
MERAUKE-Menyikapi kondisi Papua dalam beberapa hari belakangan ini akibat dari adanya bahasa rasis yang dilontarkan oleh oknum warga kepada mahasiswa asal Papua di Surabaya dan Malang, Pemerintah Kabupaten Merauke menggelar coffee morning di Kantor Bupati Merauke, Selasa (20/8). Hadir dalam pertemuan tersebut, Dandim 1707/Merauke Letkol Inf. Eka Ganta Chandra, SIP, Kajari Merauke I Wayan Sumertayasa, SH, MH, Kapolres Merauke AKBP Bahara Marpaung, SH, tokoh Selatan Papua Drs Johanes Gluba Gebze, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh perempuan dan para pimpinan SKPD.
Seusai memimpin pertemuan, Wakil Bupati Sularso kepada wartawan mengungkapkan, bahwa pertemuan dengan menghadirkan para tokoh tersebut untuk menyampaikan bahwa situasi dan kondisi terkini di Kabupaten Merauke aman terkendali.
‘’Kita inginkan juga peran serta tokoh masyarakat, tokoh agama bersama dengan pemerintah untuk menjaga situasi ini dan Merauke adalah istana damai. Alhamdulilah, dengan situasi yang terjadi di luar sana, di Jawa Timur dan Malang tidak berdampak di Kabupaten Merauke. Walaupun kita merasa prihatin terhadap saudara-saudara kita yang ada di Sorong dan Manokwari,’’ kata Wabup Sularso.
Menurut Wabup Sularso, dukungan moral terhadap anak-anak atau mahasiswa baik yang ada di Jawa Timur maupun yang ada di tempat-tempat lain untuk selalu mengedepankan etika bersama untuk bisa hidup bersama dalam bingkai negara Kesatuan Republik Indonesia.
‘’Itu yang kita harapkan dan menjadi pegangan teguh bagi kita semua baik generasi-generasi sekarang maupun yang akan datang. Sehingga kita punya konsep yang sama bahwa kehidupan berbangsa dan bernegara itu kita harus memberikan kepada bangsa dan negara sebuah karya nyata. Kita hindari untuk tidak berbuat sesuatu yang melanggar aturan. Karena itu, kita mengimbau untuk bersatu dan berpegang teguh pada prinsip kebhinekaan yang selama ini kita lestarikan yakni Pancasila dan UUD 1945,’’ jelasnya.
Ditambahkan, di usia 74 tahun Indonesia merdeka, pemikiran-pemikiran radikal dan rasis itu diharapkan tidak ada lagi. ‘’Namun demikian, kalau ada oknum-oknum yang masih menggunakan bahasa rasis yang tujuannya memecah persatuan kita itu yang tidak boleh dilakukan. Tapi yang harus kita bicara tentang Indonesia yang maju,’’ jelasnya.
Sementara itu, Dandim dan Kapolres pada intinya mengimbau masyarakat untuk tidak muda terprovokasi dengan berita-berita yang kebenarannya masih diragukan atau berita hoax, harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan serta menjaga kondisi keamanan di Merauke yang tetap kondusif. Sementara itu, Tokoh Selatan Papua Drs Johanes Gluba Gebze menyesalkan bahasa rasis yang dilontarkan kepada mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang.
‘’Badannya sudah Indonesia, tapi mulutnya yang belum Indonesia. Kalau mulutnya sudah Indonesia berarti hatinya yang belum Indonesia,’’ tandasnya. (ulo/tri)