MERAUKE–Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Aneka Usaha Anim Kanamin Merauke lapor ke polisi terkait beras yang dikirim ke Pulau Jawaa di akhir 2020 lalu, di mana hingga kini belum dibayar oleh orang yang dipercaykan menjual itu berat tersebut.
Direktur BUMD Aneka Usaha Anim Kanamin, Vincentius Gebze saat ditemui disela-sela menghadiri pelantikan pejabat eselon III dan IV di lingkup Pemkab Merauke, Sabtu (19/2), mengatakan, pihaknya telah melaporkan orang yang dipercaya untuk menjual beras tersebut saat sampai di Surabaya.
‘’Namanya pak Wahyudi. Kita sudah laporkan ke Polres Sragen untuk bisa dilakukan penyitaan atas harta miliknya,’’katanya.
Vincent mengungkapkan, yang bersangkutan adalah orang yang dipercaya untuk menjual beras tersebut ketika beras itu sampai di Pulau Jawa. Beras itu seluruhnya sudah terjual, namun sampai sekarang masih ada Rp 1,03 miliar yang belum dibayar kepada BUMD Anim Kanamin.
‘’Sebenarnya berasnya sudah terjual semua. Kami sementara proses pengurusannya karena yang sudah kami lakukan adalah dilakukan penyitaan aset-aset yang dimiliki oleh orang yang dipercayakan itu. Berasnya sudah terjual semua cuma yang dipercayakan mungkin menyalahgunakan kewenangannya untuk menggunakan dana kami. Sudah dilakukan proses oleh kepolisian Sragen. Dan tinggal asetnya disita,’’katanya.
Karena belum dibayar itu pula, lanjut Vincentius Gebze membuat petani pemilik beras tersebut sampai sekarang ini belum dibayarkan. Namun lanjut Vincent, pihaknya masih menunggu anggaran dari Pemerintah Kabupaten Merauke untuk biaya operasional agar pihaknya bisa ke Pulau Jawa melakukan proses hukum lebih lanjut terkait kasus tersebut.
Ditanya lebih lanjut terkait pihaknya yang telah dilaporkan oleh para petani ke Polres Merauke karena belum membayar beras petani tersebut, Vincent mengaku belum mengetahui jika ada laporan polisi terkait hal tersebut. (ulo/tho)