Saturday, April 20, 2024
24.7 C
Jayapura

Sodomi Anak di Bawah Umur, Oknum Guru Dipolisikan 

MERAUKE– Seorang  oknum guru di Merauke berinisial  L (24)  terpaksa  harus berurusan  pihak  berwajib. Pasalnya, yang bersangkutan diduga melakukan pelecehan seksual   dengan cara sodomi  terhadap  anak didiknya  sendiri  yang  masih  di bawah umur.   

Kapolres  Merauke AKBP  Agustinus  Ary Purwanto, SIK melalui Kasat Reskrim  AKP Carollan Ramdhani, SIK,  SH, MH, didampingi  Kanit  PPA Ipda Sinthia Lelimarna membenarkan  adanya laporan  sodomi dari  orang tua korban  terhadap  pelaku  tersebut.

Pelaku sodomi  saat  digiring  Polisi   untuk  dilakukan pemeriksaan, Rabu (16/9) ( FOTO: Sulo/Cepos)

Kanit PPA Ipda Sinthia Lelimarna menjelaskan, dari pemeriksaan yang dilakukan  terhadap  yang bersangkutan  setidaknya  pelaku sudah  melakukan  aksinya   sebanyak   6 kali  terhadap korban.  Kronologi kejadiannya, ungkap  Kasat Reskrim  berawal  dari bulan Januari  2020   dimana  pelaku  mulai  timbul rasa sayang terhadap korban yang  baru  berumur 14 tahun tersebut, di tempat  ngajinya.

Baca Juga :  Kapolres: Kalau Ada Perintah, Saya Tembak!

   “Pada saat itu  tersangka hanya sayang saja.  Awalnya hanya cium-cium saja  pada korban,’’ terangnya.

  Kemudian pada bulan Juli, saat korban dijemput   oleh  pelaku di rumahnya di   Distrik  Kurik, timbullah  rasa  ingin  berhubungan dengan korban. ‘’Kebetulan korban  ini sudah kelas II SMP dan  pelaku  sebagai  guru ngajinya,’’ jelasnya.

   Pelaku kemudian membawa  korban ke rumahnya  dan  sampai  di rumahnya tersebut   pelaku mensodomi  korban. “Menurut pelaku, korban juga suka. Tapi dalam hal ini  pelaku  tetap salah karena  korban masih di bawah umur sementara  pelaku sudah dewasa,” jelasnya.     

  Dari    pemeriksaan  yang dilakukan  pihaknya, pelaku  mengaku   sudah   6 kali  melakukan  hubungan  terlarang  tersebut.   Kasus ini  terungkap  ketika  pelaku  menyuruh  korban untuk mengaji,  namun korban tidak   tahu, sehingga  pelaku  memukul korban  sehingga luka-luka dan menyuruhnya  push up sebanyak  100 kali. Akibatnya, korban jatuh sakit.

Baca Juga :  Dianiya, Seorang Mahasiswa Tewas

   Saat jatuh   sakit itu, lanjut  Kanit PPA  orang tua  korban  diberitahu  tentang korban yang   sakit sehingga  orang tuanya datang mengambil  dan  membawanya  pulang ke rumahnya. ‘’Dari tingkah laku  korban sepertinya menyembuyikan sesuatu. Akhirnya ibu dari korban    ini bertanya kepada  korban.   Karena  antara  orang tua dan anak  dan  dari situlah   korban menceritakan  perihal  sodomi  yang dialaminya  dari pelaku,’’ jelasnya.

     Pelaku sendiri masih bujang dan  pacar  juga tidak ada. Akibat  perbuatannya tersebut,   pelaku   dijerat  dengan UU  Perlindungan   Anak dengan  ancaman  hukuman minimal  5 tahun  dan maksimal  15 tahun  penjara. (ulo/tri)

MERAUKE– Seorang  oknum guru di Merauke berinisial  L (24)  terpaksa  harus berurusan  pihak  berwajib. Pasalnya, yang bersangkutan diduga melakukan pelecehan seksual   dengan cara sodomi  terhadap  anak didiknya  sendiri  yang  masih  di bawah umur.   

Kapolres  Merauke AKBP  Agustinus  Ary Purwanto, SIK melalui Kasat Reskrim  AKP Carollan Ramdhani, SIK,  SH, MH, didampingi  Kanit  PPA Ipda Sinthia Lelimarna membenarkan  adanya laporan  sodomi dari  orang tua korban  terhadap  pelaku  tersebut.

Pelaku sodomi  saat  digiring  Polisi   untuk  dilakukan pemeriksaan, Rabu (16/9) ( FOTO: Sulo/Cepos)

Kanit PPA Ipda Sinthia Lelimarna menjelaskan, dari pemeriksaan yang dilakukan  terhadap  yang bersangkutan  setidaknya  pelaku sudah  melakukan  aksinya   sebanyak   6 kali  terhadap korban.  Kronologi kejadiannya, ungkap  Kasat Reskrim  berawal  dari bulan Januari  2020   dimana  pelaku  mulai  timbul rasa sayang terhadap korban yang  baru  berumur 14 tahun tersebut, di tempat  ngajinya.

Baca Juga :  Danrem 174/ATW: Jaga Netralitas Dalam Pemilu!

   “Pada saat itu  tersangka hanya sayang saja.  Awalnya hanya cium-cium saja  pada korban,’’ terangnya.

  Kemudian pada bulan Juli, saat korban dijemput   oleh  pelaku di rumahnya di   Distrik  Kurik, timbullah  rasa  ingin  berhubungan dengan korban. ‘’Kebetulan korban  ini sudah kelas II SMP dan  pelaku  sebagai  guru ngajinya,’’ jelasnya.

   Pelaku kemudian membawa  korban ke rumahnya  dan  sampai  di rumahnya tersebut   pelaku mensodomi  korban. “Menurut pelaku, korban juga suka. Tapi dalam hal ini  pelaku  tetap salah karena  korban masih di bawah umur sementara  pelaku sudah dewasa,” jelasnya.     

  Dari    pemeriksaan  yang dilakukan  pihaknya, pelaku  mengaku   sudah   6 kali  melakukan  hubungan  terlarang  tersebut.   Kasus ini  terungkap  ketika  pelaku  menyuruh  korban untuk mengaji,  namun korban tidak   tahu, sehingga  pelaku  memukul korban  sehingga luka-luka dan menyuruhnya  push up sebanyak  100 kali. Akibatnya, korban jatuh sakit.

Baca Juga :  Polisi Masih Dalami Kepemilikan Sabu di Boven Digoel

   Saat jatuh   sakit itu, lanjut  Kanit PPA  orang tua  korban  diberitahu  tentang korban yang   sakit sehingga  orang tuanya datang mengambil  dan  membawanya  pulang ke rumahnya. ‘’Dari tingkah laku  korban sepertinya menyembuyikan sesuatu. Akhirnya ibu dari korban    ini bertanya kepada  korban.   Karena  antara  orang tua dan anak  dan  dari situlah   korban menceritakan  perihal  sodomi  yang dialaminya  dari pelaku,’’ jelasnya.

     Pelaku sendiri masih bujang dan  pacar  juga tidak ada. Akibat  perbuatannya tersebut,   pelaku   dijerat  dengan UU  Perlindungan   Anak dengan  ancaman  hukuman minimal  5 tahun  dan maksimal  15 tahun  penjara. (ulo/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya