Friday, August 22, 2025
22.3 C
Jayapura

Dusun Sagu untuk Ketahanan Pangan, Bukan untuk Dijual

SENTANI- Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, SE, M.Si meminta kepada masyarakat di Kabupaten Jayapura supaya tidak menjual Dusun Sagu. Karena Dusun Sagu ini merupakan satu-satunya pangan lokal yang bisa diandalkan untuk  ketahanan pangan masyarakat.

Hal itu disampaikan Bupati Mathius pada saat peletakan batu pertama pembangunan Rumah Pengolahan Tepung Sagu dan Beras Sagu Helee Wabhouw di Kampung Sereh,Senin (20/7).

Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, SE, M.Si  saat meresmikan Rumah Pengolahan Tepung Sagu dan Beras Sagu Helee Wabhouw di Kampung Sereh, Senin (20/7). ( foto: Robert Cepos)

Hal serupa juga disampaikan oleh Ondofolo  Kampung Sereh, Yanto Eluay.  Dia meminta, dengan adanya pembangunan Rumah Pengelolaan Tepung Sagu di Kampung Sereh ini bisa memberi manfaat tersendiri bagi perekonomian masyarakat setempat.

Baca Juga :  Upaya Penanggulangan Stunting Di Kabupaten Jayapura Gunakan 2 Metode

“Di tengah masa pandemi Covid-19 ini, berbagai hal yang perlu dilakukan selain mengikuti protokol kesehatan, ketersediaan pangan yang cukup juga sangat penting,” ungkapnya.

Lanjut dia, dengan adanya Rumah Pengolahan Tepung Sagu dan Beras Sagu Helle Wabhouw ke depan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat, selain di Kampung Sereh dan umumnya Kabupaten Jayapura.

Dikatakan, saat ini ketersediaan sagu juga harus terintegrasi dengan program budidaya dan penanaman serta penataan Dusun Sagu yang ada di Kabupaten Jayapura.

“Sehingga sagu kedepan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan berkualitas,” ujarnya.

Pihaknya juga berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura yang selalu mendukung program peningkatan ekonomi dan ketahanan pangan dan juga memberikan motivasi bagi masyarakat adat untuk memberdayakan potensi sumber daya alam yang ada di masing-masing wilayah adat untuk peningkatan perekonomian masyarakat.

Baca Juga :  HUT ke-20 Kota Sentani Diwarnai Parade Budaya Nusantara

“Harapan kami, Dusun Sagu jangan lagi dijual, tapi dikelola menjadi sumber pangan untuk kita dan generasi selanjutnya,”tambahnya. (roy/tho)

SENTANI- Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, SE, M.Si meminta kepada masyarakat di Kabupaten Jayapura supaya tidak menjual Dusun Sagu. Karena Dusun Sagu ini merupakan satu-satunya pangan lokal yang bisa diandalkan untuk  ketahanan pangan masyarakat.

Hal itu disampaikan Bupati Mathius pada saat peletakan batu pertama pembangunan Rumah Pengolahan Tepung Sagu dan Beras Sagu Helee Wabhouw di Kampung Sereh,Senin (20/7).

Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, SE, M.Si  saat meresmikan Rumah Pengolahan Tepung Sagu dan Beras Sagu Helee Wabhouw di Kampung Sereh, Senin (20/7). ( foto: Robert Cepos)

Hal serupa juga disampaikan oleh Ondofolo  Kampung Sereh, Yanto Eluay.  Dia meminta, dengan adanya pembangunan Rumah Pengelolaan Tepung Sagu di Kampung Sereh ini bisa memberi manfaat tersendiri bagi perekonomian masyarakat setempat.

Baca Juga :  2022 Tahun Terakhir Pengangkatan Tenaga Honorer di Semua OPD

“Di tengah masa pandemi Covid-19 ini, berbagai hal yang perlu dilakukan selain mengikuti protokol kesehatan, ketersediaan pangan yang cukup juga sangat penting,” ungkapnya.

Lanjut dia, dengan adanya Rumah Pengolahan Tepung Sagu dan Beras Sagu Helle Wabhouw ke depan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat, selain di Kampung Sereh dan umumnya Kabupaten Jayapura.

Dikatakan, saat ini ketersediaan sagu juga harus terintegrasi dengan program budidaya dan penanaman serta penataan Dusun Sagu yang ada di Kabupaten Jayapura.

“Sehingga sagu kedepan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan berkualitas,” ujarnya.

Pihaknya juga berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura yang selalu mendukung program peningkatan ekonomi dan ketahanan pangan dan juga memberikan motivasi bagi masyarakat adat untuk memberdayakan potensi sumber daya alam yang ada di masing-masing wilayah adat untuk peningkatan perekonomian masyarakat.

Baca Juga :  Dukcapil Refocusing Tidak Kurangin Pelayanan Hingga Ke Kampung-Kampung

“Harapan kami, Dusun Sagu jangan lagi dijual, tapi dikelola menjadi sumber pangan untuk kita dan generasi selanjutnya,”tambahnya. (roy/tho)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya