Mal Pelayanan Publik

 Saat dilakukan penertiban pada 21 Mei barulah ketahuan bagaimana kondisinya dari dekat. Rusun maupun bisa dibilang kondisinya jauh dari layak. Pantauan Cenderawasih Pos banyak ruangan yang tak terawat. Panci – panci, pakaian digantung berantakan. Selang air  ditarik hingga ke lantai atas tanpa alur yang rapih dan  didorong menggunakan mesin pompa air. Lumut menempel di dinding – dinding bangunan termasuk  lantai yang becek dan dinding yang penuh ludah pinang.  Lalu jalan menuju lantai atas juga banyak yang basah. Dari seluruh kamar yang terbuka kebanyakan mahasiswa tidur di lantai menggunakan kain baliho bekas  kemudian  menggunakan alas  kasur seadanya dan ada juga yang membuat sekat dari balok maupun kayu – kayu sisa. 

 Pakaian maupun tas dan kelambu dibuat langsung bergantung di dinding . Ini mirip kamar di lembaga pemasyarakatan (Lapas) dimana penghuni dan pakaian menumpuk menjadi satu. Berbicara soal kamar, ada juga yang terlihat cukup mengejutkan karena ada kamar yang di dalamnya bergantung talang air. 

 “Mungkin lantainya bocor dan tidak bisa diatasi lagi sehingga penghuninya mengakali menggunakan talang,” kata salah satu anggota Satpol PP yang ikut dalam penertiban. Di dinding – dinding kamar banyak ditempeli poster pemain bola eropa. Ada juga tulisan yang berkaitan dengan religi. Doa – doa dan firman Tuhan ditulis yang isinya tentang cita – cita maupun kemerdekaan Papua. 

 Tak hanya itu, di bangunan rusun ternyata ada yang memanfaatkan sebagai tempat berjualan. Ada bangunan kios permanen yang menggunakan etalase dan pintu dari plat besi. Ada juga yang menjual minyak tanah dan menempelkan papan promosi yang menulis gedung  kuning lantai 4 kamar 4 menjual minyak tanah. Masih di lokasi yang sama, ada juga penghuni yang membuat kandang ternak dan ditemukan sebuah wajan berukungan jumbo. “Sepertinya untuk acara pesta dan makan bersama karena ada bekas tumpukan pembakaran api juga,” kata Ferdi salah satu anggota Polisi yang memantau dari bawah saat itu. Saat dilakukan penertiban sejumlah aparat gabungan baik Satpol PP maupun dari kepolisian.

Baca Juga :  Ganjaris Papua dan Hanura Papua Siap Menangkan Ganjar Pranowo di Papua

 Kapolresta Jayapura, Kombes Pol Gustav Urbinas ketika itu menyatakan tegas untuk dilakukan pengosongan karena disinyalir baik rusun maupun asrama digunakan oleh kelompok yang berseberangan dengan NKRI. Ini dibuktikan dengan ditemukannya dokumen Komite Nasional Papua Barat (KNPB) termasuk atribut loreng yang biasa digunakan saat dilakukan aksi demo. Pembantu Rektor III Uncen, Dr., Jonathan Wororomi menyampaikan  bahwa setelah penertiban ini pihaknya akan melanjutkan dengan pendataan bagi mahasiswa yang memiliki Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dan tercatat aktif kuliah. 

 “Tiga syarat harus dipenuhi, pertama memiliki KTP Kota Jayapura, KTA Uncen dan surat keterangan masih kuliah aktif yang diberikan oleh fakultas. Jika persyaratan ini tidak dimiliki maka tidak diijinkan untuk menempati asrama dan rusun,” kata Jonathan tadi malam. Meski demikian kata Pembantu Rektor III ini pihaknya masih bisa memberi toleransi bagi mahasiswa Uncen aktif  eks rusun maupun asrama untuk dicarikan tempat tinggal jika membuka komunikasi yang baik dengan pihak Uncen. “Kami tetap mempertimbangkan aspek kemanusiaan, asal mahasiswa tersebut mau diatur,” tegasnya. 

 Sementara pantauan Cenderawasih Pos pintu – pintu masuk ke rusun maupun asrama kini telah ditutup menggunakan tembok. Pintu besi yang menjadi pintu utama juga telah digembok sehingga bisa dibilang bangunan rusun dan asrama di Perumnas III ini telah dikosongkan.  (*/wen) 

Melihat Dari Dekat Kondisi Rusun dan Asrama Uncen yang Terkesan Tertutup Selama ini

21 Mei Lalu Tim Pendataan dan Penertiban Aset Uncen melakukan penertiban di lingkungan rusun dan asrama. Lokasi yang selama ini seperti bukan milik Uncen. Apa saja temuannya. 

Laporan : Abdel Gamel Naser 

Setelah cukup lama menunggu yakni sejak tahun 2018, Universitas Cenderawasih (Uncen) akhirnya berhasil mengosongkan asetnya yang selama ini dianggap menjadi  satu masalah yang masih mengganjal. Disebut bermasalah karena baik rusun dan asrama Uncen ini sebagian besar justru ditempati oleh mereka yang bukan mahasiswa Uncen. Bahkan pernyataan Rektor, Dr., Ir., Apolo Safanpo ST., MT menyampaikan bahwa hasil pendataan diketahui 75 persen penghuni ternyata bukan mahasiswa Uncen. 

