
Kondisi Driver Gojek di Tengah Pandemi Wabah Corona di Merauke
Sejak Merauke diumumkan berada dalam status Kejadian Luar Biasa menyusul ditemukannya 2 Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang positif, Pemkab Merauke melakukan sejumlah pembatasan. Bagaimana dengan Gojek di tengah pandemi Corona tersebut?
Laporan: Yulius Sulo_ Merauke.
Gojek menjadi salah satu usaha jasa yang merasakan langsung dampak dari pembatasan yang dilakukan pemerintah dalam rangka memutus mata rantai Covid-19 tersebut. Pasalnya, dengan pembatasan tersebut, membuat banyak warga yang memilih tinggal di rumah jika memang tidak ada kegiatan yang mendesak.
“Mungkin kami yang sangat terpukul akibat dampak Corona ini. Karena pendapatan kami menurun drastis. Turun sekitar 70 persen. Kalau sebelum wabah Corona, setiap harinya order bisa sampai 30 tapi sekarang paling banyak 6 orderan. Biasanya 2 atau 3 bahkan sama sekali tidak mendapatkan order dalam sehari,’’ kata Suyono, salah satu driver gojek ditemui di Pangkalan Ojek Nusantara, Jalan Raya Mandala Merauke, Selasa (14/4).
Di pangkalan ini, sebanyak 30 anggota driver gojek tergabung di dalamnya. Sementara jumlah pangkalan gojek di Merauke sebanyak 7 titik. Suyono mengaku bahwa order paling banyak adalah mengantar penumpang. Namun dengan libur sekolah dan perguruan tinggi ditambah dengan libur ASN dan sejumlah perkantoran sejak pandemiCovid-19 membuat permintaan order sepi.
Sementara untuk Go Food, meski permintaannya sedikit meningkat di tengah pandemi Corona tersebut, namun kesulitan yang pihaknya alami ketika ada pesanan tapi tidak bisa memenuhi karena warungnya tutup. “Kadang sudah ada pesanan, tapi saat kita mau order ternyata warungnya tutup,” terangnya.
Apalagi lanjut Suyono, sebagian resto yang ada langsung delivery atau dari pihak resto mengantar langsung ke pemesan tanpa biaya antar. Selain karena banyak rumah makan yang tutup, juga karena banyak juga driver gojek lainnya yang aktif saat libur tersebut.
Hasrullah, driver gojek lainnya mengaku tidak bisa berdiam di rumah kendati pemerintah meminta untuk tinggal di rumah. “Kami bukan tidak mau taat peraturan pemerintah untuk tinggal di rumah. Tapi persoalannya, kalau kami tinggal di rumah, siapa yang kasih makan istri dan anak kami. Siapa yang akan bayar kontrakan rumah dan bayar cicilan motor kami. Karena kami ini rata-rata masih kredit motor untuk ngojek,” katanya.
Menurut Hasrullah, meski Presiden Jokowi telah memberi penundaan untuk membayar cicilan tersebut, namun sampai sekarang intruksi Presiden tersebut tidak berlaku di Merauke. ‘’Karena kita sudah ditelpon-telpon untuk segera bayar cicilan kredit. Tapi, karena sepi dan pendapatan turun drastis maka sampai sekarang sebagian besar dari teman-teman belum bisa bayar cicilan,’’ jelasnya.
Hal sama disampaikan Nonik Prasetyo. Janda dua anak tersebut, mengaku tetap ngojek setiap harinya untuk bisa memenuhi kebutuhan kedua buah hatinya. ‘’Kami juga punya langganan yang rata-rata teman dari THM. Tapi, kebanyakan mereka masih ngutang karena pesannya lewat offline,” terangnya.
Para tukang ngojek tersebut berharap pemerintah daerah juga memberikan perhatian dengan memberikan bantuan sembako seperti yang diberikan kepada warga lainnya.”Dengar-dengar sejak 4 April lalu ada bantuan ke driver ngojek, tapi sampai sekarang belum ada. Mudah-mudahan pemerintah daerah juga memberikan perhatian kepada kami,” pungkas Hasrullah berharap. (*/tri)