Saturday, April 27, 2024
30.7 C
Jayapura

Distrik Sentani Barat dan Timur Dominasi Temuan Kasus Malaria

SENTANI– Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura melalui ratusan  Kader Malaria  yang ada di kampung-kampung di wilayah Kabupaten Jayapura terus melakukan upaya penemuan  penyakit malaria,  menuju target  eliminasi malaria di Kabupaten Jayapura pada 2025 mendatang.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura,  Edward Sihotang mengatakan, dari sejumlah kegiatan  yang sudah dilakukan belakangan ini,  temuan kasus malaria sudah mencapai sekitar 50 ribuan kasus. Dari jumlah kasus tersebut  terbanyak ditemukan  di wilayah Distrik Sentani Barat dan Distrik Sentani Timur.

“Paling tinggi itu di wilayah satu atau dua. Wilayah Puskesmas Sentani Barat dan Puskesmas Sentani Timur. Kemudian di Puskesmas Sentani Kota, meskipun jumlah penduduk sangat tinggi, tapi kalau di rata-ratakan jauh menurun,” kata Edward Sihotang, Senin (27/1).

Baca Juga :  Komisi DPRD akan Panggil Sejumlah OPD

Selain itu,  yang paling banyak temuan kasus malaria juga   di wilayah pembangunan empat. Seperti di Lereh dan Unurumguay. Wilayah-wilayah tersebut yang saat ini  paling mendapatkan perhatian pihaknya,  dalam hal penanganan kasus malaria .  Kebanyakan daerah yang menjadi basis temuan malaria  dengan kasus paling banyak j ustru terjadi di Distrik Airu.

“Nah paling tinggi itu di Airu, walaupun jumlah pasien 300 an saja, tapi 50 persen yang periksa darah semuanya malaria.,” jelasnya.

Adapun upaya yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura untuk menekan penyebaran malaria di wilayah Kabupaten Jayapura itu yang pertama melakukan pemetaan juga  penentuan kebijakan karena dana terbatas dan pendekatan mengikuti prioritas lokasi. Kemudian  peraturan Bupati Jayapura tentang eliminasi malaria. Itu dulu langkah-langkah kebijakan yang diambil oleh Dinas Kesehatan.

Baca Juga :  Penjual Buah Resah, Penagih Retribusi Tanpa Karcis

“Untuk tahun 2023 dengan program MBS, semua dibiayai Puskesmas. Makanya proses kemarin penemuan kita lakukan menyeluruh. Dari yang sakit hingga tidak ada gejala malaria namun terdeteksi,” jelasnya.

Dia menambahkan,  penanganan penyakit malaria ini tidak hanya sekedar pengobatan tetapi juga memberantas plasmodium dalam darah melalui obat kemudian juga yang paling penting mengatasi plasmodium di lingkungan. (roy/ary)

SENTANI– Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura melalui ratusan  Kader Malaria  yang ada di kampung-kampung di wilayah Kabupaten Jayapura terus melakukan upaya penemuan  penyakit malaria,  menuju target  eliminasi malaria di Kabupaten Jayapura pada 2025 mendatang.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura,  Edward Sihotang mengatakan, dari sejumlah kegiatan  yang sudah dilakukan belakangan ini,  temuan kasus malaria sudah mencapai sekitar 50 ribuan kasus. Dari jumlah kasus tersebut  terbanyak ditemukan  di wilayah Distrik Sentani Barat dan Distrik Sentani Timur.

“Paling tinggi itu di wilayah satu atau dua. Wilayah Puskesmas Sentani Barat dan Puskesmas Sentani Timur. Kemudian di Puskesmas Sentani Kota, meskipun jumlah penduduk sangat tinggi, tapi kalau di rata-ratakan jauh menurun,” kata Edward Sihotang, Senin (27/1).

Baca Juga :  Keberadaan Jembatan Tracking di Yoboi Mampu Menarik Pengunjung

Selain itu,  yang paling banyak temuan kasus malaria juga   di wilayah pembangunan empat. Seperti di Lereh dan Unurumguay. Wilayah-wilayah tersebut yang saat ini  paling mendapatkan perhatian pihaknya,  dalam hal penanganan kasus malaria .  Kebanyakan daerah yang menjadi basis temuan malaria  dengan kasus paling banyak j ustru terjadi di Distrik Airu.

“Nah paling tinggi itu di Airu, walaupun jumlah pasien 300 an saja, tapi 50 persen yang periksa darah semuanya malaria.,” jelasnya.

Adapun upaya yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura untuk menekan penyebaran malaria di wilayah Kabupaten Jayapura itu yang pertama melakukan pemetaan juga  penentuan kebijakan karena dana terbatas dan pendekatan mengikuti prioritas lokasi. Kemudian  peraturan Bupati Jayapura tentang eliminasi malaria. Itu dulu langkah-langkah kebijakan yang diambil oleh Dinas Kesehatan.

Baca Juga :  CBR vs Sedan, Pengendara Motor Kritis

“Untuk tahun 2023 dengan program MBS, semua dibiayai Puskesmas. Makanya proses kemarin penemuan kita lakukan menyeluruh. Dari yang sakit hingga tidak ada gejala malaria namun terdeteksi,” jelasnya.

Dia menambahkan,  penanganan penyakit malaria ini tidak hanya sekedar pengobatan tetapi juga memberantas plasmodium dalam darah melalui obat kemudian juga yang paling penting mengatasi plasmodium di lingkungan. (roy/ary)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya