
MERAUKE- Sedikitnya, 555 hektar lahan padi di Merauke terendam banjir. Dari 555 hektar yang terendam banjir tersebut, lebih dari 100 hektar di antaranya siap panen. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Merauke Edi Santoso ketika ditemui Cenderawasih Pos menjelaskan bahwa berdasarkan laporan sementara yang diterima pihaknya dari penyuluh, Babinsa, kepala Kampung dan PPL bahwa total padi yang terendam banjir tersebut seluas 555 hektar.
Lahan padi yang terendam banjir ini kata dia, berada di Wasur, Distrik Merauke seluas 105 hektar, Kampung Sermayam Indah dan Butibop Distrik Tanah Miring kurang lebih 200 hektar. Selanjutnya di Kampung Mimi Baru dan Kanomsari-Distrik Jagebob seluas 170 hektar dan di Distrik Maling kurang lebih 80 hektar.
Meski begitu, lanjut Edi Santoso, berdasarkan hasil monitoring secara langsung di lapangan, dari 555 hektar yang terendam banjir tersebut masih ada potensi untuk dapat diselamatkan. “Sehingga kami belum bisa laporkan berapa luas persisnya yang akan mengalami gagal panen. Kami masih menunggu perkembangan sampai satu minggu ke depan ini,’’ katanya. Sebab, jelas Edi Santoso, seperti di Kampung Butibop sekitar 100 hektar, sudah mendekati masa panen.
‘’Hanya tidak bisa dilakukan panen dengan menggunakan combine, sebab ketinggian air antara 50-60 cm. Sehingga kami meminta kepada kepala kampung dan babinsa untuk mengkoordinir dalam rangka meminimalisir gagal panen ini dengan cara panen secara manual dengan menggunakan rakit,” jelasnya.
Sementara padi yang masih berumur 2 bulan, lanjut Edi Santoso, dapat diselamatkan dengan cara mengalirkan air dari sawah tersebut. Hanya saja, diakuinya, beberapa tempat mengalami kendala. Seperti di Kampung Mimi Baru, Sermayam Indah. Sampai Rabu (20/3), jelas Edi Santoso, air yang ada hampir tidak bergerak keluar. Bahkan di Mimi Baru tersebut justru air dari Kali Maro meluap masuk ke dalam lahan sawah petani.
“Ini ke depan kita perlu koordinasi dengan Balai Wilayah Sungai dan Dinas PU bagaimana dengan lahan-lahan yang sebenarnya sangat potensial ini. Minimal ada normalisasi dan pembangunan saluran baru serta ada pintu air yang bisa mengatur saat air meluap dan kekurangan air,’’ tandasnya. (ulo/tri)