MAPPI- Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Mertauke, Yosefina Rumaseuw, S.HUT, mengungkapkan, curah hujan yang sangat ekstrim dalam jangka satu tahun terakhir ini telah menurunkan produksi panen petani. Selain banyak petani yang gagal panen akibat diserang hama dan banjir, juga karena banyak lahan yang tidak bisa ditanami padi karena lahan terendam banjir.
‘’Dalam satu tahun terakhir ini mulai dari 2022 sampai sekarang curah hujan di Merauke cukup ekstrim sehingga banyak petani kita yang gagal panen,’’ kata Yosefina Rumaseuw, ketika ditemui di ruang kerjanya, Jumat (26/5).
Sekadar diketahui bahwa dalam 10 tahun terakhir, untuk pertama kalinya, Bulog Merauke harus memasukan beras dari luar Merauke. Sebanyak 2.000 ton beras asal Surabaya tersebut siap masuk Merauke.
Ini setelah stok beras yang dimiliki Bulog sat ini nyaris kosong. Pertanggal 25 Mei 2023, stok beras yang dimiliki Bulog yang ada di Gudang Merauke tinggal 89 ton.
Sementara jatah ASN dan TNI Polri yang harus dilayani Bulog di bulan Juni mendatang kurang leih 450 ton. Belum lagi bantuan beras ke masyarakat dimana setiap penerima manfaat mendapatkan 10 kg dengan total bantuan beras yang akan disalurkan oleh Bulog lewat PT Pos di tahun 2023 untuk Provinsi Papua Selatan meliputi 4 kabupaten kurang lebih 12.000 ton.
Yosefina menjelaskan , pihaknya tidak bisa berbuat banyak dengan kondisi alam yang terjadi tersebut. Namun berbagai upaya mulai dilakukan diantaranya dengan melakukan penataan saluran air saat ini oleh Balai Wilayah Sungai Papua Merauke.
‘’Tentunya, tanam gadu dapat dilakukan oleh petani kalau kondisi lahan sudah memungkinkan. Kalau lahan masih banjir tidak mungkin akan ditanami,’’ terangnya. (ulo/tho)