Thursday, December 5, 2024
23.7 C
Jayapura

Badan Akreditasi Nasional Survei 60 Sekolah di Jayawijaya

WAMENA-Sebanyak 60 sekolah mulai dari tingkat SD, SMP, SMA/SMK di Kabupaten Jayawijaya, disurvei oleh tim Badan Akreditasi Nasional, Kementerian Pendidikan, Ristek dan Teknologi RI, guna diberikan akreditasi.

Hal ini dilakukan agar apabila siswa dari sekolah yang sudah akreditasi ini melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, maka akan dipermudah, sebab saat ini untuk masuk ke perguruan tinggi, diperlukan sertifikat akreditasi dari sekolah.

    Koordinator Badan Akreditasi Nasional Kementerian Pendidikan Riset dan Teknologi RI, Dr. Semi Darius Kainara, M. Pd mengakui, pihaknya telah melaksanakan akreditasi ke tiap sekolah, mulai jenjang, SD, SMP dan SMA/SMK se-Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan selama 20 hari, terhitung sejak 22 Mei hingga 4 Juni.

“Sasaran akreditasi khusus di Kabupaten Jayawijaya sendiri itu terdiri dari 60 sekolah dari tingkat SD, SMP sampai SMA/SMK, semua ini dibagi dalam 3 tahap, yakni tahap pertama di Jayawijaya mendapat kuota 8 sekolah sudah dilaksanakan dan hasilnya sudah keluar,” ungkapnya, Jumat (9/6) kemarin.

Baca Juga :  Pemda Jayawijaya Siapkan Materi RAPBD 2022

Menurutnya, tahap kedua Jayawijaya mendapatkan kuota 10 sekolah yang teridiri dari 7 SMA/SMK sederajat yakni, SMK Kristen Baliem Terpadu, SMA Negeri Wamena, SMA Yapesili Parawita Wamena, SMK Yos Sudarso Ninabua Teknologi Wamena, SMK Yapis Wamena, SMK Negeri 1 Pariwisata Wamena dan SMK YPK Lachairoh Wamena.

“Sementara jenjang SMP yakni, SMP Tiranus Wamena, SMP Yapesli Wamena dan SMP YPK Laheroi Wamena serta SMP YPK Wamena.” jelasnya

Dikatakan, dari sekolah -sekolah ini dilihat, khususnya jenjang SMA akreditasi ini sangat penting sekali karena di jaman saat ini, hampir semua kampus bagi siswa yang baru lulus itu perlu membawa sertifikat akreditasi dari sekolah asalnya untuk melakukan pendaftaran ke jenjang yang lebih tinggi.

 “Sesuai pengalaman, contohnya di Kampus Poltekes Kesehatan Wamena itu masih melilhat ada lulusan dari sekolah asal akreditasinya C, tetapi mau menerima, masih mempertimbangkan di terima atau tidak, oleh karena itu, kita dorong ke sekolah -sekolah untuk bisa melakukan akreditasi ataupun reakreditasi jika masa akreridatasinya habis,”kata Semi Darius Kainara.

Baca Juga :  Restui  Proses Belajar Mengajar di Merauke Jadi 5 Hari 

Ia melihat, ada beberapa sekolah yang masih belum paham tentang akreditasi ini, sehingga masih acuh kalau dibilang tentang pentingnya akreditasi ini, oleh sebab itu, Badan Akreditasi Nasional sedang mendorong sekolah untuk memenuhi kriteria -kriteria itu agar dapat diakreditasi.

“Jika tidak terpenuhi maka siswa tamatan 5 tahun ke depan akan terimbas ke mereka saat mendaftarkan di perguruan tinggi, mungkin tidak diterima karena sekolahnya belum diakreditasi,” bebernya.

