JAYAPURA-Hingga saat ini Aparat TNI- Polri terus mencari keberadaan Pilot Susi Air, yang disandera oleh gerombolan KST sejak selasa (7/2), lalu. Pihak TNI/Polri pun berhasil menguasi Camp Camp dari kelompok KST di Wilayah Nduga.
Danrem 172/PWY, Brigadir Jenderal TNI J. O Sembiring, menyampaikan didalam Camp Camp milik Gerombolan KST tersebut pihaknya menemukan banyak barang bukti, berupa dokumen dokumen penting yang berisikan bukti aksi KST selama ini.
Dikatakan dari bukti yang ada mengetahui jika selama ini Egianus Kogoya selalu saja melakukan tindakan biadab, dimana ia selalu menjadikan anak anak dan juga perempuan sebagai tameng untuk berlindung diri.
“Selama ini Egianus Koyoga dalam melancarkan aksinya selalu menjadikan warga sipil bahkan anak anak sebagai tameng untuk melindungi dirinya. Bahkan iapun tak segan membunuh, dan memperkosa warga sipil yang tak berdosa,” kata Danrem rabu, (22/2).
Danrem, menambahkan Egianus Kogoya selama ini selalu jadikan tindakan biadab tersebut sebagai kedok untuk berlindung dibalik pelanggaran HAM. Namun hal tersebut tak bisa dipungkiri, karena bukti atas tindakannya selama ini yang begitu kejam membunuh dan memperkosa warga sipil, serta menembak maupun menyerang Aparat TNI Polri menunjukkan Egianus Kogoya sebagai pelanggar HAM sesungguhnya.
Dikatakan bahwa tindakan keji yang dilakukan Egianus Kogoya selama ini bagian dari upaya untuk merusak citra TNI Polri di masyarakat.
“Selam ini ia sering kali membunuh dan meperkosa waega sipil, lalu kemudian hal tersebut ia buatkan isu bahwa yang membunuh masyarakat sipil adalah aparat TNI Polri, padahal dia sendiri yang melakukan tindakan bejat itu,” ungkap
J. O Sembiring.
Iapun mengatakan sejak lama pihaknya mengetahui hal ini, bahwa anak anak dan kaum perempuan dijadikan tameng hidup oleh kelompok KST. Bahkan menurut J. O Sembiring sejak tahun 2017 ada banyak korban atas tindakan bejat yang dilakukan oleh KST.
Namun sayangnya cara justru yang terjadi KST menciptakan opini kepada khalayak luas bahwa Aparat TNI Polri sebagai pelaku penembakan warga sipil.
“Prajurit TNI Polri sudah terlatih, mengerti mana yang perlu dilakukan dan mana yang tidak perlu dilakukan. HAM menjadi pedoman Prajurit dalam bertugas, karena itulah pijakan kami sebagai Prajurit dalam pelaksanaan tugas dilapangan, khususnya dalam penegakan hukum tahun 2023 di wilayah Nduga dan sekitarnya yang saat ini sedang berlangsung,” kata Danrem.
“Kami Tim Gabungan TNI Polri mohon doa dan dukungannya, agar operasi penegakan Hukum yang saat ini berjalan dapat berhasil, dan prajurit TNI Polri beserta Pilot Susi Air dapat ditemukan dalam keadaan selamat,” tutup Danrem 172/PWY. (rel)