Edward menekankan bahwa pelatihan yang diberikan di Kabupaten Jayapura tidak hanya berfokus pada hard skill, melainkan juga pada aspek strategis lainnya, seperti penguatan sumber daya manusia, pendekatan budaya lokal, serta pembentukan kemampuan soft skill.
“Pasar kerja modern menuntut bukan hanya kemampuan teknis, tetapi juga kemampuan non-teknis seperti kedisiplinan, kepemimpinan, negosiasi, dan kerja sama,” jelasnya.
Ia menyebut bahwa nilai-nilai budaya Papua seperti musyawarah dan gotong royong, merupakan kekuatan besar yang dapat diintegrasikan ke dalam pelatihan kerja untuk membentuk SDM yang tangguh, adaptif, dan memiliki identitas yang kuat atas daerahnya.
Edward juga menyoroti tantangan global yang semakin kompleks, sehingga pengembangan diri menjadi sebuah kewajiban. Para peserta pelatihan, katanya, harus mampu menguasai keterampilan baru, mengubah pola pikir, dan tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi juga pencipta nilai.
“Kami memandang bahwa dengan kompetensi yang mumpuni, tenaga kerja OAP akan memiliki nilai jual yang unik dan mampu bersaing di pasar kerja yang semakin terbuka,” tambahnya.
Ia berharap kegiatan pelatihan ini menjadi bagian dari penguatan kebijakan ketenagakerjaan, sekaligus mendukung pengembangan basis data tenaga kerja yang lebih akurat. Para peserta diminta memanfaatkan pelatihan sebaik mungkin.
“Peserta pelatihan adalah duta perubahan. Seraplah seluruh ilmu dan pengalaman, karena masa depan Papua ada di tangan generasi yang terdidik dan terampil,” tegasnya. (ana/wen)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos