Saturday, April 20, 2024
32.7 C
Jayapura

Mahasiswa Merauke di Makassar Merasa Terancam

Fransiskus Xaverius Sirfefa, SIP (FOTO : Sulo/Cepos )

MERAUKE-Mahasiswa  asal Kabupaten  Merauke khususnya   anak-anak asli Papua  yang ada di kota Studi   Makassar mulai  tidak merasa aman  dan terancam paskah kejadian  Wamena.   

  Ketua DPRD Kabupaten Merauke  FX Sirfefa, SIP,  kepada   wartawan mengungkapkan  bahwa  dirinya dihubungi secara langsung   oleh  ketua asrama mahasiswa   asal  Kabupaten Merauke yang ada di  Makassar  terkait  dengan  keamanan  mereka tersebut. 

  “Mereka mengadukan terkait dengan keamanan  mereka. Anak-anak disana merasa   terancam. Karena kondisi   itu  mulai   pecah kemarin dan  dhasyatnya itu  saat ada demo  di Wamena.  Sampai 2 bulan mereka  meresa tidak aman. dan 4 hari terakhir ini  mereka  merasa tegang dan tidak bisa beraktivitas  lagi. Mau pergi kuliah  tidak bisa. Mau malam atau siang, mereka tidak bisa keluar lagi. hanya tinggal di asrama     dan kos-kosan  mereka. Jumlah  mahasiswa asli Papua dari Merauke  itu ada 16 orang. Mereka merasa terancam,’’ katanya kepada wartawan, Jumat (27/9) . 

Baca Juga :  Dorkas Kaize Wakili Indonesia pada Miss Asia

    Menurut    Sirfefa, karena merasa terancam tersebut, sehingga Polisi harus  menjaga asrama mereka.  ‘’Karena mereka  diteror. Ada   orang yang datang ke asrama  untuk sengaja mau memancing situasi,’’ jelasnya

    Sirfefa menjelaskan, dari komunikasi dengan ketua asrama mahasiswa   di Makassar  tersebut meminta  pemerintah  daerah untuk segera menyikapi situasi yang  dialami  oleh anak-anak asrama tersebut.   ‘’Mereka minta   apakah dipulangkan ke  Merauke atau seperti  apa. Itu permintaan dari adik-adik mahasiswa yang ada di Makassar tersebut,’’ jelasnya.     

    Karena itu, lanjut   Sirfefa, dalam rangka keamanan  adik-adik mahasiswa yang ada di   Makassar  tersebut,  maka pemerintah   daerah bersama  dewan perlu menyikapi persoalan  ini secara serius.  “Saya rencana akan berkomunikasi  langsung dengan pemerintah daerah untuk bagaimana kita mencarikan solusi atas  permasalahan ini,’’   tandasnya.  

Baca Juga :  Rangka Bangunan TMMD di Kampung Vier Mulai Berdiri

  Sirfefa menjelaskan, sebenarnnya  mahasiswa  asal  Merauke di Makassar tersebut tidak  tahu menahu   persoalan. Hanya kena imbas dari apa yang terjadi di Wamena, dimana mahasiswa asal Merauke  asli Papua   tersebut hitam keriting sehingga disamaratakan semua. Padahal, lanjut dia, hubungan  keharmonisan  orang Papua, orang Marind di Merauke dengan suku-suku lainnya  terutama orang Sulawesi, Jawa dan orang lainnya yang  tinggal di Merauke sangat  harmonis. 

  “Selaku ketua DPRD Merauke, saya tidak mau  hal-hal seperti ini  bisa menimbulkan  konflik, karena ada   yang terprovokasi sehingga terjadi  terjadi gesekan. hal-hal seperti ini tidak kami  inginkan. Saya minta  Pemerintah Daerah untuk segera membentuk  tim  untuk segera melakukan investigasi  atau mengunjungi   adik-adik mahasiswa yang ada di  Makassar tersebut,’’   tandasnya. (ulo/tri)   

Fransiskus Xaverius Sirfefa, SIP (FOTO : Sulo/Cepos )

MERAUKE-Mahasiswa  asal Kabupaten  Merauke khususnya   anak-anak asli Papua  yang ada di kota Studi   Makassar mulai  tidak merasa aman  dan terancam paskah kejadian  Wamena.   

