Sunday, April 28, 2024
30.7 C
Jayapura

Suasana Haru Warnai Hari Pertama di SMAN I Merauke

HARU_ Suasana haru mewarnai  hari pertama masuk di SMAN I Merauke, Senin (15/7),  saat siswa baru tersebut melakukan sungkeman atau meminta doa restu kepada orang tua atau wali   masing-masing. ( FOTO : Sulo/Cepos)   

MERAUKE- Suasana  haru mewarnai   hari pertama  masuk  di SMAN I Merauke terutama  bagi  siswa baru. Ini terjadi  saat   siswa baru tersebut sungkem atau meminta  doa restu  kepada  orang tua mereka  untuk dibina dan dididik di sekolah  tersebut selama  3 tahun ke depan. 

  Tradisi  ini sudah  dilakukan pihak SMAN I Merauke  dalam beberapa  tahun terakhir bagi setiap siswa baru. Dimana pada  hari pertama,  orang tua atau wali orang tua  tidak hanya sekedar  mengantar anak mereka ke sekolah di hari pertama  tersebut, namun  juga ada penyerahan  anak dari  orang tua ke pihak sekolah sekaligus  anak meminta doa  restu  kepada orang tua. 

  Pelaksana tugas Kepala Sekolah SMAN I Merauke  Ringland Simanjuntak , S.Pd mengungkapkan, bahwa  trandisi ini telah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir   dimana  orang tua siswa menyerahkan  anak mereka kepada pihak sekolah. ‘’Ini adalah sebuah budaya yang  telah dilakukan oleh SMAN I Merauke dari tahun ke tahun dimana peranan dari orang tua yang ikut terlibat dalam mendukung dan memberikan dorongan dan dukungan  dalam seluruh tugas siswa kedepan ini  merupakan hal yang penting. Karena Lembaga ini tidak bisa berjalan tanpa dukungan dan kerja sama dari para   orang tua,’’ katanya. 

Baca Juga :  Tiga Pengedar Ganja Dibekuk

    Karena itu,     pihaknya mengharapkan  kerja sama ini bukan hanya pada saat  orang tua  tampil melihat anak-anak mereka di hari pertama  tersebut, tapi  juga ini akan terus berkelanjutan mengantar anak-anak mereka 3 tahun kedepan untuk mendapatkan  prestasi yang diharapkan.   ‘’Kalau tradisi sungkeman ini juga sudah berlangsung beberapa tahun  terakhir ini  yang menunjukan sebagai satu bentuk   doa restu dari orang tua kepada anak-anak mereka, dengan doa dan harapan yang dipanjatkan  kepada Tuhan anak-anak ini   kelak bisa berhasil dilembaga  ini. Dari Lembaga menerima tugas yang diberikan olah para orang tua  tersebut,’’ terangnya. Untuk tahun   2019 ini, jumlah siswa  baru yang  diterima di  SMAN I Merauke tersebut sebanyak 413  orang. 

Baca Juga :  Tak Puas Pengumuman CPNS, Kantor BKD Boven Digoel Dirusak

   Sementara   itu Pendeta Serly Anakotta,  salah satu orang  tua siswa  yang  mengantarkan anaknya ke sekolah di hari pertama   tersebut mengaku tradisi  yang diterapkan oleh  pihak sekolah  dihari  pertama  belajar tersebut sangat baik dan pelru dilestarikan. ‘’Karena itu menyatakan tanda hormat  anak kepada orang tua. Tapi  orang tua   juga memberikan restu supaya anak-anak juga bisa belajar dengan baik,’’ katanya. 

   Pendeta  Serly mengaku saat   anak sungkeman   ini dirinya   dalam suasana terharu. ‘’Air mata hampir  jatuh. Sebab,   kita memberikan doa  kepada anak-anak dan anak  juga menyatakan hormat kepada orang tua,’’ terangnya.

