Friday, April 26, 2024
29.7 C
Jayapura

Warga Minta Pasar Doyo Diaktifkan

SENTANI- Jalan Pasar Lama Sentani seringkali dilanda kemacetan,  terutama di pagi dan sore hari.  Kemacetan ini selain karena tingginya aktivitas lalu lintas kendaraan di jalan itu, juga keberadaan para pedagang kaki lima yang melakukan aktivitas jual beli di pinggir jalan bahkan ada juga yang menggunakan badan jalan.  Oleg karena itu Pemerintah Kabupaten Jayapura melalui dinas terkait diminta mengaktifkan Pasar Doyo yang saat ini mubazir karena tidak digunakan.

“Pasar Doyo di sana itu kan bangunan permanen dan saat ini mubazir. Kalau bisa pemerintah pindahkan aktivitas jual beli yang ada di pasar lama ini ke pasar Doyo, sehingga jalanan ini tidak macet seperti ini,” kata Paulin, salah satu warga di Pasar Lama Sentani, Sabtu (4/6).

Baca Juga :  Sempat Dianiaya, Seorang Tenaga Medis Lolos dari Upaya Pemerkosaan

Dia mengatakan, Pasar Doyo ini dibangun tentunya untuk dimanfaatkan sebagai mana tujuanya dibangun. Namun setelah dibangun, justru tidak digunakan. Disatu sisi ada tempat lain yang justru mengalami kemacetan dan penumpukan aktivitas masyarakat.

“Pasar lama ini sudah tidak layak untuk dijadikan pasar.  Daerah ini harus ditata karena menjadi salah satu bagian dari pusat Kota Sentani,”ujarnya.

Selain aktivitas pedagang yang ditata, pemerintah juga diminta untuk menata drainase, termasuk pemanfaatan trotoar bagi pejalan kaki yang selama ini dialihfungsikan untuk kegiatan perdagangan

“Saluran air juga sudah rusak, ada penumpukan sampah dan lumpur. Selain itu trotoar juga sudah dialihfungsikan. Kalau bisa pemerintah juga bisa melihat masalah ini,” ujarnya yang diamini oleh warga lain.

Baca Juga :  Masih Diganggu KKB, TNI Kawal Pembangunan Jalan Trans Papua

Diketahui, Pemerintah Kabupaten Jayapura sebelumnya telah menganggarkan pekerjaan dan penataan saluran drainase di pasar lama untuk memperbaiki kerusakan yang sudah terjadi sejak lama.  Namun karena adanya persoalan masyarakat adat yang meminta agar pekerjaan saluran itu dikerjakan oleh masyarakat adat, sehingga pemerintah terpaksa mengalihkan pekerjaan yang sudah dianggarkan tahun 2021 itu ke saluran drainase yang ada di Jalan Kehiran. (roy/ary)

SENTANI- Jalan Pasar Lama Sentani seringkali dilanda kemacetan,  terutama di pagi dan sore hari.  Kemacetan ini selain karena tingginya aktivitas lalu lintas kendaraan di jalan itu, juga keberadaan para pedagang kaki lima yang melakukan aktivitas jual beli di pinggir jalan bahkan ada juga yang menggunakan badan jalan.  Oleg karena itu Pemerintah Kabupaten Jayapura melalui dinas terkait diminta mengaktifkan Pasar Doyo yang saat ini mubazir karena tidak digunakan.

“Pasar Doyo di sana itu kan bangunan permanen dan saat ini mubazir. Kalau bisa pemerintah pindahkan aktivitas jual beli yang ada di pasar lama ini ke pasar Doyo, sehingga jalanan ini tidak macet seperti ini,” kata Paulin, salah satu warga di Pasar Lama Sentani, Sabtu (4/6).

Baca Juga :  Sekda Hana Jabat Plh Bupati Jayapura

Dia mengatakan, Pasar Doyo ini dibangun tentunya untuk dimanfaatkan sebagai mana tujuanya dibangun. Namun setelah dibangun, justru tidak digunakan. Disatu sisi ada tempat lain yang justru mengalami kemacetan dan penumpukan aktivitas masyarakat.

“Pasar lama ini sudah tidak layak untuk dijadikan pasar.  Daerah ini harus ditata karena menjadi salah satu bagian dari pusat Kota Sentani,”ujarnya.

Selain aktivitas pedagang yang ditata, pemerintah juga diminta untuk menata drainase, termasuk pemanfaatan trotoar bagi pejalan kaki yang selama ini dialihfungsikan untuk kegiatan perdagangan

“Saluran air juga sudah rusak, ada penumpukan sampah dan lumpur. Selain itu trotoar juga sudah dialihfungsikan. Kalau bisa pemerintah juga bisa melihat masalah ini,” ujarnya yang diamini oleh warga lain.

Baca Juga :  Ganja 3,8 Kg Gagal Diselundupkan

Diketahui, Pemerintah Kabupaten Jayapura sebelumnya telah menganggarkan pekerjaan dan penataan saluran drainase di pasar lama untuk memperbaiki kerusakan yang sudah terjadi sejak lama.  Namun karena adanya persoalan masyarakat adat yang meminta agar pekerjaan saluran itu dikerjakan oleh masyarakat adat, sehingga pemerintah terpaksa mengalihkan pekerjaan yang sudah dianggarkan tahun 2021 itu ke saluran drainase yang ada di Jalan Kehiran. (roy/ary)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya