Disampaikan untuk infeksinya sendiri antara TB dan HIV hingga semester pertama mencapai 1.144 kasus kemudian ditemukannya lagi kasus baru bulan kemarin sehingga sampai dengan 31 Juli itu tercatat ada 1.150 kasus. Ditempat yang sama Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian (P2) Dinkes Jayawijaya, Thresia F. Resubun, S.KM, M.Kes mengatakan bahwa ini adalah program nasional meski dalam penanganan tidak semua sama.
“Ini bertujuan agar ketika dia mendapatkan obat ARV bisa dapat juga sekaligus obat TB, jadi ini ceritanya plus (+), kami di jayawijaya mengalami kewalahan selama ini tidak pisahkan antara TB dengan HIV. Seharusnya kalau pasiennya terinfeksi HIV berarti tata laksanaannya sesuai pengobatan HIV begitu juga sama pelayanan TB,” imbuhnya.
Theresia mengaku pihaknya terkendala dimana setiap pasien yang terkena HIV tidak memeriksakan sakit TB nya begitu sebaliknya.
“Jika salah satu pasien terinfeksi HIV berarti lakukan pemeriksaan juga TB agar bisa diketahui dan mendapat pengobatan sesui dengan kasus yang dialami,”katanya.
Sementara itu Ketua KPA Jayawijaya, Beny Wetipo. menyampaikan apresiasi kepada Dinas Kesehatan Jayawijaya yang mana telah melaksanakan kegiatan kolaborasi untuk menangangi kasus TB dan HIV mengingat karena KPA merupakan mitra kerja. (jo/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos