Masyarakat dari Kelompok Tani 3 W Kampung Yagara saat mulai membuka 15 Hektar Kebun untuk mengantisipasi kekurangan Pangan di Pegunungan Tengah Papua. (FOTO: Denny/ Cepos )
WAMENA-Ketua Tim Gugus Penanganan Covid -19 Lapago Marthin Yogobi menegaskan setelah selesainya Pandemi Covid -19 nanti, diperkirakan akan terjadi kekurangan bahan pangan. Karena itu, relawan harus turun kembali ke Kampung dan Distrik Untuk mengajak masyarakat berkebun,
“Ini diperediksikan kita bisa kekurangan pangan, sehingga khusus untuk kita di wilayah Lapago kami minta kepada seluruh kepala daerah dan relawan bisa mengajak kembali masyarakat kembali untuk berkebun sesuai dengan budaya kearifan lokal yang ada di Wilayah Lapago,”ungkapnya Sabtu (9/5) kemarin.
Wakil Bupati Jayawijaya juga mengaku saat ini Bulog Wamena sudah mulai membatasi pembelian beras di atas 4 Ton, namun masih melayani pembelian beras di bawah 4 Ton. Hal ini belum diketahui kendala yang dialami seperti apa, oleh karena itu masyarakat harus kembali ke kebun.
“Sekarang ini ketergantungan akan beras ini tak hanya dirasakan masyarakat, sampai -sampai Wam (Babi) yang dipelihara juga sudah tak mau memakan pangan lokal seperti hipere, ia hanya mau makan nasi, ini masalah,”jelasnya
Salah seorang penani di Wilayah Kampung Yagara Distrik Welesi Ishak Wuka mengatakan untuk saat ini ia bersama kelompok petani 3 W, (WIN, WAM, WENE) untuk mengantisipasi kekurangan pangan yang bisa terjadi kapan saja dan menimbulkan kelaparan, ia telah membentuk satu kelompok untuk mengembangkan sektor pertanian lokal. (jo/tri)
Masyarakat dari Kelompok Tani 3 W Kampung Yagara saat mulai membuka 15 Hektar Kebun untuk mengantisipasi kekurangan Pangan di Pegunungan Tengah Papua. (FOTO: Denny/ Cepos )
WAMENA-Ketua Tim Gugus Penanganan Covid -19 Lapago Marthin Yogobi menegaskan setelah selesainya Pandemi Covid -19 nanti, diperkirakan akan terjadi kekurangan bahan pangan. Karena itu, relawan harus turun kembali ke Kampung dan Distrik Untuk mengajak masyarakat berkebun,
“Ini diperediksikan kita bisa kekurangan pangan, sehingga khusus untuk kita di wilayah Lapago kami minta kepada seluruh kepala daerah dan relawan bisa mengajak kembali masyarakat kembali untuk berkebun sesuai dengan budaya kearifan lokal yang ada di Wilayah Lapago,”ungkapnya Sabtu (9/5) kemarin.
Wakil Bupati Jayawijaya juga mengaku saat ini Bulog Wamena sudah mulai membatasi pembelian beras di atas 4 Ton, namun masih melayani pembelian beras di bawah 4 Ton. Hal ini belum diketahui kendala yang dialami seperti apa, oleh karena itu masyarakat harus kembali ke kebun.
“Sekarang ini ketergantungan akan beras ini tak hanya dirasakan masyarakat, sampai -sampai Wam (Babi) yang dipelihara juga sudah tak mau memakan pangan lokal seperti hipere, ia hanya mau makan nasi, ini masalah,”jelasnya
Salah seorang penani di Wilayah Kampung Yagara Distrik Welesi Ishak Wuka mengatakan untuk saat ini ia bersama kelompok petani 3 W, (WIN, WAM, WENE) untuk mengantisipasi kekurangan pangan yang bisa terjadi kapan saja dan menimbulkan kelaparan, ia telah membentuk satu kelompok untuk mengembangkan sektor pertanian lokal. (jo/tri)