
MERAUKE-Petrus Sandi, pria beristri dari Kampung Mimi Baru, Distrik Jagebob, Kabupaten Merauke dijatuhi hukuman selama 8 tahun penjara denda Rp 100 juta subsidair 6 bulan kurungan oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Merauke yang dipimpin Hakim Rizki Yanuar, SH, Selasa (21/4).
Terdakwa dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan telah melakukan tindak kekerasan dan pencabulan terhadap seorang remaja sebut saja Mawar yang baru berumur 13 tahun. Vonis yang dijatuhkan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Merauke ini lebih rendah dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum Pieter Louw, SH yang menuntut terdakwa sebelumnya selama 14 tahun penjara denda Rp 100 juta subsidair 6 bulan kurungan.
Dari putusan Majelis Hakim tersebut diuraikan bahwa kasus kekerasan dan pencabulan tersebut dilakukan terdakwa 30 Desember 2019 lalu. Berawal saat korban hendak buang air dan meminta meminjam kamar mandi terdakwa. Terdakwa yang dalam keadaan mabuk kemudian memanggil korban dan langsung memukulnya beberapa kali.
Saat itu, korban memohon kepada terdakwa untuk tidak memukulnya lagi. Namun tak sampai di situ, terdakwa kemudian membawa korban ke belakang rumahnya kemudian kembali memukulnya. Bahkan terdakwa mendorong korban sehingga saat korban terjatuh , terdakwa kemudian mencabuli korban.
“Terdakwa memukul korban dan mendorongnya sehingga terjatuh, sehingga unsur melakukan kekerasan terpenuhi. Selanjutnya, memasukan jari ke dalam kemaluan korban, sehingga terdakwa dengan segaja melakukan cabul kepada korban,” kata Hakim Rizki Yanuar membacakan putusan yang dilakukan secara online tersebut.
Atas hukuman 8 tahun yang dijatuhkan Majelis Hakim tersebut, baik terdakwa yang didampingi Penasihat Hukumnya Bekti Gaite, SH,maupun Jaksa Penuntut Umum Pieter Louw, SH, menyatakan menerima sehingga putusan tersebut telah berkekuatan hukum tetap. (ulo/tri)