  Iapun   berharap kepada pihak sekolah agar  kualitas Pendidikan  tetap ditingkatkan dan  guru tidak hanya menganggap anak didik sebagai siswa tapi   menganggap sebagai anak mereka sendiri. “Sebaliknya  anak harus menganggap  guru   tidak hanya sebagai pendidik namun juga sebagai orang tua  di sekolah,’’ tambahnya. (ulo/tri)  

HARU_ Suasana haru mewarnai  hari pertama masuk di SMAN I Merauke, Senin (15/7),  saat siswa baru tersebut melakukan sungkeman atau meminta doa restu kepada orang tua atau wali   masing-masing. ( FOTO : Sulo/Cepos)   

MERAUKE- Suasana  haru mewarnai   hari pertama  masuk  di SMAN I Merauke terutama  bagi  siswa baru. Ini terjadi  saat   siswa baru tersebut sungkem atau meminta  doa restu  kepada  orang tua mereka  untuk dibina dan dididik di sekolah  tersebut selama  3 tahun ke depan. 

  Tradisi  ini sudah  dilakukan pihak SMAN I Merauke  dalam beberapa  tahun terakhir bagi setiap siswa baru. Dimana pada  hari pertama,  orang tua atau wali orang tua  tidak hanya sekedar  mengantar anak mereka ke sekolah di hari pertama  tersebut, namun  juga ada penyerahan  anak dari  orang tua ke pihak sekolah sekaligus  anak meminta doa  restu  kepada orang tua. 

  Pelaksana tugas Kepala Sekolah SMAN I Merauke  Ringland Simanjuntak , S.Pd mengungkapkan, bahwa  trandisi ini telah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir   dimana  orang tua siswa menyerahkan  anak mereka kepada pihak sekolah. ‘’Ini adalah sebuah budaya yang  telah dilakukan oleh SMAN I Merauke dari tahun ke tahun dimana peranan dari orang tua yang ikut terlibat dalam mendukung dan memberikan dorongan dan dukungan  dalam seluruh tugas siswa kedepan ini  merupakan hal yang penting. Karena Lembaga ini tidak bisa berjalan tanpa dukungan dan kerja sama dari para   orang tua,’’ katanya. 

Baca Juga :  Tidak Hanya Olah Kayu, Silva Papua Lestari Konsen di Pendidikan

    Karena itu,     pihaknya mengharapkan  kerja sama ini bukan hanya pada saat  orang tua  tampil melihat anak-anak mereka di hari pertama  tersebut, tapi  juga ini akan terus berkelanjutan mengantar anak-anak mereka 3 tahun kedepan untuk mendapatkan  prestasi yang diharapkan.   ‘’Kalau tradisi sungkeman ini juga sudah berlangsung beberapa tahun  terakhir ini  yang menunjukan sebagai satu bentuk   doa restu dari orang tua kepada anak-anak mereka, dengan doa dan harapan yang dipanjatkan  kepada Tuhan anak-anak ini   kelak bisa berhasil dilembaga  ini. Dari Lembaga menerima tugas yang diberikan olah para orang tua  tersebut,’’ terangnya. Untuk tahun   2019 ini, jumlah siswa  baru yang  diterima di  SMAN I Merauke tersebut sebanyak 413  orang. 

Baca Juga :  Tak Puas Pengumuman CPNS, Kantor BKD Boven Digoel Dirusak

   Sementara   itu Pendeta Serly Anakotta,  salah satu orang  tua siswa  yang  mengantarkan anaknya ke sekolah di hari pertama   tersebut mengaku tradisi  yang diterapkan oleh  pihak sekolah  dihari  pertama  belajar tersebut sangat baik dan pelru dilestarikan. ‘’Karena itu menyatakan tanda hormat  anak kepada orang tua. Tapi  orang tua   juga memberikan restu supaya anak-anak juga bisa belajar dengan baik,’’ katanya. 

   Pendeta  Serly mengaku saat   anak sungkeman   ini dirinya   dalam suasana terharu. ‘’Air mata hampir  jatuh. Sebab,   kita memberikan doa  kepada anak-anak dan anak  juga menyatakan hormat kepada orang tua,’’ terangnya.

  Iapun   berharap kepada pihak sekolah agar  kualitas Pendidikan  tetap ditingkatkan dan  guru tidak hanya menganggap anak didik sebagai siswa tapi   menganggap sebagai anak mereka sendiri. “Sebaliknya  anak harus menganggap  guru   tidak hanya sebagai pendidik namun juga sebagai orang tua  di sekolah,’’ tambahnya. (ulo/tri)  

Berita Terbaru

Artikel Lainnya