MERAUKE- Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Merauke melibatkan sedikitnya 500 pelajar SMKN I Merauke kelas X dan XI untuk melipat surat suara pemilu yang dimulai, Selasa (26/2). Pelipatan surat suara ini dilakukan di ruang kelas SMKN I Merauke, jalan Raya Mandala dengan pengawasan dan pengawalan dari KPU, Bawaslu, guru dan kepolisian.
Ketua KPU Merauke Theresia Mahuze, SH menjelaskan, bahwa dari KPU Merauke menargetkan pelipatan dilakukan selama 3 minggu, namun dengan jumlah siswa yang dilibatkan cukup besar maka kemungkinan waktu yang digunakan akan lebih singkat dari target tersebut. Sebab, total surat suara yang akan dilipat baik untuk presiden, DPR RI, DPD, DPD Provinsi dan DPD Kabupaten sebanyak 757.485 lembar. ‘’Karena jumlah DPT kita sebanyak 148.526 pemilih ditambah 2 persen atau 2.791 lembar sehingga total 151.317 surat suara dikalikan 5,’’ tandasnya.
Theresia mengungkapkan bahwa pihaknya memilih anak sekolah untuk melipat surat suara ini karena pertama aman dan mudah diawasi, karena rata-rata telah berumur di atas 16 tahun. ‘’Ini juga sekaligus menjadi pendidikan politik bagi anak-anak kita yang ada di sekolah. Apalagi sebagian dari mereka umurnya sudah di atas 17 tahun dan punya hak memilih,” jelasnya.
Sementara itu, Koordinator Pelipatan Surat Suara Nilda Wati yang juga sebagai Pembina OSIS SMKN I Merauke mengungkapkan bahwa pelipatan surat suara tersebut merupakan tawaran yang disampaikan oleh pihak KPU kepada sekolah, yang kebetulan saat ini kelas XII sedang ujian praktek.
‘’Sehingga anak-anak kelas X dan XI kita libatkan untuk melipat surat suara sekaligus membantu penyelenggara dalam hal ini KPU untuk mensukseskan pemilu tahun ini,’’ jelas.
Selama pelipatan, kata Nilda Wati, anak-anak tidak belajar. Namun pihaknya memberikan praktek setelah mereka pulang. ‘’Kami targetkan pelipatan ini bisa selesai dalam 3 hari,’’ jelasnya.
Nilda Wati juga menambahkan bahwa biaya yang diberikan KPU untuk pelipatan surat suara tersebut sebesar Rp 70 juta dimana Rp 35 juta dianggarkan makan siang selama 3 hari kegiatan sedangkan sisanya adalah honor dari para siswa selama pelipatan.
‘’Honornya memang kecil akan diterima anak-anak tapi kita minta tidak dilihat dari nilainya tapi ini kita sekaligus untuk membantu pemerintah dan penyelenggara dalam mensukseskan pelaksanaan pemilu,’’ tambahnya. (ulo/tri)