Friday, April 19, 2024
27.7 C
Jayapura

Dicurigai Gejalanya, Baru Diperiksa Varian Delta

WAMENA-Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayawijaya Dr. Willy Mambieuw,Sp.B mengaku  untuk mendeteksi Covid-19 varian Delta, memang harus menggunakan CT Scan. Meski  alat itu sudah dimiliki oleh RSUD Wamena,  namun dokter yang mengoperasikan alat itu belum berada di Wamena lantaran terkendala penerbangan penumpang yang ditutup sementara.

  “Kalau kita melakukan pendeteksian terhadap varian baru ini, tergantung dari teman -teman yang ada di lapangan seperti di puskesmas. Kalau ada warga yang datang dengan keluhan gejala berat  yang merujuk ke varian baru, maka akan dirujuk ke RSUD Wamena untuk melakukan pemeriksaan dan spesimennya bisa dikirim atau diperiksa sendiri di sana,” jelasnya.

  Menurut dokter Willy, hingga kemarin memang belum ada laporan tentang adanya varian baru Covid-19 di Jayawijaya dari tenaga kesehatan yang ada di lapangan. Pada umumnya memang gejalanya sama dengan yang saat ini, akan tetapi yang membedakan hanya waktu untuk Covid-19 varian Delta ini menunjukkan gejala lebih cepat dibandingkan yang saat ini.

Baca Juga :  Di Peguteng, Uang Tak Layak Edar Masih Tinggi

  “Kendala kami juga banyak pasien tidak jujur dalam memberikan keterangan kepada petugas  tentang kontak -kontaknya dengan siapa dan merasakan gejala-gejala berapa lama, ini yang selalu tak pernah ada kejujuran,”ungkap dokter Willy.

  Ia juga menyatakan masalah kejujuran ini juga mempengaruhi tingkat berkembangnya penyebaran Covid -19 di Jayawijaya. Warga yang kontak langsung itu biasanya lebih memilih diam di rumah dengan jangka waktu tertentu hingga ia bergejala terlebih dulu baru mau memeriksakan diri, namun kalau seperti ini terlambat karena sudah menyebarkan ke orang lain lagi.

  “Biasanya kalau ada kontak langsung atau baru datang dari luar tidak ada yang melakukan pemeriksaan maupun melakukan karantina mandiri, terkadang lebih banyak menunggu hingga bergejala dulu baru memeriksakan diri, akibatnya keluarga dekatnya juga ditularkan,” bebernya.

Baca Juga :  Tak Semua SPDP Jadi Berkas Perkara

  Secara terpisah Direktur RSUD Wamena dr. Felly Sahureka, Mkes mengakui jika untuk pemeriksaan Covid-19 Varian Delta, selama ini belum ada pemeriksaan, pihaknya akan melakukan pemeriksaan atau mengirim sampel ke Litbangkes Jayapura dengan kriteria sampel yang ditentukan dari infeksi dengan gejala berat.

  “Untuk kriteria lain guna melakukan pemeriksaan Covid -19 Varian delta ketika pasien sudah divaksinasi namun terinfeksi berat, khusus untuk anak -anak akan dilakukan pemeriksaan jika CT-nya rendah atau berat,  serta penyebarannya masif,”beber Direktur RSUD Wamena kepada Cenderawasih Pos.

  Sementara itu dari data yang dihimpun Cenderawasih Pos dari tim gugus percepatan penanganan Covid -19 Jayawijaya  jumlah pasien saat ini 291 orang, sementara yang meninggal sudah ada 10 orang. (jo/tri)

WAMENA-Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayawijaya Dr. Willy Mambieuw,Sp.B mengaku  untuk mendeteksi Covid-19 varian Delta, memang harus menggunakan CT Scan. Meski  alat itu sudah dimiliki oleh RSUD Wamena,  namun dokter yang mengoperasikan alat itu belum berada di Wamena lantaran terkendala penerbangan penumpang yang ditutup sementara.

  “Kalau kita melakukan pendeteksian terhadap varian baru ini, tergantung dari teman -teman yang ada di lapangan seperti di puskesmas. Kalau ada warga yang datang dengan keluhan gejala berat  yang merujuk ke varian baru, maka akan dirujuk ke RSUD Wamena untuk melakukan pemeriksaan dan spesimennya bisa dikirim atau diperiksa sendiri di sana,” jelasnya.

  Menurut dokter Willy, hingga kemarin memang belum ada laporan tentang adanya varian baru Covid-19 di Jayawijaya dari tenaga kesehatan yang ada di lapangan. Pada umumnya memang gejalanya sama dengan yang saat ini, akan tetapi yang membedakan hanya waktu untuk Covid-19 varian Delta ini menunjukkan gejala lebih cepat dibandingkan yang saat ini.

Baca Juga :  Tak Semua SPDP Jadi Berkas Perkara

  “Kendala kami juga banyak pasien tidak jujur dalam memberikan keterangan kepada petugas  tentang kontak -kontaknya dengan siapa dan merasakan gejala-gejala berapa lama, ini yang selalu tak pernah ada kejujuran,”ungkap dokter Willy.

  Ia juga menyatakan masalah kejujuran ini juga mempengaruhi tingkat berkembangnya penyebaran Covid -19 di Jayawijaya. Warga yang kontak langsung itu biasanya lebih memilih diam di rumah dengan jangka waktu tertentu hingga ia bergejala terlebih dulu baru mau memeriksakan diri, namun kalau seperti ini terlambat karena sudah menyebarkan ke orang lain lagi.

  “Biasanya kalau ada kontak langsung atau baru datang dari luar tidak ada yang melakukan pemeriksaan maupun melakukan karantina mandiri, terkadang lebih banyak menunggu hingga bergejala dulu baru memeriksakan diri, akibatnya keluarga dekatnya juga ditularkan,” bebernya.

Baca Juga :  Gelar Training Pemetaan Gunakan Drone

  Secara terpisah Direktur RSUD Wamena dr. Felly Sahureka, Mkes mengakui jika untuk pemeriksaan Covid-19 Varian Delta, selama ini belum ada pemeriksaan, pihaknya akan melakukan pemeriksaan atau mengirim sampel ke Litbangkes Jayapura dengan kriteria sampel yang ditentukan dari infeksi dengan gejala berat.

  “Untuk kriteria lain guna melakukan pemeriksaan Covid -19 Varian delta ketika pasien sudah divaksinasi namun terinfeksi berat, khusus untuk anak -anak akan dilakukan pemeriksaan jika CT-nya rendah atau berat,  serta penyebarannya masif,”beber Direktur RSUD Wamena kepada Cenderawasih Pos.

  Sementara itu dari data yang dihimpun Cenderawasih Pos dari tim gugus percepatan penanganan Covid -19 Jayawijaya  jumlah pasien saat ini 291 orang, sementara yang meninggal sudah ada 10 orang. (jo/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya