MERAUKE- Kepala Perum Bulog Merauke Djabiruddin mengungkapkan bahwa sampai sekarang ini pengadaan di tahun 2020 sudah hampir mencapai 7.000 ton. ’’Sampai sekarang serapan/pengadaan kita hampir mencapai 7.000 ton,’’ujarnya ketika ditemui di kantornya, Senin (22/6).
Djabiruddin mengungkapkan, di Bulan Juni ini pihaknya memiliki target serapan 6.000 ton dan tercapai 4.000 ton. ‘’Sisa satu minggu ini, masih ada 2.000 ton yang harus kita capai,’’ katanya.
Soal adanya keluhan mitra jika sering kali beras mereka dikembalikan oleh Bulog, Kabulog menjelaskan bahwa pihaknya memang harus mengembalikan beras tersebut ketika tidak memenuhi syarat Bulog.
‘’Kalau dulu mungkin masih bisa lolos, tapi sejak saya ada di sini beras yang masuk ke Gudang Bulog tersebut harus benar-benar memenuhi standar yang diisyaratkan Bulog ,’’ jelasnya.
Pasalnya, kata Kabulog bahwa beras yang diserap dari petani tersebut tidak hanya diperuntukan bagi ASN dan TNI-Polri di Merauke, Boven Digoel, Mappi, Asmat dan Yahukimo tapi juga dikirim ke luar Merauke.
‘’Kalau tidak sesuai dengan persyaratan, maka nantinya imej Merauke nanti kurang bagus. Tapi kalau kita bisa jaga sesuai dengan standar Bulog, tentunya konsumen juga akan tersenyum dan puas menerima beras yang kita berikan,’’ tandasnya.
Namun dengan persyaratan yang terjaga tersebut, lanjut Djabiruddin, para mitra sudah mulai menyesuaikan dengan persyaratan Bulog. (ulo/ary)
MERAUKE- Kepala Perum Bulog Merauke Djabiruddin mengungkapkan bahwa sampai sekarang ini pengadaan di tahun 2020 sudah hampir mencapai 7.000 ton. ’’Sampai sekarang serapan/pengadaan kita hampir mencapai 7.000 ton,’’ujarnya ketika ditemui di kantornya, Senin (22/6).
Djabiruddin mengungkapkan, di Bulan Juni ini pihaknya memiliki target serapan 6.000 ton dan tercapai 4.000 ton. ‘’Sisa satu minggu ini, masih ada 2.000 ton yang harus kita capai,’’ katanya.
Soal adanya keluhan mitra jika sering kali beras mereka dikembalikan oleh Bulog, Kabulog menjelaskan bahwa pihaknya memang harus mengembalikan beras tersebut ketika tidak memenuhi syarat Bulog.
‘’Kalau dulu mungkin masih bisa lolos, tapi sejak saya ada di sini beras yang masuk ke Gudang Bulog tersebut harus benar-benar memenuhi standar yang diisyaratkan Bulog ,’’ jelasnya.
Pasalnya, kata Kabulog bahwa beras yang diserap dari petani tersebut tidak hanya diperuntukan bagi ASN dan TNI-Polri di Merauke, Boven Digoel, Mappi, Asmat dan Yahukimo tapi juga dikirim ke luar Merauke.
‘’Kalau tidak sesuai dengan persyaratan, maka nantinya imej Merauke nanti kurang bagus. Tapi kalau kita bisa jaga sesuai dengan standar Bulog, tentunya konsumen juga akan tersenyum dan puas menerima beras yang kita berikan,’’ tandasnya.