Friday, April 26, 2024
33.7 C
Jayapura

Pastikan Aksi Saling Serang Tak Terjadi Lagi

Warga yang saling serang saat diamankan aparat kepolisian di ruas jalan Yos Sudarso Wamena Selasa (5/7) malam. ( FOTO: Denny/ Cepos)

WAMENA-Kapolres Jayawijaya AKBP. Dominggus Rumaropen S.Sos, MM memastikan bahwa aksi  saling serang antara warga pada saat pelaksanaan penyelesaian masalah menemuan jenazah di Kali Uwe distrik Wouma tak terjadi lagi di masyarakat. 

   Menurut Kapolres,  aksi saling serang itu tidak meluas lagi, sebab ia memerintahkan kepada jajarannya untuk langsung mengambil tindakan melerai dan memberikan imbauan serta pembubaran masa yang ada di depan Polres Jayawijaya, karena merasa tidak puas dengan kesanggupan dari keluarga  teman minum dari korban.

   “Saling serang itu disebabkan karena mereka yang melakukan negosiasi denda adat dalam Polres ini tidak bisa semua diizinkan masuk, dan hanya perwakilan saja. Namun pada saat negosiasi berlangsung keluarga korban tidak terima kesanggupan dari keluarga rekan minum dari korban, dan mereka memberitahukan masanya yang ada di luar Polres Jayawijaya,”ungkapnya Kamis (7/1) kemarin.

Baca Juga :  Torang Bisa!

   Usai mendapat laporan, lanjut kapolres, massa langsung melakukan pelemparan ke dalam Polres Jayawijaya. Bahkan ada anggota yang menjadi sasaran lemparan dari warga. Karena itu, Kapolres langsung memerintahkan jajarannya untuk memberi I  peringatan dan langsung melakukan pembubara. Tak hanya itu, dua kubu kembali melakukan aksi saling serang hingga menimbulkan korban luka dari kedua belah pihak.

    “Tak ada korban jiwa , hanya korban luka akibat dari saling serang yang dilakukan kemarin dan kami langsung meminimalisir agar agar masalah ini tidak meluas lagi ke masyarakat yang lain, dan kedua kelompok akhirnya bisa membubarkan diri,” kata Rumaropen.

   Ia juga menyatakan jika, masalah itu dipicu dari jumlah ternak babi dan uang yang diminta sebagai denda adat itu tidak bisa direalisasikan sehingga dari pihak korban merasa tidak puas dengan hal itu sehingga m,enimbulkan saling serang diantara warga.

Baca Juga :  Mulai 23 April, Aktifitas Dibatasi Sampai Pukul 12.00 WIT

   “Yang saling serang hanya keluarga korban dan keluarga dari rekan minum korban, tidak ada masalah yang lain dan sampai saat ini situasi Kota Wamena dalam keadaan aman dan kondusif serta semua berjalan seperti biasa,”tutupnya. (jo/tri)

Warga yang saling serang saat diamankan aparat kepolisian di ruas jalan Yos Sudarso Wamena Selasa (5/7) malam. ( FOTO: Denny/ Cepos)

WAMENA-Kapolres Jayawijaya AKBP. Dominggus Rumaropen S.Sos, MM memastikan bahwa aksi  saling serang antara warga pada saat pelaksanaan penyelesaian masalah menemuan jenazah di Kali Uwe distrik Wouma tak terjadi lagi di masyarakat. 

   Menurut Kapolres,  aksi saling serang itu tidak meluas lagi, sebab ia memerintahkan kepada jajarannya untuk langsung mengambil tindakan melerai dan memberikan imbauan serta pembubaran masa yang ada di depan Polres Jayawijaya, karena merasa tidak puas dengan kesanggupan dari keluarga  teman minum dari korban.

   “Saling serang itu disebabkan karena mereka yang melakukan negosiasi denda adat dalam Polres ini tidak bisa semua diizinkan masuk, dan hanya perwakilan saja. Namun pada saat negosiasi berlangsung keluarga korban tidak terima kesanggupan dari keluarga rekan minum dari korban, dan mereka memberitahukan masanya yang ada di luar Polres Jayawijaya,”ungkapnya Kamis (7/1) kemarin.

Baca Juga :  Usai Bakar Alat Berat, OTK Tinggalkan Bintang Kejora

   Usai mendapat laporan, lanjut kapolres, massa langsung melakukan pelemparan ke dalam Polres Jayawijaya. Bahkan ada anggota yang menjadi sasaran lemparan dari warga. Karena itu, Kapolres langsung memerintahkan jajarannya untuk memberi I  peringatan dan langsung melakukan pembubara. Tak hanya itu, dua kubu kembali melakukan aksi saling serang hingga menimbulkan korban luka dari kedua belah pihak.

    “Tak ada korban jiwa , hanya korban luka akibat dari saling serang yang dilakukan kemarin dan kami langsung meminimalisir agar agar masalah ini tidak meluas lagi ke masyarakat yang lain, dan kedua kelompok akhirnya bisa membubarkan diri,” kata Rumaropen.

   Ia juga menyatakan jika, masalah itu dipicu dari jumlah ternak babi dan uang yang diminta sebagai denda adat itu tidak bisa direalisasikan sehingga dari pihak korban merasa tidak puas dengan hal itu sehingga m,enimbulkan saling serang diantara warga.

Baca Juga :  MRP Fokus Perjuangkan Aspirasi Tolak DOB

   “Yang saling serang hanya keluarga korban dan keluarga dari rekan minum korban, tidak ada masalah yang lain dan sampai saat ini situasi Kota Wamena dalam keadaan aman dan kondusif serta semua berjalan seperti biasa,”tutupnya. (jo/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya