Kalapas Merauke Sony Sopyan saat mengawasi dua warga binaannya yang sedang membuat Paving Blok di Lapas Merauke.
MERAUKE-Berbagai pembinaan dilakukan pihak Lapas Merauke bagi narapidana Lapas Merauke. Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Merauke Sony Sopyan bahwa pembinaan yang dilakukan oleh Lapas Merauke terhadap para narapidana tersebut secara garis besarnya ada dua yakni pembinaan kepribadian dan pembinaan kemandirian.
“Di Lapas Merauke, pembinaan kepribadian seperti pembinaan keagamaan, pembinaan untuk mental disiplin dan pembinaan dia bagaimana untuk menjadi warga negara yang baik,” katanya ditemui Kamis (13/8).
Kalapas Merauke Sony Sopyan saat mengawasi dua warga binaannya yang sedang membuat Paving Blok di Lapas Merauke. ( FOTO: Sulo/Cepos)
Sementara untuk pembinaan kemandirian yakni pembinaan keterampilan. Di Lapas, kata dia pihaknya sudah mulai pembinaan untuk kegiatan pertanian dengan menanam padi di Kampung Serapuh kurang lebih 1,5 hektar, 2 kali setahun untuk menjadi bekal dari warga binaan yang ikut pertanian tersebut.
“Mudah-mudahan nanti setelah dia bebas dapat mengembangkan pertanian,’’’ katanya. Selain itu, ada juga usaha pencucian motor. “Kita tidak melihat itu ada sisi bisnisnya tapi bagaimana upaya dia untuk mendapat uang. Jadi dia bisa bekerja. Ttidak hanya nongkrong-nongkrong kemudian dapat uang. Juga ada pangkas rambut. Untuk pangkas rambut ini sudah jalan selama 2 minggu,” katanya.
Kemudian ada percetakan paving blok. “Kita banyak kegiatan. Kita juga ada kegiatan pertanian di dalam lapas. Juga pembuatan meubeler. Warga kami sudah bikin podium Lapas Tidak kalah dengan buatan di luar dan kita sudah buat terobosan mudah-mudahan menjadi bekal nanti setelah mereka bebas. Jangan sampai mereka nanti bebas cari-cari pekerjaaan dan masih bigung yang ujung-ujung kembali melakukan tindak pidana,” terangnya.
Ditambahkan, pembinaan ini harus didukung oleh masyarakat semua. Bukan hanya tangggung jawab Lapas, namun menjadi tanggungjawab semua pihak baik pemerintah daerah, swasta, lapisan masyarakat dan pihak keluarga sama-sama dukung. “Jangan mereka dikucilkan. Ketika sudah bebas nanti dan berada di luar jangan apriori dengan mereka. Karena tidak selamanya orang jahat itu akan jahat. Tergantung lingkungan dan kesempatan,’’ tambahnya. (ulo/tri)
Sulo/Cepos
Kalapas Merauke Sony Sopyan saat mengawasi dua warga binaannya yang sedang membuat Paving Blok di Lapas Merauke.
MERAUKE-Berbagai pembinaan dilakukan pihak Lapas Merauke bagi narapidana Lapas Merauke. Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Merauke Sony Sopyan bahwa pembinaan yang dilakukan oleh Lapas Merauke terhadap para narapidana tersebut secara garis besarnya ada dua yakni pembinaan kepribadian dan pembinaan kemandirian.
“Di Lapas Merauke, pembinaan kepribadian seperti pembinaan keagamaan, pembinaan untuk mental disiplin dan pembinaan dia bagaimana untuk menjadi warga negara yang baik,” katanya ditemui Kamis (13/8).
Kalapas Merauke Sony Sopyan saat mengawasi dua warga binaannya yang sedang membuat Paving Blok di Lapas Merauke. ( FOTO: Sulo/Cepos)
Sementara untuk pembinaan kemandirian yakni pembinaan keterampilan. Di Lapas, kata dia pihaknya sudah mulai pembinaan untuk kegiatan pertanian dengan menanam padi di Kampung Serapuh kurang lebih 1,5 hektar, 2 kali setahun untuk menjadi bekal dari warga binaan yang ikut pertanian tersebut.
“Mudah-mudahan nanti setelah dia bebas dapat mengembangkan pertanian,’’’ katanya. Selain itu, ada juga usaha pencucian motor. “Kita tidak melihat itu ada sisi bisnisnya tapi bagaimana upaya dia untuk mendapat uang. Jadi dia bisa bekerja. Ttidak hanya nongkrong-nongkrong kemudian dapat uang. Juga ada pangkas rambut. Untuk pangkas rambut ini sudah jalan selama 2 minggu,” katanya.
Kemudian ada percetakan paving blok. “Kita banyak kegiatan. Kita juga ada kegiatan pertanian di dalam lapas. Juga pembuatan meubeler. Warga kami sudah bikin podium Lapas Tidak kalah dengan buatan di luar dan kita sudah buat terobosan mudah-mudahan menjadi bekal nanti setelah mereka bebas. Jangan sampai mereka nanti bebas cari-cari pekerjaaan dan masih bigung yang ujung-ujung kembali melakukan tindak pidana,” terangnya.
Ditambahkan, pembinaan ini harus didukung oleh masyarakat semua. Bukan hanya tangggung jawab Lapas, namun menjadi tanggungjawab semua pihak baik pemerintah daerah, swasta, lapisan masyarakat dan pihak keluarga sama-sama dukung. “Jangan mereka dikucilkan. Ketika sudah bebas nanti dan berada di luar jangan apriori dengan mereka. Karena tidak selamanya orang jahat itu akan jahat. Tergantung lingkungan dan kesempatan,’’ tambahnya. (ulo/tri)