Sunday, April 28, 2024
24.7 C
Jayapura

Tidak Emergency, Rapid Test Warga Dibatasi 100 Orang

Tempat Pelayanan Rapid Test yang ada di Laboratorium RSUD Wamena. ( FOTO: Denny/ Cepos)

WAMENA-Direktur RSUD Wamena dr. Felly Sahureka, Mkes mengaku pihaknya memang melakukan pembatasan warga yang ingin melakukan rapid test untuk kepentingan penerbangan keluar dari Wamena. Dimana dalam satu hari dibatasi  100 orang, namun pihaknya masih tetap melayani warga yang sifatnya emergency atau darurat, harus keluar dari Wamena.

   “Jadi 100 orang yang dibatasi itu yang tidak emergency, sedangkan kami masih melayani warga yang sifatnya emergency, perlu dicatat jika warga yang membutuhkan pelayanan emergency untuk rapid test, sehari saja bisa mencapai 50 orang,“ ungkapnya kepada Cenderawasih Pos, Rabu (16/12) kemarin.

  Dikatakan, belum lagi petugasnya harus melayani pasien yang masuk ke RSUD Wamena yang ada di Polikklinik Rumah sakit yang sebelum masuk di perawatan hasus dilakukan rapid test.  Jadi kalau  dirata -ratakan dalam sehari itu petugasnya bisa melakukan rapid test mencapai 250 orang. 

Baca Juga :  UMKM dari 12 Distrik Dilatih Kemudahan Berusaha

  “Rumah sakit ini pelayanan 24 jam dan mempunyai pasien ratusan belum lagi pasien polik yang semua harus dilayani periksa lab untuk kepentingan diagnosa, maka dokter memutuskan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium, kami melayani dari pagi hingga pukul 14.00  WIT baru istirahat, waktu makan petugas kami saja terlewati hanya untuk melayani rapid,” kata dr. Felly Sahureka.

  Untuk masalah yang kedua, lanjut  dr Felly, usai istirahat petugas kembali membuka pelayanan dari pukul 14.00 WIT sampai pukul 17.00 WIT. Awalnya memang jalan seperti itu, namun petugas yang masuk dinas pagi itu bisa pulang kembali   pukul 19.00 WIT untuk menyelesaikan surat jalan yang harus dilengkapi  dengan hasil rapid test.

   “Jadi tolong warga mengerti, sebenarnya rumah sakit itu hanya melayani pasien untuk rapid test, bukan melayani orang yang mau berangkat, tetapi kami sudah mentolerir untuk membantu tim gugus, teman -teman yang ada di puskesmas, kami saling kerjasama karena satu tim untuk saling mengisi keterbatasan,”bebernya.

Baca Juga :  Tunjukkan Gejala Klinis Harus Periksa

   Ia berharap ada pengertian dari masyarakat, dimana seharusnya kalau ingin berangkat alurnya itu tidak membeli tiket dulu, tetapi harus rapid tes dulu baru beli tiket. Namun yang terjadi terbalik, sehingga yang datang   periksa rapid ke RSUD Wamena itu berkelahi dengan petugas, dengan alasan sudah mempunyai tiket dan harus berangkat cepat, sehingga hasil rapidnya juga harus dikeluarkan cepat.

  “Tidak bisa seperti itu, kami punya prosedur kerja dan membutuhkan waktu untuk hasil rapid tes itu keluar, sehingga tolong warga mengerti dan mengikuti alur yang sudah dikeluarkan tim gugus percepatan penanganan Covid -19 Jayawijaya, agar jangan hanya bisa memojokan satu pihak,”bebernya.(jo/tri)   

Tempat Pelayanan Rapid Test yang ada di Laboratorium RSUD Wamena. ( FOTO: Denny/ Cepos)

WAMENA-Direktur RSUD Wamena dr. Felly Sahureka, Mkes mengaku pihaknya memang melakukan pembatasan warga yang ingin melakukan rapid test untuk kepentingan penerbangan keluar dari Wamena. Dimana dalam satu hari dibatasi  100 orang, namun pihaknya masih tetap melayani warga yang sifatnya emergency atau darurat, harus keluar dari Wamena.

   “Jadi 100 orang yang dibatasi itu yang tidak emergency, sedangkan kami masih melayani warga yang sifatnya emergency, perlu dicatat jika warga yang membutuhkan pelayanan emergency untuk rapid test, sehari saja bisa mencapai 50 orang,“ ungkapnya kepada Cenderawasih Pos, Rabu (16/12) kemarin.

  Dikatakan, belum lagi petugasnya harus melayani pasien yang masuk ke RSUD Wamena yang ada di Polikklinik Rumah sakit yang sebelum masuk di perawatan hasus dilakukan rapid test.  Jadi kalau  dirata -ratakan dalam sehari itu petugasnya bisa melakukan rapid test mencapai 250 orang. 

Baca Juga :  Pemerintah Tidak Sembarang Ambil Tanah Hak Ulayat

  “Rumah sakit ini pelayanan 24 jam dan mempunyai pasien ratusan belum lagi pasien polik yang semua harus dilayani periksa lab untuk kepentingan diagnosa, maka dokter memutuskan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium, kami melayani dari pagi hingga pukul 14.00  WIT baru istirahat, waktu makan petugas kami saja terlewati hanya untuk melayani rapid,” kata dr. Felly Sahureka.

  Untuk masalah yang kedua, lanjut  dr Felly, usai istirahat petugas kembali membuka pelayanan dari pukul 14.00 WIT sampai pukul 17.00 WIT. Awalnya memang jalan seperti itu, namun petugas yang masuk dinas pagi itu bisa pulang kembali   pukul 19.00 WIT untuk menyelesaikan surat jalan yang harus dilengkapi  dengan hasil rapid test.

   “Jadi tolong warga mengerti, sebenarnya rumah sakit itu hanya melayani pasien untuk rapid test, bukan melayani orang yang mau berangkat, tetapi kami sudah mentolerir untuk membantu tim gugus, teman -teman yang ada di puskesmas, kami saling kerjasama karena satu tim untuk saling mengisi keterbatasan,”bebernya.

Baca Juga :  Tunjukkan Gejala Klinis Harus Periksa

   Ia berharap ada pengertian dari masyarakat, dimana seharusnya kalau ingin berangkat alurnya itu tidak membeli tiket dulu, tetapi harus rapid tes dulu baru beli tiket. Namun yang terjadi terbalik, sehingga yang datang   periksa rapid ke RSUD Wamena itu berkelahi dengan petugas, dengan alasan sudah mempunyai tiket dan harus berangkat cepat, sehingga hasil rapidnya juga harus dikeluarkan cepat.

  “Tidak bisa seperti itu, kami punya prosedur kerja dan membutuhkan waktu untuk hasil rapid tes itu keluar, sehingga tolong warga mengerti dan mengikuti alur yang sudah dikeluarkan tim gugus percepatan penanganan Covid -19 Jayawijaya, agar jangan hanya bisa memojokan satu pihak,”bebernya.(jo/tri)   

Berita Terbaru

Artikel Lainnya