Menurutnya juga beragam mulai dari bubur ayam, bubur kacang hijau, bubur ketan hitam, angka roti, jajanan pasar yang dimulai dari harga Rp 20 ribu – Rp 40 ribu/porsi.
Selain Cafe Kopi Dari Hati, Pemilik Penjual Bubur Ayam dan Gado-gado di Jalan Salatiga Sentani, Nur Hayati menjelaskan, dampak refocusing juga dirasakannya, tidak hanya penurunan daya beli masyarakat, omset juga ikut merosot.
“Kami tidak bisa menaikan harga, meski harga barang naik, mau tidak mau kami harus mampu mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat,” katanya.
Diakuinya, selain membuka jualan lebih pagi, pihaknya juga menerima pesanan, untuk harga dimulai dari Rp 10 ribu- Rp 15 ribu/porsi.
Sementara dari Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Kabupaten Jayapura Bambang Zulhadi membenarkan, kondisi refocusing lebih berat dari Covid.
“Jika dunia perhotelan dan restoran tidak berlomba-lomba mencari pasaran, dan meningkatkan promosi, maka akan sangat sulit, banyak usaha perhotelan dan restoran bisa gulung tikar,” terangnya.
Menurutnya, dengan kondisi seperti ini pemerintah harus berperan aktif menciptakan event-event baik di Kabupaten Jayapura dan sekitarnya,agar dapat membantu hotel, restoran dan rumah makan, untuk tetap hidup. (ana)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos