Sunday, April 28, 2024
27.7 C
Jayapura

Rawan Banjir, Tapi Belum ada Desa Siaga Bencana 

Sejumlah lahan perkebunan masyarakat yang rusak akibat bencana banjir beberapa waktu lalu. Untuk meminimalisir korban akibat bencana, diharapkan bisa dibentuk Kampung Siaga Bencana. ( FOTO:Denny/ Cepos )

WAMENA-Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Jayawijaya, Petrus Mahuze mengaku hingga saat ini Kabupaten Jayawijaya  belum memiliki desa atau kampung siaga bencana, padahal pemukiman atau kapung di  wilayah sepanjang aliran  Kali Baliem rawan terkena bencana banjir.

   Menurut Petrus, Kabupaten Jayawijaya sudah memiliki peta kawasan-kawasan rawan banjir, karena itu ke depan memang harus dibentuk Desa atau Kampung Siaga Bencana berdasarkan kawasan yang sering kali terjadi banjir.

   “Secara teknis kita belum ada desa siaga bencana, tetapi berharap kita harus membentuk desa siaga bencana berdasarkan kawasan-kawasan yang tadi kita petakan itu. Macam contoh di Musftak, Yiwika, itu sebenarnya kawasan-kawasan yang kita petakan sebagai kawasan bencana banjir akibat curah hujan tinggi dan meluapnya Sungai Baliem,” ungkapnya Selasa (20/4) kemarin

Baca Juga :  Panggil BKD, Bupati Ingin Lihat Persiapan Pelaksanan ujian CAT Untuk Honorer K2

  Petrus mengakui secara teknis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang memiliki tugas terkait pencegahan maupun penanganan bencana, namun pihaknya selalu mendukung melalui program yang diajukan organisasi perangkat daerah tersebut.

  “Kita di Jayawijaya kan rawan banjir. Jadi kawasan-kawasan yang dipetakan itu sudah kita informasikan lewat BPBD, sehinga eksen teknis ada di mereka. Artinya dari sisi program kami tetap mendukung langkah yang dilakukan mengatasi bencana banjir ini,” jelasnya.

  Dengan adanya desa siaga bencana maupun pelatihan kepada masyarakat di kawasan bencana, masyarakat dan pemerintah bisa meminimalisir korban harta benda maupun korban jiwa atau meminimalisir  dampak dari banjir itu sendiri.

  “Kita harapkan ada desa siaga  bencana yang dibentuk, khususnya dari wilayah yang rawan banjir atau dilakukan pelatihan kepada masyarakat agar memiliki pengetahuan untuk melakukan antisipasi agar tidak banyak korban,”kata Petrus

Baca Juga :  Pasca Penembakan, Pengamanan Pasar Jadi Atensi

  Sebelumnya Pemerintah Jayawijaya menyebutkan warga 23 distrik di kabupaten ini terkena bencana banjir dan tanah longsor menyusul  tingginya curah hujan sejak Februari hingga Maret 2021. Pemerintah kemudian mendata jumlah korban serta mendistribusikan bantuan sembilan bahan pokok (sembako) kepada korban banjir

  Namun sampai saat ini hujan masih terus mengguyur Jayawijaya dan sekitarnya di malam hari dengan intensitas sedang, sehingga warga yang ingin berkebun juga masih ragu untuk melakukan aktifitasnya khususnya bercocok tanam. (jo/tri)

Sejumlah lahan perkebunan masyarakat yang rusak akibat bencana banjir beberapa waktu lalu. Untuk meminimalisir korban akibat bencana, diharapkan bisa dibentuk Kampung Siaga Bencana. ( FOTO:Denny/ Cepos )

WAMENA-Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Jayawijaya, Petrus Mahuze mengaku hingga saat ini Kabupaten Jayawijaya  belum memiliki desa atau kampung siaga bencana, padahal pemukiman atau kapung di  wilayah sepanjang aliran  Kali Baliem rawan terkena bencana banjir.

   Menurut Petrus, Kabupaten Jayawijaya sudah memiliki peta kawasan-kawasan rawan banjir, karena itu ke depan memang harus dibentuk Desa atau Kampung Siaga Bencana berdasarkan kawasan yang sering kali terjadi banjir.

   “Secara teknis kita belum ada desa siaga bencana, tetapi berharap kita harus membentuk desa siaga bencana berdasarkan kawasan-kawasan yang tadi kita petakan itu. Macam contoh di Musftak, Yiwika, itu sebenarnya kawasan-kawasan yang kita petakan sebagai kawasan bencana banjir akibat curah hujan tinggi dan meluapnya Sungai Baliem,” ungkapnya Selasa (20/4) kemarin

Baca Juga :  Pelaku Penikaman Istri, Ditangkap

  Petrus mengakui secara teknis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang memiliki tugas terkait pencegahan maupun penanganan bencana, namun pihaknya selalu mendukung melalui program yang diajukan organisasi perangkat daerah tersebut.

  “Kita di Jayawijaya kan rawan banjir. Jadi kawasan-kawasan yang dipetakan itu sudah kita informasikan lewat BPBD, sehinga eksen teknis ada di mereka. Artinya dari sisi program kami tetap mendukung langkah yang dilakukan mengatasi bencana banjir ini,” jelasnya.

  Dengan adanya desa siaga bencana maupun pelatihan kepada masyarakat di kawasan bencana, masyarakat dan pemerintah bisa meminimalisir korban harta benda maupun korban jiwa atau meminimalisir  dampak dari banjir itu sendiri.

  “Kita harapkan ada desa siaga  bencana yang dibentuk, khususnya dari wilayah yang rawan banjir atau dilakukan pelatihan kepada masyarakat agar memiliki pengetahuan untuk melakukan antisipasi agar tidak banyak korban,”kata Petrus

Baca Juga :  Bersihkan Kota Wamena dari Penyakit Masyarakat

  Sebelumnya Pemerintah Jayawijaya menyebutkan warga 23 distrik di kabupaten ini terkena bencana banjir dan tanah longsor menyusul  tingginya curah hujan sejak Februari hingga Maret 2021. Pemerintah kemudian mendata jumlah korban serta mendistribusikan bantuan sembilan bahan pokok (sembako) kepada korban banjir

  Namun sampai saat ini hujan masih terus mengguyur Jayawijaya dan sekitarnya di malam hari dengan intensitas sedang, sehingga warga yang ingin berkebun juga masih ragu untuk melakukan aktifitasnya khususnya bercocok tanam. (jo/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya