Tuesday, April 23, 2024
27.7 C
Jayapura

BLUD RSUD Yowari  Mampu Kembalikan 50 Persen Subsidi ke ABPB

SENTANI- Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Yowari, Dr.dr. Petronella Risamasu mengatakan,  salah satu keuntungan besar yang diperoleh dari pihak rumah sakit, setelah diberlakukannya Badan Layanan Usaha Daerah  (BLUD) di RSUD Yowari adalah mampu mengembalikan sekitar 50% dana subsidi untuk operasional layanan di RSUD Yowari ke APBD.

“Saat ini kami telah membiayai operasional rumah sakit,  sekitar 50 sampai 60% dari BLUD, sehingga subsidi pemerintah daerah semakin berkurang,” kata Petronella Risamasu saat dikonfirmasi Cendrawasih Pos di Kantor Bupati Jayapura,  Rabu (29/6).

Dikatakan, Rumah Sakit BLUD, tentunya berpengaruh pada fleksibilitas dan kecepatan pemberian pelayanan dan pengelolaan keuangan.

“Sampai saat ini kami terus berproses,  namun diperlukan kecepatan menjawab. Misalnya RSUD itu memerlukan obat yang sudah habis, supaya segera belanja. Kita juga perlu peralatan apa yang sudah habis dan kita belanja. Tentunya kita harus menyesuaikan dengan peralatan yang ada di rumah sakit mulai dari yang harga murah sampai dengan yang harga mahal. Yang bunyinya miliaran itu kita harus sesuaikan dengan ketersediaan anggaran yang ada. Intinya operasional rumah sakit  akan bisa lebih cepat untuk menjawab kebutuhan di lapangan,” jelasnya.

Baca Juga :  Sejumlah  OPD Terancam Tidak Dapat Alokasi DAK

Diakuinya, sejauh ini  memang BLUD RSUD Yowari masih terus berproses. Pihaknya juga terus membangun komunikasi dan koordinasi dengan stakeholder terkait mulai dari Dinas Kesehatan dan   juga instansi teknis terkait di Bagian Keuangan, Dinas Pendapatan dan  Bappeda, sehingga dalam mekanisme perencanaan tetap. Meskipun mengikuti semangat BLUD,  tetapi tidak boleh keluar dari rambu-rambu aturan yang berlaku.

“Perbedaan, RSUD BLUD dengan Rumah Sakit lainnya adalah fleksibilitas tentunya pelayanan yang jauh semakin baik dan juga rumah sakit semakin mandiri, khususnya dalam membiayai dirinya sendiri,” ujarnya.

Tapi   bukan hanya itu rohnya,  tapi bagaimana supaya  mekanisme, perencanaan dan pembelanjaan itu lebih cepat dan bisa menjawab kebutuhan. Contohnya pada saat merebaknya Covid-19,  maka  penanganannya harus cepat.

Baca Juga :  Penyerapan Dana Otsus Triwulan I Belum  Maksimal, Baru 4,74 Persen

Untuk mendukung layanan BLUD RSUD ini semakin baik ke depan, tentu dibutuhkan kerjasama dan kekompakan terutama di internal RSUD , sehingga semakin baik bukan saja dari penatausahaan keuangan tetapi dari sisi pelayanannya juga. (roy/ary)

SENTANI- Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Yowari, Dr.dr. Petronella Risamasu mengatakan,  salah satu keuntungan besar yang diperoleh dari pihak rumah sakit, setelah diberlakukannya Badan Layanan Usaha Daerah  (BLUD) di RSUD Yowari adalah mampu mengembalikan sekitar 50% dana subsidi untuk operasional layanan di RSUD Yowari ke APBD.

“Saat ini kami telah membiayai operasional rumah sakit,  sekitar 50 sampai 60% dari BLUD, sehingga subsidi pemerintah daerah semakin berkurang,” kata Petronella Risamasu saat dikonfirmasi Cendrawasih Pos di Kantor Bupati Jayapura,  Rabu (29/6).

Dikatakan, Rumah Sakit BLUD, tentunya berpengaruh pada fleksibilitas dan kecepatan pemberian pelayanan dan pengelolaan keuangan.

“Sampai saat ini kami terus berproses,  namun diperlukan kecepatan menjawab. Misalnya RSUD itu memerlukan obat yang sudah habis, supaya segera belanja. Kita juga perlu peralatan apa yang sudah habis dan kita belanja. Tentunya kita harus menyesuaikan dengan peralatan yang ada di rumah sakit mulai dari yang harga murah sampai dengan yang harga mahal. Yang bunyinya miliaran itu kita harus sesuaikan dengan ketersediaan anggaran yang ada. Intinya operasional rumah sakit  akan bisa lebih cepat untuk menjawab kebutuhan di lapangan,” jelasnya.

Baca Juga :  Jumlah Pengangguran Berdasi Capai 7 Ribu sampai 11 Ribu

Diakuinya, sejauh ini  memang BLUD RSUD Yowari masih terus berproses. Pihaknya juga terus membangun komunikasi dan koordinasi dengan stakeholder terkait mulai dari Dinas Kesehatan dan   juga instansi teknis terkait di Bagian Keuangan, Dinas Pendapatan dan  Bappeda, sehingga dalam mekanisme perencanaan tetap. Meskipun mengikuti semangat BLUD,  tetapi tidak boleh keluar dari rambu-rambu aturan yang berlaku.

“Perbedaan, RSUD BLUD dengan Rumah Sakit lainnya adalah fleksibilitas tentunya pelayanan yang jauh semakin baik dan juga rumah sakit semakin mandiri, khususnya dalam membiayai dirinya sendiri,” ujarnya.

Tapi   bukan hanya itu rohnya,  tapi bagaimana supaya  mekanisme, perencanaan dan pembelanjaan itu lebih cepat dan bisa menjawab kebutuhan. Contohnya pada saat merebaknya Covid-19,  maka  penanganannya harus cepat.

Baca Juga :  Salah Paham, Meja Sekolah Bantuan Dinas Pendidikan Dibuang Warga ke Sungai

Untuk mendukung layanan BLUD RSUD ini semakin baik ke depan, tentu dibutuhkan kerjasama dan kekompakan terutama di internal RSUD , sehingga semakin baik bukan saja dari penatausahaan keuangan tetapi dari sisi pelayanannya juga. (roy/ary)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya