MERAUKE – Bupati Merauke, Drs Romanus Mbaraka, MT, sangat terharu saat melepas 29 anak asli Marind Papua untuk kuliah S1 dan S2 di Rusia dan Amerika Serikat, di Auditorium Kantor Bupati Merauke, Selasa (20/12).
Saat memberikan sambutan, sekitar 3-5 menit, orang nomor satu di Merauke tersebut tidak bisa berkata-kata. Suaranya tampak bergetar dan menangis. Bahkan sempat meminta tisu untuk menghapus matanya yang lembab dengan air mata.
‘’Saya hanya mau sampaikan pesan singkat, kamu harus sekolah. Tidak ada cara lain untuk bisa maju selain harus sekolah. Kalian bisa lihat ke kiri dan kenan. Lihat baik-baik, bahwa orang tua kalian tidak punya apa-apa dan tumpuan harapan mereka adalah kalian yang ada sekarang. Pesan saya satu, kalian pergi dan pulang bawah ijazah di tangan,’’ tandas Bupati Romanus Mbaraka. Pesan ini disampaikan bupati Romanus Mbaraka, karena pada periode pertama, dirinya telah mengirim sejumlah anak-anak Marind ke Jerman dengan harapan akan membawa pulang ijazah di tangan, namun mereka pulang sebelum waktunya.
‘’Saya minta gunakan kesempatan ini dengan baik, karena kesempatan seperti ini tidak akan datang kedua kalinya. Apalagi, tidak semua orang bisa mengurus pendidikan.Tapi mengurus proyek fisik yang besar bisa. Tapi untuk pendidikan tidak semua orang bisa. Karena investasi mengurus pendidikan butuh anggaran yang besar, waktu, tenaga dan baru dapat dilihat hasilnya setelah dalam jangka waktu lama,’’ terangnya.
Bupati Romanus Mbaraka juga mengingatkan kepada para calon mahasiswa luar negeri tersebut untuk tidak selalu mengingat kampung. Tapi saat berada di negara lain, benar-benar fokus untuk belajar sehingga bisa menyelesaikan pendidikan tepat waktu. ‘’Anak-anak yang masih Miras berhenti. Behenti juga pacaran. Betul-betul fokus selama berada di sana, sehingga pulang membawa ijazah. Saya ulangi kata-kata saya, untuk pulang bawa ijazah. Anda-anda ini adalah duta orang Marind. Dari sekian orang Marind, anda-anda yang terpilih,’’ pungkas.
Baltazar Untung Samkakai, mewakili orang tua dari anak-anak tersebut menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Merauke dan Papua Language Institute (PLI) yang memberikan perhatian bagi anak-anak Marind tersebut.
Pemerintah Kabupaten Merauke sendiri bekerja sama dengan Papua Language Intitute (PLI) dalam mempersiapkan anak-anak yang akan dikirim ke luar negeri tersebut. Dimana lebih dari 200 anak Marind diseleksi dan terpilih 50 anak yang digembleng PLI baik dari sisi mental, disiplin maupun bahasa selama 1 tahun. Dari 50 orang tersebut, 17 diantaranya masuk dalam Program Unggul Papua yang dibiayai oleh Pemerintah Provinsi. Sisanya, 33 orang. Namun 2 orang mengundurkan diri, sedangkan 2 orang lainny memilih untuk meneruskan pendidikannya di Indonesia. (ulo/tho)