Friday, November 22, 2024
25.7 C
Jayapura

Produksi Padi 3 Tahun Terakhir ini Turun Drastis    

MERAUKE- Adanya perubahan iklim yang berdampak pada munculnya berbagai hama tanaman,  kuota pupuk yang diterima terus menurun, berujung pada penurunan produksi padi di Merauke. Kepala Karantina Pertanian Merauke, drh. Cahyono, MH, mengungkapkan, pengeluaran beras pada  tahun 2020 sebanyak 32.000 ton, tahun 2021  turun menjadi 23.000 ton dan tahun 2022 sampai bulan Juni baru sekitar 9.000 ton.

‘’Jadi penurunannya sangat besar,’’ kata Cahyono pada Bimtek PPL  dan petani yang dilaksanakan Karantina  Pertanian Merauke kerja sama Anggota Komisi IV DPR RI Sulaeman L Hamzah, Senin (26/9).

Sementara untuk ekspor tahun 2020 sebanyak 40 ton, 2021 sebanyak 13 ton. Sedangkan 2022 sampai Juni kurang lebih 9 ton.

Baca Juga :  Awali Musda,  KKSS Gelar Jalan Santai

Cahyono mengungkapkan, menurunkan produksi tersebut karena adanya perubahan iklim yang mengakibatkan produksi pertanian semua negara di dunia mengalami penurunan termasuk di Merauke.

‘’Dengan adanya perubahan iklim ini muncul beberapa penyakit baru ataupun penyakit yang sudah ada dan menjadi lebih ganas,’’ terangnya.

Karena itu, lewat  Bimtek tersebut diharapkan kepada petani apabila menemukan gejala atau hama tanaman untuk segera melaporkan ke petugas PPL atau instansi terkait untuk segera diambil langkah-langkah sehingga tidak meluas dan merugikan petani. (ulo/tho)

MERAUKE- Adanya perubahan iklim yang berdampak pada munculnya berbagai hama tanaman,  kuota pupuk yang diterima terus menurun, berujung pada penurunan produksi padi di Merauke. Kepala Karantina Pertanian Merauke, drh. Cahyono, MH, mengungkapkan, pengeluaran beras pada  tahun 2020 sebanyak 32.000 ton, tahun 2021  turun menjadi 23.000 ton dan tahun 2022 sampai bulan Juni baru sekitar 9.000 ton.

‘’Jadi penurunannya sangat besar,’’ kata Cahyono pada Bimtek PPL  dan petani yang dilaksanakan Karantina  Pertanian Merauke kerja sama Anggota Komisi IV DPR RI Sulaeman L Hamzah, Senin (26/9).

Sementara untuk ekspor tahun 2020 sebanyak 40 ton, 2021 sebanyak 13 ton. Sedangkan 2022 sampai Juni kurang lebih 9 ton.

Baca Juga :  Ratusan Guru Ikuti  Pemeriksaan HIV-AIDS, Tercatat 149 Pelajar  Sudah Positif

Cahyono mengungkapkan, menurunkan produksi tersebut karena adanya perubahan iklim yang mengakibatkan produksi pertanian semua negara di dunia mengalami penurunan termasuk di Merauke.

‘’Dengan adanya perubahan iklim ini muncul beberapa penyakit baru ataupun penyakit yang sudah ada dan menjadi lebih ganas,’’ terangnya.

Karena itu, lewat  Bimtek tersebut diharapkan kepada petani apabila menemukan gejala atau hama tanaman untuk segera melaporkan ke petugas PPL atau instansi terkait untuk segera diambil langkah-langkah sehingga tidak meluas dan merugikan petani. (ulo/tho)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya