MERAUKE – Ratusan pemuda dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Merauke diajak untuk mencintai, bangga dan menggunakan produk-produk buatan Indonesia, ketimbang buatan luar negeri.
Ajakan ini disampaikan Ketua Tim Peningkatan Produk Dalam Negeri, Direktorat Jenderal Pemasaran dan Penggunaan Produk Dalam Negeri, Kementrian Perdagangan (Kemendag) RI, Septo Soepratno, pada aktivasi buatan Indonesia kepada masyarakat dan anak didik yang digelar Kemendag RI di Merauke, Selasa (15/3).
Kegiatan dari kemendag ini dilakukan secara serentak di 4 kota yakni Merauke, Kota Jayapura, Kota Sorong dan Manokwari. Menurut dia, tujuan vitasi bangga buatan Indonesia kepada masyarakat dan anak didik adalah untuk mengedukasi masyarakat dan anak didik guna lebih mencintai dan bangga serta membeli produk dalam negeri.
‘’Tidak hanya mencintai dan bangga, tapi membeli produk-produk Indonesia,’’ jelasnya. Dengan membeli produk Indonesia, lanjut dia, akan ada multi efek playernya pada ekonomi dalam negeri bertumbuh. ‘’Kalau di Jayapura, Sorong Manokwari berkaitan dengan pendampingan kepada para pelaku UKM,’’ terangnya.
Diakuinya, kualitas atau mutu dari hasil produk-produk Indpnesia tersebut harus terus diperbaiki. Sebab, sampai sekarang masih ada sebagian orang Indonesia merasa bangga jika menggunakan produk luar negeri, apalagi merek-merek tertentu.
‘’Ini yang perlu meansetnya dibangun. Saya ingat sekali ketika kami dari Kementrian Perdagangan menyusun buku ekonomi kreatif tahun 2009 atau 2010. Kita belajar dari masyarakat Korea. Masyarakat di sana, sangat cinta produk mereka sendiri. Saya lihat sendiri, bagaimana produk tekstil mereka,”bebernya.
Kualitasnya jauh dibawah dari produk Indonesia, tapi mereka bangga membeli produk mereka sendiri, walaupun harganya jauh lebih mahal. Kebanggaan ini menjadikan bukti nyata bahwa Korea sekarang jauh lebih baik. “Kita harus banyak belajar dari negara-negara yang sukses,’’ katanya.
Menurutnya, kita tidak perlu malu belajar agar kehidupan ke depan jauh lebih baik. ‘’Kita bisa melebihi dari negara-negara tersebut,’’ jelasnya. Sehubungan dengan produk yang masih kurang, kata dia, pihaknya melakukan pendampingan pelatihan UMKM di 3 kota di Papua yakni Jayapura, Sorong dan Manokwari.
‘’Ada pendampingan pada kualitas produk, wira usaha SDM dan pengelolaannya dan sampai pada peningkatan akses pasar. Bagaimana UMKM itu bisa menjual produknya, tidak hanya di dalam negeri atau di Tanah Papua, tapi juga luar negeri ,’’ pungkasnya.(ulo/tho)