
WAMENA- Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua menegaskan bahwa Pemkab Jayawijaya tidak pernah mengeluarkan instruksi liburkan aktifitas sekolah sampai Januari 2020. Karena itu, Bupati mengaku meminta Kepala Dinas Pendidikan Jayawijaya untuk mengumpulkan kepala sekolah guna memberikan intruksi agar sekolah bisa aktif kembali dan melakukan pendataan guru yang mengungsi keluar Wamena dan yang masih bertahan di Wamena.
“Tidak pernah kami mengintruksikan untuk meliburkan sekolah, sekolah harus kembali aktif seperti biasa, kalaupun kekurangan guru, maka kita akan tarik guru dari Indonesia cerdas untuk mengajar sementara waktu di dalam Kota,” ungkap Bupati Jhon, Selasa (1/10) kemarin.
Menurutnya, pemerintah berpikir yang pertama bagaimana untuk membuka sekolah yang ada dalam Kota lebih dulu, sehingga jika aktifitas di kota yang merupakan tempat terjadinya konflik sudah pulih kembali, maka otomatis untuk sekolah di wilayah distrik dan kampung bisa kembali aktif seperti biasa.
Secara terpisah Ketua Musyawarah Kerja Kepala sekolah dan juga Kepsek SMA Negeri 1 Wamena Yosep Wibisono mengakui jika untuk pendidikan memang secara khusus tidak ada libur. Libur terjadi karena situasional. Diakui, memang guru-guru banyak mengalami trauma karena mereka sendiri mengalami langsung kejadian tanggal 23 September itu, yang banyak melibatkan siswa baik SMP maupun SMA.
“Secara tidak langsung kemudian banyak guru, siswa mencari tempat aman, baik di dalam kota maupun ke luar Wamena dan kondisi ini saya maklumi karena trauma itu tidak dalam waktu singkat bisa dipulihkan.”jelasnya
Yosep juga menyatakan jika banyak juga guru-guru yang mengajar di SMA Negeri 1 yang meminta izin menenangkan diri. Ada sekitar 10 orang minta izin menenangkan diri di Jayapura dan Jawa. Tetapi mereka janji apabila kegiatan belajar mengajar sudah mulai mereka akan pulang kembali ke Wamena, namun berkaitan kapan sekolah mulai ia sendiripun masih belum tahu pasti.
“Kami mau ada instruksi dahulu dari dinas baik provinsi maupun kabupaten, karena kami SMA/SMK sudah di provinsi jadi paling tidak atasan kami memberikan instruksi supaya semua sekolah jalan bersamaan, jadi jangan sampai ada satu sekolah jalan dan lain tidak, ini akan menimbulkan efek lain.”tuturnya.
Yosep berharap ada instruksi khusus dari atas untuk melaksanakan Pores belajar mengajar, karena sebenarnya ia dari SMA I Wamena hanya bisa menunggu. Yosep juga mengaku jika hingga sejauh ini banyak orang tua siswa tanya tetapi bilang ia menjelaskan masih menunggu instruksi.
“Sementara ini koordinasi baru sebatas menginstruksikan untuk mendata kerusakan sekolah, mendata guru yang masih ada dan yang sudah pergi tetapi untuk konsolidasi seluruh sekolah ini belum ada.”tegasnya
Ia berharap ada konsolidasi, artinya paling tidak ada upaya untuk memulihkan psikis untuk memberikan motivasi guru kembali ke sekolah. Ia juga memastikan jika ada juga orang tua yang meminta surat pindah siswa untuk siswa karena anaknya ingin melanjutkan sekolah di daerah lain karena tak ada kejelasan kapan mulai masuk sekolah.
“Yang keluar sudah ada, ada orang tua yang memang sudah menelpon, saya bilang silahkan nanti kami memberitahukan lewat RRI untuk pemulihan. tetapi yang jelas tidak sampai Januari seperti kabar yang beredar bahwa masuk sekolah pada Januari.”bebernya. (jo/tri)