
MERAUKE – Untuk pertama kali, akibat pandemi Covid-19 umat ristiani seluruh dunia tak terkecuali di Merauke merayakan Tri Hari Suci sampai Paskah dari rumah lewat live streaming. Ada sejumlah gereja dapat memanfaatkan fasilitas komunikasi modern tersebut lewat live streaming diantaranya Paroki Katedral, Paroki Santo Yoseph Bambu Pemali Merauke, Paroki Santa Fatimah Kelapa Lima Merauke.
Perayaan Tri Hari Suci dimulai dari hari Kamis Putih dimana pada perayaan tersebut, dilakukan pembasuhan kaki oleh imam seperti yang dilakukan oleh Yesus kepada murid-muridnya sekaligus melakukan perjamuan terakhir bersama murid-muridnya. Namun, pada malam Kamis Putih tersebut, tidak ada tradisi pembasuhan kaki seperti yang dilakukan oleh Tuhan Yesus kurang lebih 2020 tahun lalu.
Di Paroki Katedral, Misa Kamis Putih tersebut dipimpin Pastor Alo Batmianyk, MSC. Selanjutnya, pada Jumat Agung, peringatan wafatnya Tuhan Yesus di atas kayu salib dipimpin Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Merauke Pastor Henderikus Kariwop, MSC.
Pada Jumat Agung ini, umat juga mengikuti ibadat Sabda dari rumah tersebut. Tidak ada penciuman salib seperti pada peringatan Jumat Agung setiap tahunnya. Hanya berupa penghormatan salib dari rumah masing-masing yang mengikuti misa secara online baik lewat youtube maupun facebook.
Sementara pada Sabtu Suci, peringatan akan kebangkitan Yesus Kristus dipimpin Pastor Jony Astanto, MSC. Dalam khotbahnya, Jony Astanto mengungkapkan bahwa dengan pademi Corona yuang terjadi saat ini, iblis mungkin telah bersuka cita ketika pintu-pintu gereja tertutup bagi umat Allah saat ini.
Tapi iblis tak bisa berkutik ketika gereja-gereja berdiri megah di dalam hati dan dalam rumah-rumah orang beriman. Dengan kondisi yang terjadi saat ini, umat beriman diingatkan kembali bahwa gereja sebenarnya bukanlah sebuah gedung tapi gereja merupakan pribadi-pribadi umat Allah.
Sementara pada perayaan Minggu Paskah kemarin, misa dipimpin Pastor John Kandam, Pr yang juga sebagai Ketua FKUB Kabupaten Merauke. Dalam kotbahnya itu, Pastor John Kandam kembali mempertegas arti dari ibadah dari rumah yang dilakukan sekarang ini akibat virus Corona. Menurut Pastor John Kandam, bahwa pertumbuhan iman tidak hanya dibangun dan tumbuh dari gedung gereja, namun harus dimulai dari keluarga sebagai basis.
“Ketika ada perisiwa seperti ini , maka tidak membuat kita kaget. Karena selama ini, iman sudah kita tumbuhkan lewat keluarga. Dengan peristiwa yang terjadi saat ini, kita betul-betul diantar untuk sungguh-sungguh menyadari bahwa keluarga adalah gereja basis dasar iman kekatolikan kita. Dimana iman kita tumbuhkan lewat keluarga- keluarga kita. Di sana, ada bapak, ibu dan anak-anak serta seluruh rumpun keluarga bisa berkumpul bersama merayakan paskah,’’ tambahnya. (ulo/tri)