
MERAUKE- Bupati Merauke Frederikus Gebze, SE, M.Si memberikan apresiasi kepada TNI dan Polri, Tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh adat yang ada di Kabupaten Merauke dalam penanganan massa di Kabupaten Merauke yang melakukan pendekatan hati dan kemanusiaan, sehingga sampai sekarang ini kondisi Kamtibmas di Kabupaten Merauke masih tetap kondusif.
Apresiasi ini disampaikan bupati Frederikus Gebze yang juga sebagai ketua Tim Terpadu Penanganan Konflik saat memimpin pertemuan tersebut di kantor bupati Merauke, Rabu (28/8). Pertemuan ini dihadiri Dandim 1707/Merauke, Kapolres Merauke, tokoh Selatan Papua drs Johanes Gluba Gebze, Sekda Drs Daniel Pauta dan anggota dari Tim Terpadu Penanganan Konflik Kabupaten Merauke tersebut.
Menurut Bupati Frederikus, Merauke sebagai istana damai, istana cinta kasih dan istana persaudaraan dicetuskan pertama kalinya oleh Drs Johanes Gluba Gebze untuk masyarakat Merauke. ‘’Ini berat. Dan sebagai pencetus dan penggagas pembangunan Merauke dari tahun 2000 sampai 2010 dilanjutkan oleh kami generasi penerus ini harus ditanamkan. Bukan saja kepada kamu orang Papua tapi kepada semua warga nusantara yang ada di Merauke,’’ tandasnya.
Bupati Frederikus Gebze menjelaskan bahwa peristiwa Manokwari, Sorong, Jayapura dan Merauke bukan hanya untuk orang Papua saja melainkan untuk seluruh warga Indonesia yang ada di Papua, lebih khusus di Merauke. “Yang ada di Merauke kalau saudara-saudara kita ini menyampaikan aspirasi atau pendapat, semua warga Indonesia yang ada di Merauke untuk ikut sama-sama dengan mereka,’’ katanya.
Karena itu, bupati mengusulkan untuk membuat kegiatan pagelaran nusantara dalam waktu dekat ini untuk merajut kebersamaan dari Merauke sampai Sabang. “Seluruh etnis yang ada di Merauke dengan menggunakan pakaian adat masing-masing, kita gelar acara besar-besaran, dimana orang Papua ada di tengah dan saudara nusantara memeluk dari luar lalu kita bersama dengan Papua untuk Indonesia. Itu menandakan bahwa saudara-saudara juga ikut peduli dengan apa yang kita alami. Bukan menjadi penonton, pendengar dan melihat apa yang kami teriakan dan suarakan. karena bersama dengan kami. Karena ini persoalan kita yang ada disini. Karena kita tinggal bersama di tanah ini. Makan dan hidup disini. Jadi bukan persoalan Papua semata tapi persoalan kita bersama,’’ tandasnya.
Sementara itu, Tokoh Selatan Papua Drs Johanes Gluba Gebze mengajak seluruh warga Indonesia yang ada di Merauke untuk belajar dari peristiwa yang terjadi tersebut. Karena menurutnya, tak seorangpun yang berhak merendahkan martabat seseorang karena Tuhan menciptakan manusia sama. Hanya ada yang berbeda warga kulit dan rambut dan dengan perbedaan itu agar manusia saling melengkapi dan membutuhkan dan menjadi kekuatan untuk membangun. (ulo/tri)