Olah karena itu, pihaknya berharap khususnya di Kabupaten Jayawijaya dan Provinsi Papua Pegunungan pada umumnya dapat dimengerti tentang point ini, sehingga dari dinas terkait maupun dari sekolah itu sendiri bisa saling membantu dalam proses akreditasi ini.(jo/tho)

WAMENA-Sebanyak 60 sekolah mulai dari tingkat SD, SMP, SMA/SMK di Kabupaten Jayawijaya, disurvei oleh tim Badan Akreditasi Nasional, Kementerian Pendidikan, Ristek dan Teknologi RI, guna diberikan akreditasi.

Hal ini dilakukan agar apabila siswa dari sekolah yang sudah akreditasi ini melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, maka akan dipermudah, sebab saat ini untuk masuk ke perguruan tinggi, diperlukan sertifikat akreditasi dari sekolah.

    Koordinator Badan Akreditasi Nasional Kementerian Pendidikan Riset dan Teknologi RI, Dr. Semi Darius Kainara, M. Pd mengakui, pihaknya telah melaksanakan akreditasi ke tiap sekolah, mulai jenjang, SD, SMP dan SMA/SMK se-Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan selama 20 hari, terhitung sejak 22 Mei hingga 4 Juni.

“Sasaran akreditasi khusus di Kabupaten Jayawijaya sendiri itu terdiri dari 60 sekolah dari tingkat SD, SMP sampai SMA/SMK, semua ini dibagi dalam 3 tahap, yakni tahap pertama di Jayawijaya mendapat kuota 8 sekolah sudah dilaksanakan dan hasilnya sudah keluar,” ungkapnya, Jumat (9/6) kemarin.

Baca Juga :  Program Keladi Sagu, Tingkatkan Kesehatan Masyarakat Pegunungan Bintang

Menurutnya, tahap kedua Jayawijaya mendapatkan kuota 10 sekolah yang teridiri dari 7 SMA/SMK sederajat yakni, SMK Kristen Baliem Terpadu, SMA Negeri Wamena, SMA Yapesili Parawita Wamena, SMK Yos Sudarso Ninabua Teknologi Wamena, SMK Yapis Wamena, SMK Negeri 1 Pariwisata Wamena dan SMK YPK Lachairoh Wamena.

“Sementara jenjang SMP yakni, SMP Tiranus Wamena, SMP Yapesli Wamena dan SMP YPK Laheroi Wamena serta SMP YPK Wamena.” jelasnya

Dikatakan, dari sekolah -sekolah ini dilihat, khususnya jenjang SMA akreditasi ini sangat penting sekali karena di jaman saat ini, hampir semua kampus bagi siswa yang baru lulus itu perlu membawa sertifikat akreditasi dari sekolah asalnya untuk melakukan pendaftaran ke jenjang yang lebih tinggi.

 “Sesuai pengalaman, contohnya di Kampus Poltekes Kesehatan Wamena itu masih melilhat ada lulusan dari sekolah asal akreditasinya C, tetapi mau menerima, masih mempertimbangkan di terima atau tidak, oleh karena itu, kita dorong ke sekolah -sekolah untuk bisa melakukan akreditasi ataupun reakreditasi jika masa akreridatasinya habis,”kata Semi Darius Kainara.

Baca Juga :  Restui  Proses Belajar Mengajar di Merauke Jadi 5 Hari 

Ia melihat, ada beberapa sekolah yang masih belum paham tentang akreditasi ini, sehingga masih acuh kalau dibilang tentang pentingnya akreditasi ini, oleh sebab itu, Badan Akreditasi Nasional sedang mendorong sekolah untuk memenuhi kriteria -kriteria itu agar dapat diakreditasi.

“Jika tidak terpenuhi maka siswa tamatan 5 tahun ke depan akan terimbas ke mereka saat mendaftarkan di perguruan tinggi, mungkin tidak diterima karena sekolahnya belum diakreditasi,” bebernya.

Olah karena itu, pihaknya berharap khususnya di Kabupaten Jayawijaya dan Provinsi Papua Pegunungan pada umumnya dapat dimengerti tentang point ini, sehingga dari dinas terkait maupun dari sekolah itu sendiri bisa saling membantu dalam proses akreditasi ini.(jo/tho)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya