Friday, March 29, 2024
25.7 C
Jayapura

DP2AD Papua Minta Pelaku Usaha Bantu Pendidikan

Pertemuan Kepala DP2AD Provinsi Papua Christian Sohilait bersama kepala Sekolah SMA/ SMK se-Jayawijaya di Aula SMA Negeri 1 Wamena, Selasa (4/2). ( foto: Denny/ Cepos) 

WAMENA-Untuk mengetahui aspirasi dari sekolah  SMA/SMK di berbagai Kabupaten maka Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah (DP2AD) Provinsi Papua Christian Sohilait melakukan pertemuan dengan kepala sekolah SMA dan SMK Se Kabupaten Jayawijaya. Dari pertemuan tersebut, Sohilait ingin agar tak hanya pemerintah yang melihat pendidikan namun juga pelaku usaha, industri di Jayawijaya ikut membantu pendidikan.

   Menurutnya, dari hasil pertemuannya dengan kepala SMA dan SMK Se kabupaten Jayawijaya,  dimana SMA ada 13 sekolah dan SMK ada 6 sekolah, keluhanya masih sama menyangkut kelengkapan sarana dan prasarana yang kurang lengkap.

  “Masalah ini saya sudah prediksikan sejak awal, berkaitan dengan kekurangan guru dan mulai masuk berkaitan dengan masalah intelektual,”ungkapnya Senin (3/1) kemarin

  Christian Sohilait  sudah berkomitmen untuk masalah itu menjadi tanggungjawab provinsi dan masalah sarana dan prasarana selalu menjadi masalah yang terus dibicarakan. Itu tidak boleh dan harus diselesaikan, siapa yang akan selesaikan, selain pemerintah seluruh stakeholder yang ada di sekeliling sekolah ini.

Baca Juga :  Pemkab Tolikara Gelar Musrenbang RKPD 2022

  “Saya sudah menjelaskan dalam pertemuan, ada orang-orang di sini yang mencari makan di wilayah Jayawijaya dan mereka wajib membantu pendidikan,” tegasnya.

  Ia mempertanyakan apakah pengusaha, toko, bank, jasa penerbangan dan lainnya yang ada di Jayawijaya ini pernah membantu pendidikan atau tidak, masalah ini harus digarap dengan membuat  pendidikan di daerah dimana tempat usahanya berdiri.

  “Saya akan berbicara dengan TNI jika melakukan TMMD jangan lagi membangun jalan atau  perumahan di kampung, dipindahkan untuk membangun gedung sekolah, ini harus diselesaikan karena Jayawijaya merupakan barometer 8 Kabupaten di Pegunungan Tengah Papua,”bebernya 

  Sohilait juga menyatakan, ketika masalah -masalah klasik ini masih ada jangan harap guru bisa mengajar 8 jam di sekolah, yang mengajar jauh pasti akan berpikir apakah masih ada angkutan dari Distrik Bolakme ke Wamena. Ini yang terjadi, belum lagi guru berpikir perjalanan ke Jayapura untuk mengurus kenaikan pangkat ini kasihan mereka.

Baca Juga :  Ajak Masyarakat Awasi Dana Otsus

  “Saya sedang mengambil seluruh aspirasi dari guru -guru di semua kabupaten yang ada di Papua, dan untuk membuat potret masalah ini dan nantinya bisa diselesaikan dan  saya pikir pendidikan di Papua akan sedikit lebih maju,”tuturnya.

  Di tempat yang sama Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jayawijaya Walden Hood Sinaga mengakui jika, untuk merecoveri atau melihat sekolah yang kena dampak kerusuhan data itu sudah dan sekarang masuk pada pemulihan. Kebutuhan itu masuk dalam APBD, Bantuan Provinsi dan juga dari pusat, dimana sekolah sekolah yang berdampak ini ada yang rusak berat, sedang dan ringan.