 Bangunan yang ditertibkan adalah rusun dan asrama yang berada di dalam tembok pagar kampus. Jika melihat sejarahnya, bangunan ini dibangun oleh  Dinas PU Provinsi  yang nantinya akan dihibahkan ke Uncen. Hanya saja ketika itu di tahun 2007  ada kegiatan BEM Teknik yakni Temu Ilmiah Mahasiswa Teknik Seluruh Indonesia dan gedung – gedung ini sejatinya belum waktunya ditempati namun karena kegiatan tadi ditambah Uncen sebagai tuan rumah akhirnya gedung – gedung ini digunakan. 

Kondisi bangunan gedung rusun yang terlihat berlumut dan banyak dililiti selang – selang air. (Gamel Cepos)

 Nah, karena banyak yang tak mendapatkan tempat tinggal akhirnya mahasiswa yang berdatangan ini langsung ditempatkan ke lokasi rusun. Saat itu Rektor, Dr., Ir., Apolo Safanpo ST., MM masih menjabat sebagai Pembantu Dekan III Fakultas Teknik Uncen.  Setelah digunakan inilah bangunan rusun kemudian dilanjutkan ditempati oleh mahasiswa Uncen berikut bangunan asramanya. Namun seiring waktu bangunan yang dulunya  terlihat menarik ini perlahan – lahan rusak,  tak terawat, kumuh bahkan menjadi tempat tinggal bagi mereka yang tak berstatus mahasiswa maupun mahasiswa yang bukan dari Uncen. 

Baca Juga :  Anggaran Terbatas, Pemkot Tidak Siapkan THR bagi ASN

 Saat dilakukan penertiban pada 21 Mei barulah ketahuan bagaimana kondisinya dari dekat. Rusun maupun bisa dibilang kondisinya jauh dari layak. Pantauan Cenderawasih Pos banyak ruangan yang tak terawat. Panci – panci, pakaian digantung berantakan. Selang air  ditarik hingga ke lantai atas tanpa alur yang rapih dan  didorong menggunakan mesin pompa air. Lumut menempel di dinding – dinding bangunan termasuk  lantai yang becek dan dinding yang penuh ludah pinang.  Lalu jalan menuju lantai atas juga banyak yang basah. Dari seluruh kamar yang terbuka kebanyakan mahasiswa tidur di lantai menggunakan kain baliho bekas  kemudian  menggunakan alas  kasur seadanya dan ada juga yang membuat sekat dari balok maupun kayu – kayu sisa. 

 Pakaian maupun tas dan kelambu dibuat langsung bergantung di dinding . Ini mirip kamar di lembaga pemasyarakatan (Lapas) dimana penghuni dan pakaian menumpuk menjadi satu. Berbicara soal kamar, ada juga yang terlihat cukup mengejutkan karena ada kamar yang di dalamnya bergantung talang air. 

 “Mungkin lantainya bocor dan tidak bisa diatasi lagi sehingga penghuninya mengakali menggunakan talang,” kata salah satu anggota Satpol PP yang ikut dalam penertiban. Di dinding – dinding kamar banyak ditempeli poster pemain bola eropa. Ada juga tulisan yang berkaitan dengan religi. Doa – doa dan firman Tuhan ditulis yang isinya tentang cita – cita maupun kemerdekaan Papua. 

 Tak hanya itu, di bangunan rusun ternyata ada yang memanfaatkan sebagai tempat berjualan. Ada bangunan kios permanen yang menggunakan etalase dan pintu dari plat besi. Ada juga yang menjual minyak tanah dan menempelkan papan promosi yang menulis gedung  kuning lantai 4 kamar 4 menjual minyak tanah. Masih di lokasi yang sama, ada juga penghuni yang membuat kandang ternak dan ditemukan sebuah wajan berukungan jumbo. “Sepertinya untuk acara pesta dan makan bersama karena ada bekas tumpukan pembakaran api juga,” kata Ferdi salah satu anggota Polisi yang memantau dari bawah saat itu. Saat dilakukan penertiban sejumlah aparat gabungan baik Satpol PP maupun dari kepolisian.

Baca Juga :  Pengadaan Barang dan Jasa di Pemprov Papua, Akuntabel dan Transparan

 Kapolresta Jayapura, Kombes Pol Gustav Urbinas ketika itu menyatakan tegas untuk dilakukan pengosongan karena disinyalir baik rusun maupun asrama digunakan oleh kelompok yang berseberangan dengan NKRI. Ini dibuktikan dengan ditemukannya dokumen Komite Nasional Papua Barat (KNPB) termasuk atribut loreng yang biasa digunakan saat dilakukan aksi demo. Pembantu Rektor III Uncen, Dr., Jonathan Wororomi menyampaikan  bahwa setelah penertiban ini pihaknya akan melanjutkan dengan pendataan bagi mahasiswa yang memiliki Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dan tercatat aktif kuliah. 

 “Tiga syarat harus dipenuhi, pertama memiliki KTP Kota Jayapura, KTA Uncen dan surat keterangan masih kuliah aktif yang diberikan oleh fakultas. Jika persyaratan ini tidak dimiliki maka tidak diijinkan untuk menempati asrama dan rusun,” kata Jonathan tadi malam. Meski demikian kata Pembantu Rektor III ini pihaknya masih bisa memberi toleransi bagi mahasiswa Uncen aktif  eks rusun maupun asrama untuk dicarikan tempat tinggal jika membuka komunikasi yang baik dengan pihak Uncen. “Kami tetap mempertimbangkan aspek kemanusiaan, asal mahasiswa tersebut mau diatur,” tegasnya. 

 Sementara pantauan Cenderawasih Pos pintu – pintu masuk ke rusun maupun asrama kini telah ditutup menggunakan tembok. Pintu besi yang menjadi pintu utama juga telah digembok sehingga bisa dibilang bangunan rusun dan asrama di Perumnas III ini telah dikosongkan.  (*/wen) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya