Dinkes Lanny Pastikan Pasien Tumor Masih Tangungjawabnya
Pasien penyakit tumor, Mekianus Tabuni yang dirawat di RSUD Dok II Jayapura, Selasa (28/7).( FOTO: Noel/Cepos)
JAYAPURA-Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lanny Jaya, Doly Kogoya mengatakan dengan adanya pergantian pengurus baru dalam penanganan Kartu Lanny Jaya Sehat (LJS), maka beberapa tahapan pelayanan belum bisa berjalan maksimal.
“Di LJS ini pengurus semua diganti dan pengurus baru dapat SK di Juni tahun ini, maka sebagian pasien pada tanggal 8 Juli itu mereka dirawat d RS Dian Harapn,” katanya.
Ditanya soal penanganan pasien tumor 13 tahun yang dirujuk ke rumah sakit Dok 2, Doly Kogoya mengatakan hal tersebut belum ditangani kartu LJS, karena masih dalam dalam proses pergantian pengurus. “Masyarakat yang punya LJS itu hanya di Dian Harapan saja,”ujarnya.
Pihaknya belum memperpanjang, dan pada pertengahan Juli semua baru diurus. Sementara pasien anak yang menderita penyakit tumor itu sudah lama mengalami sakit. Karena itu, harus dipahami bahwa mereka ketika ke Wamena, biaya ditangggung dengan Papua Sehat di RSUD Wamena. Jadi KPS juga bisa diklaim di RSUD Dok II, dan untuk pengurus Lanny Jaya Sehat di Wamena juga pengurus yang baru belum masuk. “Ini semua masih dalam transisi,” paparnya.
Menurut Doly Kogoya, semua pasien dipantau, termasuk pasien tumor ini. Namun saat dicek ke rumahnya, pasien ini sudah di Jayapura. “Staf kami di Jayapura yang cek, mereka diganti dan spesimen keuangan belum keluar, maka saya keluarkan kebijakan beri dana Rp 10 Juta untuk makan minum.” terangnya.
Kogoya yang juga Ketua Pokja Kartu Lanny Jaya Sehat itu mengatakan, pemerintah serius tangani masalah kesehatan dengan KLS.
Orang tua dari penderita Tumor Wekianus Tabuni mengatakan anaknya mengalami penderitaan akibat tumor selama tiga tahun. Menurutnya, Kepala Puskesmas Gamelia setelah ada teguran dari keluarga pasien barulah pihak pihak Puskesmas mengontak dan mengirim ke Wamena. Ia mengatakan karena tidak ada perhatian dari pemerintah maka beberapa kebutuhan pasien ia harus lengkapi dengan mengeluarkan dana sendiri yang suda habis puluhan juta. (oel/tri)
Pasien penyakit tumor, Mekianus Tabuni yang dirawat di RSUD Dok II Jayapura, Selasa (28/7).( FOTO: Noel/Cepos)
JAYAPURA-Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lanny Jaya, Doly Kogoya mengatakan dengan adanya pergantian pengurus baru dalam penanganan Kartu Lanny Jaya Sehat (LJS), maka beberapa tahapan pelayanan belum bisa berjalan maksimal.
“Di LJS ini pengurus semua diganti dan pengurus baru dapat SK di Juni tahun ini, maka sebagian pasien pada tanggal 8 Juli itu mereka dirawat d RS Dian Harapn,” katanya.
Ditanya soal penanganan pasien tumor 13 tahun yang dirujuk ke rumah sakit Dok 2, Doly Kogoya mengatakan hal tersebut belum ditangani kartu LJS, karena masih dalam dalam proses pergantian pengurus. “Masyarakat yang punya LJS itu hanya di Dian Harapan saja,”ujarnya.
Pihaknya belum memperpanjang, dan pada pertengahan Juli semua baru diurus. Sementara pasien anak yang menderita penyakit tumor itu sudah lama mengalami sakit. Karena itu, harus dipahami bahwa mereka ketika ke Wamena, biaya ditangggung dengan Papua Sehat di RSUD Wamena. Jadi KPS juga bisa diklaim di RSUD Dok II, dan untuk pengurus Lanny Jaya Sehat di Wamena juga pengurus yang baru belum masuk. “Ini semua masih dalam transisi,” paparnya.
Menurut Doly Kogoya, semua pasien dipantau, termasuk pasien tumor ini. Namun saat dicek ke rumahnya, pasien ini sudah di Jayapura. “Staf kami di Jayapura yang cek, mereka diganti dan spesimen keuangan belum keluar, maka saya keluarkan kebijakan beri dana Rp 10 Juta untuk makan minum.” terangnya.
Kogoya yang juga Ketua Pokja Kartu Lanny Jaya Sehat itu mengatakan, pemerintah serius tangani masalah kesehatan dengan KLS.
Orang tua dari penderita Tumor Wekianus Tabuni mengatakan anaknya mengalami penderitaan akibat tumor selama tiga tahun. Menurutnya, Kepala Puskesmas Gamelia setelah ada teguran dari keluarga pasien barulah pihak pihak Puskesmas mengontak dan mengirim ke Wamena. Ia mengatakan karena tidak ada perhatian dari pemerintah maka beberapa kebutuhan pasien ia harus lengkapi dengan mengeluarkan dana sendiri yang suda habis puluhan juta. (oel/tri)