  “Saat ini sudah hampir semua sekolah telah diperbaiki dengan bantuan Pemda Jayawijaya dan swadaya dari sekolah sendiri itu yang kami laporkan kepada Provinsi Papua dalam pertemuan ini,”paparnya. (jo/tri)

Pertemuan Kepala DP2AD Provinsi Papua Christian Sohilait bersama kepala Sekolah SMA/ SMK se-Jayawijaya di Aula SMA Negeri 1 Wamena, Selasa (4/2). ( foto: Denny/ Cepos) 

WAMENA-Untuk mengetahui aspirasi dari sekolah  SMA/SMK di berbagai Kabupaten maka Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah (DP2AD) Provinsi Papua Christian Sohilait melakukan pertemuan dengan kepala sekolah SMA dan SMK Se Kabupaten Jayawijaya. Dari pertemuan tersebut, Sohilait ingin agar tak hanya pemerintah yang melihat pendidikan namun juga pelaku usaha, industri di Jayawijaya ikut membantu pendidikan.

   Menurutnya, dari hasil pertemuannya dengan kepala SMA dan SMK Se kabupaten Jayawijaya,  dimana SMA ada 13 sekolah dan SMK ada 6 sekolah, keluhanya masih sama menyangkut kelengkapan sarana dan prasarana yang kurang lengkap.

  “Masalah ini saya sudah prediksikan sejak awal, berkaitan dengan kekurangan guru dan mulai masuk berkaitan dengan masalah intelektual,”ungkapnya Senin (3/1) kemarin

  Christian Sohilait  sudah berkomitmen untuk masalah itu menjadi tanggungjawab provinsi dan masalah sarana dan prasarana selalu menjadi masalah yang terus dibicarakan. Itu tidak boleh dan harus diselesaikan, siapa yang akan selesaikan, selain pemerintah seluruh stakeholder yang ada di sekeliling sekolah ini.

Baca Juga :  Lima Suku Besar Walesi Minta Pembangunan Kantor Gubernur Segera Dilakukan

  “Saya sudah menjelaskan dalam pertemuan, ada orang-orang di sini yang mencari makan di wilayah Jayawijaya dan mereka wajib membantu pendidikan,” tegasnya.

  Ia mempertanyakan apakah pengusaha, toko, bank, jasa penerbangan dan lainnya yang ada di Jayawijaya ini pernah membantu pendidikan atau tidak, masalah ini harus digarap dengan membuat  pendidikan di daerah dimana tempat usahanya berdiri.

  “Saya akan berbicara dengan TNI jika melakukan TMMD jangan lagi membangun jalan atau  perumahan di kampung, dipindahkan untuk membangun gedung sekolah, ini harus diselesaikan karena Jayawijaya merupakan barometer 8 Kabupaten di Pegunungan Tengah Papua,”bebernya 

  Sohilait juga menyatakan, ketika masalah -masalah klasik ini masih ada jangan harap guru bisa mengajar 8 jam di sekolah, yang mengajar jauh pasti akan berpikir apakah masih ada angkutan dari Distrik Bolakme ke Wamena. Ini yang terjadi, belum lagi guru berpikir perjalanan ke Jayapura untuk mengurus kenaikan pangkat ini kasihan mereka.

Baca Juga :  Dua Pasar Kembali Beroperasi Untuk Pedagang OAP

  “Saya sedang mengambil seluruh aspirasi dari guru -guru di semua kabupaten yang ada di Papua, dan untuk membuat potret masalah ini dan nantinya bisa diselesaikan dan  saya pikir pendidikan di Papua akan sedikit lebih maju,”tuturnya.

  Di tempat yang sama Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jayawijaya Walden Hood Sinaga mengakui jika, untuk merecoveri atau melihat sekolah yang kena dampak kerusuhan data itu sudah dan sekarang masuk pada pemulihan. Kebutuhan itu masuk dalam APBD, Bantuan Provinsi dan juga dari pusat, dimana sekolah sekolah yang berdampak ini ada yang rusak berat, sedang dan ringan.

  “Saat ini sudah hampir semua sekolah telah diperbaiki dengan bantuan Pemda Jayawijaya dan swadaya dari sekolah sendiri itu yang kami laporkan kepada Provinsi Papua dalam pertemuan ini,”paparnya. (jo/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya