Monday, December 1, 2025
28.9 C
Jayapura

Muatan Lokal Perlu Masuk Kurikulum Sekolah

SARMI-Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan Kabupaten Sarmi, Yunus Luwunaung, menyampaikan harapannya agar ke depan pelajaran muatan lokal di sekolah-sekolah di Kabupaten Sarmi dapat diterapkan secara lebih maksimal. Hal ini disampaikannya di sela-sela kegiatan pelatihan tenun terfo yang digelar bagi siswa-siswi tingkat SD, SMP, SMA, dan SMK.

Yunus mengatakan bahwa salah satu tujuan utama dari pelatihan seperti tenun terfo ini adalah membekali generasi muda dengan keterampilan berbasis budaya lokal. Oleh karena itu, ia menilai penting agar muatan lokal seperti keterampilan menganyam, pengenalan bahasa daerah, serta seni dan budaya khas Papua menjadi bagian dari kurikulum sekolah.

“Kita punya kekayaan budaya yang luar biasa di Sarmi, termasuk tenun terfo dan bahasa daerah seperti Manirem. Sayang sekali kalau tidak kita ajarkan secara resmi di sekolah. Ini adalah identitas yang harus ditanamkan sejak dini kepada anak-anak kita,” ujarnya kepada media, Jumat (28/11)

Baca Juga :  Tim KKP Survei Lokasi Kampung Nelayan Merah Putih di Sarmi

Menurutnya, pelajaran muatan lokal bukan sekadar pelengkap, tetapi bagian penting dari pendidikan karakter dan budaya. Ia juga menegaskan bahwa penerapan pelajaran muatan lokal akan mendukung pelestarian budaya sekaligus menjadi media pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada para guru yang sudah menunjukkan antusiasme dalam mengikuti pelatihan dan mendampingi siswa selama kegiatan berlangsung. Menurut Yunus, keberhasilan pelatihan ini juga bergantung pada kolaborasi yang kuat antara pihak sekolah dan pemerintah daerah.

SARMI-Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan Kabupaten Sarmi, Yunus Luwunaung, menyampaikan harapannya agar ke depan pelajaran muatan lokal di sekolah-sekolah di Kabupaten Sarmi dapat diterapkan secara lebih maksimal. Hal ini disampaikannya di sela-sela kegiatan pelatihan tenun terfo yang digelar bagi siswa-siswi tingkat SD, SMP, SMA, dan SMK.

Yunus mengatakan bahwa salah satu tujuan utama dari pelatihan seperti tenun terfo ini adalah membekali generasi muda dengan keterampilan berbasis budaya lokal. Oleh karena itu, ia menilai penting agar muatan lokal seperti keterampilan menganyam, pengenalan bahasa daerah, serta seni dan budaya khas Papua menjadi bagian dari kurikulum sekolah.

“Kita punya kekayaan budaya yang luar biasa di Sarmi, termasuk tenun terfo dan bahasa daerah seperti Manirem. Sayang sekali kalau tidak kita ajarkan secara resmi di sekolah. Ini adalah identitas yang harus ditanamkan sejak dini kepada anak-anak kita,” ujarnya kepada media, Jumat (28/11)

Baca Juga :  Terdakwa Pengrusakan Kantor Bupati Waropen Disidang

Menurutnya, pelajaran muatan lokal bukan sekadar pelengkap, tetapi bagian penting dari pendidikan karakter dan budaya. Ia juga menegaskan bahwa penerapan pelajaran muatan lokal akan mendukung pelestarian budaya sekaligus menjadi media pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada para guru yang sudah menunjukkan antusiasme dalam mengikuti pelatihan dan mendampingi siswa selama kegiatan berlangsung. Menurut Yunus, keberhasilan pelatihan ini juga bergantung pada kolaborasi yang kuat antara pihak sekolah dan pemerintah daerah.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya