Sunday, September 8, 2024
24.7 C
Jayapura

Miris, Ribuan Anak di Mimika Tak Bersekolah

MIMIKA – Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Mimika, Petrus Yumte tak menampik jika saat ini ada ribuan anak usia sekolah yang justru tidak bersekolah. Ia mendapat data bahwa ada sekitar 9.373 anak usia sekolah dasar (SD) di Mimika yang tidak mengenyam pendidikan di bangku sekolah dasar.

Petrus menyebut, angka tersebut berdasarkan hasil kajian Universitas Negeri Papua (Unipa) dimana kebanyakan anak-anak yang tidak atau belum bersekolah  ini berada di wilayah terpencil seperti di pegunungan dan pesisir Mimika.

Ia mengatakan, hal ini mestinya menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam hak ini Dinas Pendidikan untuk dapat introspeksi diri bahwa masih banyak hal yang terlewatkan.

Baca Juga :  Bupati Omaleng Tekan OPD Kelola APBD 2024 Dengan Baik 

“Ini menjadi instropeksi bagi kita bahwa masih ada anak-anak di Mimika yang belum menikmati fasilitas pendidikan dengan baik. Jangankan fasilitas, merasakan sekolah dengan baik pun tidak,” ujar Petrus Yumte, saat ditemui, Rabu (24/70.

Menyikapi angka yang mencolok itu, Petrus Yumte menekankan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait khususnya Dinas Pendidikan untuk memperhatikan hal ini.

Kemudian, menurut Petrus, Pemkab Mimika khususnya Dinas Pendidikan harus konsen pada sektor pendidikansesuai amanat konstitusi dimana 20 persen anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) wajib dialokasikan pada sektor pendidikan.

“Artinya, dengan APBD Rp7,5 triliun, Dinas Pendidikan sebetulnya mendapat dana besar. Namun, hingga kini persoalan terkait pendidikan di Kabupaten Mimika tak kunjung terselesaikan,” imbuhnya.

Baca Juga :  Bakal Dipangkas, PPD di Pemilu Dipastikan Lengser Pada Pilkada Nanti

Persoalan ini sebelumnya sempat disorot Bupati Mimika, Johannes Rettob karena banyak anak usia SD seharusnya sudah bisa membaca tetapi masih belum bisa membaca. Menurutnya, hal ini disebabkan oleh banyak faktor, seperti minimnya fasilitas dan kurangnya tenaga pendidik dan kebijakan pemerintah sendiri. (mww/ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

MIMIKA – Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Mimika, Petrus Yumte tak menampik jika saat ini ada ribuan anak usia sekolah yang justru tidak bersekolah. Ia mendapat data bahwa ada sekitar 9.373 anak usia sekolah dasar (SD) di Mimika yang tidak mengenyam pendidikan di bangku sekolah dasar.

Petrus menyebut, angka tersebut berdasarkan hasil kajian Universitas Negeri Papua (Unipa) dimana kebanyakan anak-anak yang tidak atau belum bersekolah  ini berada di wilayah terpencil seperti di pegunungan dan pesisir Mimika.

Ia mengatakan, hal ini mestinya menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam hak ini Dinas Pendidikan untuk dapat introspeksi diri bahwa masih banyak hal yang terlewatkan.

Baca Juga :  Harga Beras Terus Meroket, Pedagang Mengeluh Omset Menurun

“Ini menjadi instropeksi bagi kita bahwa masih ada anak-anak di Mimika yang belum menikmati fasilitas pendidikan dengan baik. Jangankan fasilitas, merasakan sekolah dengan baik pun tidak,” ujar Petrus Yumte, saat ditemui, Rabu (24/70.

Menyikapi angka yang mencolok itu, Petrus Yumte menekankan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait khususnya Dinas Pendidikan untuk memperhatikan hal ini.

Kemudian, menurut Petrus, Pemkab Mimika khususnya Dinas Pendidikan harus konsen pada sektor pendidikansesuai amanat konstitusi dimana 20 persen anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) wajib dialokasikan pada sektor pendidikan.

“Artinya, dengan APBD Rp7,5 triliun, Dinas Pendidikan sebetulnya mendapat dana besar. Namun, hingga kini persoalan terkait pendidikan di Kabupaten Mimika tak kunjung terselesaikan,” imbuhnya.

Baca Juga :  Kunjungan Presiden Jokowi Tingkatkan Antusias Warga Berikan Imunisasi Polio

Persoalan ini sebelumnya sempat disorot Bupati Mimika, Johannes Rettob karena banyak anak usia SD seharusnya sudah bisa membaca tetapi masih belum bisa membaca. Menurutnya, hal ini disebabkan oleh banyak faktor, seperti minimnya fasilitas dan kurangnya tenaga pendidik dan kebijakan pemerintah sendiri. (mww/ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya