MERAUKE- Di tengah antrian panjang di SPBU untuk mengisi BBM subsidi yakni Pertalite, juga hadir sejumlah Pertamini atau pompa BBM mini minyak yang menjual Pertalite dengan harga yang tentunya sudah berbeda.
Dengan harga Pertalite di SPBU saat ini sebesar Rp 10.000 perliter, maka di Pertamini tersebut dijual dengan harga Rp 13.000 perliternya. Artinya sudah naik Rp 3.000 perliternya. Herannya, persediaan BBM khususnya Pertalite di Pertamini ini juga tidak sedikit.Karena yang melakukan pengisian tidak hanya sepeda motor, tapi terkadang juga mobil.
Sales Branch Manager Rayon III Papua Merauke Anwar Hidayat mengungkapkan, Pertamini tersebut bukan dari Pertamina meski terkadang menggunakan logo pertamina. Karena itu, bukan dari pertamina atau penjualannya tidak secara resmi, maka keberadaannya dianggap ilegal.
‘’Kalau Pertashop itu resmi dari Pertamina dan khusus menjual BBM Non Subsidi, Pertamax dan Dexlite. Harganya sama dengan yang ada di SPBU. Tapi kalau Pertamini itu sama dengan mereka yang menjual di depan kios-kios dalam botol,’’ katanya.
Sebenarnya, lanjut dia, Pertamini tersebut tidak boleh dan dilarang karena bukan badan resmi, apalagi menjual bahan bakar yang disubsidi pemerintah. Anwar Hidayat mengakui bahwa di Kota Merauke ada beberapa Pertamini tersebut.
‘’Pertamini ini memang menjual kembali BBM subsidi dengan harga di atas harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan itu sebenarnya menyalahi aturan,’’terangnya.
Menurutnya, yang bisa menindak dan menegakan aturan adalah dari penegak hukum. ‘’Kalau kita Pertamina tidak punya wewenang untuk menindak,’’ katanya.
Ditambahkan, pihaknya sudah sering melakukan teguran baik ke pertamini dan pengecer dalam botol untuk tidak membawa jeringen atau dengan pengetap-pengetap ke SPBU karena itu melanggar aturan. (ulo/tho)