  Ketua DPRD Kabupaten Merauke  FX Sirfefa, SIP,  kepada   wartawan mengungkapkan  bahwa  dirinya dihubungi secara langsung   oleh  ketua asrama mahasiswa   asal  Kabupaten Merauke yang ada di  Makassar  terkait  dengan  keamanan  mereka tersebut. 

  “Mereka mengadukan terkait dengan keamanan  mereka. Anak-anak disana merasa   terancam. Karena kondisi   itu  mulai   pecah kemarin dan  dhasyatnya itu  saat ada demo  di Wamena.  Sampai 2 bulan mereka  meresa tidak aman. dan 4 hari terakhir ini  mereka  merasa tegang dan tidak bisa beraktivitas  lagi. Mau pergi kuliah  tidak bisa. Mau malam atau siang, mereka tidak bisa keluar lagi. hanya tinggal di asrama     dan kos-kosan  mereka. Jumlah  mahasiswa asli Papua dari Merauke  itu ada 16 orang. Mereka merasa terancam,’’ katanya kepada wartawan, Jumat (27/9) . 

Baca Juga :  Rumkit  Jenderal TNI LB Moerdani Juga Layani Pasien Umum 

    Menurut    Sirfefa, karena merasa terancam tersebut, sehingga Polisi harus  menjaga asrama mereka.  ‘’Karena mereka  diteror. Ada   orang yang datang ke asrama  untuk sengaja mau memancing situasi,’’ jelasnya

    Sirfefa menjelaskan, dari komunikasi dengan ketua asrama mahasiswa   di Makassar  tersebut meminta  pemerintah  daerah untuk segera menyikapi situasi yang  dialami  oleh anak-anak asrama tersebut.   ‘’Mereka minta   apakah dipulangkan ke  Merauke atau seperti  apa. Itu permintaan dari adik-adik mahasiswa yang ada di Makassar tersebut,’’ jelasnya.     

    Karena itu, lanjut   Sirfefa, dalam rangka keamanan  adik-adik mahasiswa yang ada di   Makassar  tersebut,  maka pemerintah   daerah bersama  dewan perlu menyikapi persoalan  ini secara serius.  “Saya rencana akan berkomunikasi  langsung dengan pemerintah daerah untuk bagaimana kita mencarikan solusi atas  permasalahan ini,’’   tandasnya.  

Baca Juga :  Jalan Raya Mandala Dipermulus

  Sirfefa menjelaskan, sebenarnnya  mahasiswa  asal  Merauke di Makassar tersebut tidak  tahu menahu   persoalan. Hanya kena imbas dari apa yang terjadi di Wamena, dimana mahasiswa asal Merauke  asli Papua   tersebut hitam keriting sehingga disamaratakan semua. Padahal, lanjut dia, hubungan  keharmonisan  orang Papua, orang Marind di Merauke dengan suku-suku lainnya  terutama orang Sulawesi, Jawa dan orang lainnya yang  tinggal di Merauke sangat  harmonis. 

  “Selaku ketua DPRD Merauke, saya tidak mau  hal-hal seperti ini  bisa menimbulkan  konflik, karena ada   yang terprovokasi sehingga terjadi  terjadi gesekan. hal-hal seperti ini tidak kami  inginkan. Saya minta  Pemerintah Daerah untuk segera membentuk  tim  untuk segera melakukan investigasi  atau mengunjungi   adik-adik mahasiswa yang ada di  Makassar tersebut,’’   tandasnya. (ulo/tri)   

Berita Terbaru

Artikel Lainnya