SENTANI– Sebanyak 35 ekor ternak babi di wilayah Sentani Timur, Kabupaten Jayapura dilakukan depopulasi atau pemusnahan terbatas. Pemusnahan dilakukan karena ternak babi tersebut terinfeksi virus African Swine Fever (ASF). Hal ini dikatakan, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan, Jenny Deda kepada wartawan, Senin (3/6) kemarin.
Diakui, pemusnahan ini sebagai bentuk pencegahan dari pemerintah dan agar ternak babi yang terinfeksi virus ASF tidak menular ke peternakan lainnya.
“Ternak yang dimusnahkan ini karena lokasinya berdekatan dengan kasus ternak babi mati dari bulan Januari hingga Maret 2024 di wilayah Sentani Timur. Jadi agar tidak menyebar, karena jarak 100 meter sangat mudah menyebar virus ASF maka dilakukan pemusnahan,”ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Adorsina Wompere menjelaskan, dari 35 ekor ternak yang dimusnahkan, sebelumnya awal tahun 2024 terjadi kematian puluhan ternak dengan jangka waktu bulan Januari hingga Maret.
“Jadi ternak babi yang dimusnahkan dari sisa ternak masih dalam keadaan hidup yang terinfeksi virus, maka selama enam bulan peternakan di wilayah itu disterilkan,” ucapnya.
Ia berharap peternak babi di Kabupaten Jayapura tidak panik, karena pemerintah terus melakukan langkah pencegahan agar virus African Swine Fever (ASF) supaya tidak berdampak pada seluruh peternak di Papua khusus Kabupaten Jayapura.
“Virus ini tidak menular ke manusia, namun memang dalam beternak babi masyarakat harus menjaga kebersihan kandang dan apabila ada gejala masyarakat dapat melaporkan agar segera dilakukan pencegahan,”tandasnya. (dil/ary)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos