Sunday, April 28, 2024
27.7 C
Jayapura

Curah Hujan Ekstrim, Pengaruhi Produksi Padi 

MAPPI-  Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Mertauke,  Yosefina Rumaseuw, S.HUT, mengungkapkan, curah hujan yang sangat ekstrim dalam jangka satu tahun terakhir ini telah menurunkan produksi panen petani. Selain banyak petani yang gagal panen akibat diserang hama dan banjir, juga karena banyak lahan yang tidak bisa ditanami  padi  karena lahan terendam banjir.

‘’Dalam satu tahun terakhir ini mulai dari 2022 sampai sekarang curah hujan di Merauke cukup ekstrim sehingga banyak petani kita yang gagal panen,’’ kata Yosefina Rumaseuw, ketika ditemui di ruang kerjanya, Jumat (26/5).

  Sekadar diketahui bahwa dalam 10 tahun terakhir, untuk pertama kalinya, Bulog Merauke harus memasukan beras dari luar  Merauke. Sebanyak  2.000 ton beras asal Surabaya tersebut siap masuk Merauke.

Baca Juga :  Kepsek SMA YPK Ternyata Belum Buat Laporan

Ini setelah stok beras yang dimiliki  Bulog sat ini nyaris kosong.  Pertanggal 25 Mei 2023, stok beras yang dimiliki  Bulog yang ada di Gudang Merauke tinggal 89 ton.

Sementara jatah ASN dan TNI Polri yang harus dilayani Bulog di bulan Juni mendatang kurang leih 450 ton. Belum lagi bantuan  beras ke masyarakat dimana setiap penerima manfaat mendapatkan 10 kg dengan total bantuan beras yang akan disalurkan oleh Bulog lewat PT Pos di tahun 2023 untuk Provinsi Papua Selatan meliputi 4 kabupaten kurang lebih 12.000  ton.

Yosefina menjelaskan , pihaknya  tidak bisa berbuat banyak dengan kondisi alam yang terjadi tersebut. Namun berbagai upaya mulai dilakukan  diantaranya dengan melakukan penataan saluran air saat ini  oleh Balai Wilayah Sungai  Papua Merauke.

Baca Juga :  Kapolres Bagikan Paket Bantuan Belajar

‘’Tentunya, tanam gadu dapat dilakukan oleh petani kalau kondisi lahan sudah memungkinkan. Kalau lahan masih banjir tidak mungkin  akan ditanami,’’ terangnya.  (ulo/tho)

MAPPI-  Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Mertauke,  Yosefina Rumaseuw, S.HUT, mengungkapkan, curah hujan yang sangat ekstrim dalam jangka satu tahun terakhir ini telah menurunkan produksi panen petani. Selain banyak petani yang gagal panen akibat diserang hama dan banjir, juga karena banyak lahan yang tidak bisa ditanami  padi  karena lahan terendam banjir.

‘’Dalam satu tahun terakhir ini mulai dari 2022 sampai sekarang curah hujan di Merauke cukup ekstrim sehingga banyak petani kita yang gagal panen,’’ kata Yosefina Rumaseuw, ketika ditemui di ruang kerjanya, Jumat (26/5).

  Sekadar diketahui bahwa dalam 10 tahun terakhir, untuk pertama kalinya, Bulog Merauke harus memasukan beras dari luar  Merauke. Sebanyak  2.000 ton beras asal Surabaya tersebut siap masuk Merauke.

Baca Juga :  Kapolres Bagikan Paket Bantuan Belajar

Ini setelah stok beras yang dimiliki  Bulog sat ini nyaris kosong.  Pertanggal 25 Mei 2023, stok beras yang dimiliki  Bulog yang ada di Gudang Merauke tinggal 89 ton.

Sementara jatah ASN dan TNI Polri yang harus dilayani Bulog di bulan Juni mendatang kurang leih 450 ton. Belum lagi bantuan  beras ke masyarakat dimana setiap penerima manfaat mendapatkan 10 kg dengan total bantuan beras yang akan disalurkan oleh Bulog lewat PT Pos di tahun 2023 untuk Provinsi Papua Selatan meliputi 4 kabupaten kurang lebih 12.000  ton.

Yosefina menjelaskan , pihaknya  tidak bisa berbuat banyak dengan kondisi alam yang terjadi tersebut. Namun berbagai upaya mulai dilakukan  diantaranya dengan melakukan penataan saluran air saat ini  oleh Balai Wilayah Sungai  Papua Merauke.

Baca Juga :  Warga  Kampung Homlikya Dibekali Wawasan Kebangsaan

‘’Tentunya, tanam gadu dapat dilakukan oleh petani kalau kondisi lahan sudah memungkinkan. Kalau lahan masih banjir tidak mungkin  akan ditanami,’’ terangnya.  (ulo/tho)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya