MERAUKE– Setelah wartawan yang tergabung dalam Komunitas Wartawan Daerah (KWD) Papua Selatan menggelar aksi demo damai terkait dengan hilangnya jaringan internet Telkom sejak 4 Januari 2024lalu, kini giliran mahasiswa di Kabupaten Merauke menggelar aksi demio damai tersebut. Aksi demo tersebut diawali di Kantor Bupati Merauke.
Aksi demo ke Kantor Bupati Merauke tersebut awalnya tidak ada dalam agenda lokasi aksi demo. Para mahasiswa rencananya hanya akan melewati kantor bupati Merauke menuju Kantor Telkom di Jalan Postel.
Namun saat akan masuk ke Kantor Bupati Merauke, tiba-tiba pintu gerbang masuk kantor bupati ditutup, sehingga aksi dorong sempat terjadi. Para mahasiswa tersebut tidak terima dengan penutupan pintu gerbang kantor bupati tersebut.
Setelah sempat bersitegang akhirnya para mahasiswa diperkenankan masuk ke dalam kantor bupati dan diterima oleh Plh Sekda Kabupaten Merauke Ir. Justina Sianturi yang juga sebagai Asisten II Setda Kabupaten Merauke, Asisten I Setda Kabupaten Merauke Yanoarius Katmok, ST, MT dan Kakesbangpol Kabupaten Merauke Drs Ramadayanto, MM.
Di depan para pejabat tersebut, para mahasiswa menilai pemerintah daerah gagal dalam menangani masalah jaringan internet di Kabupaten Merauke dengan membiarkan satu provider beroperasi di Kabupaten Merauke, sehingga sangat merugikan masyarakat.
Karena itu, para mahasiswa meminta pemerintah daerah bertanggungjawab atas kerugian yang dialami oleh masyarakat termasuk pelajar dan mahasiswa saat ini.
‘’Ini sudah 7 kali putus dan tidak ada langkah-langkah konkrit yang dilakukan pemerintah daerah,’’ kata Korlap Risky Patasiana.
Setelah menggelar aksi di halaman kantor bupati, selanjutnya para mahasiswa menuju Kantor Telkom di Jalan Postel yang hanya berjarak sekitar 200 meter dari Kantor Bupati. Sampai di halaman Kantor Telkom, situasi sempat memanas, karena ada yang langsung membakar ban dan juga adanya aksi pelemparan ke kantor Telkom. Bahkan ada diantara mahasiswa tersebut mengaku dipukul aparat.
Namun situasi ini hanya berlangsung sementara karena kedua belah pihak baik dari mahasiswa saling menenangkan untuk tidak berbuat anarkis. Begitu juga dari kepolisian yang mengamankan aksi demo itu diminta untuk tidak terpancing dengan situasi yang terjadi.
Risky Patasiana mengungkap, pihaknya hanya menuntut 3 hal penting yakni pertama pemerintah dan Telkom memberikan Wifi gratis kepada masyarakat, kedua, pemulihan jaringan internet di bulan Januari ini juga dan ketiga, memberikan peluang dan kesempatan kepada provider lain untuk masuk ke Merauke, sehingga ketika terjadi kondisi seperti sekarang ini, masyarakat tidak dirugikan. Tidak bolewh terjadi monopoli seperti yang terjadi sekarang ini.
Saat di Telkom itu juga, para mahasiswa menilai kalaupun Kantor Telkom tersebt terbakar nelum sebanding dengan kerugikan yang dialami oleh masyarakat saat ini. Apalagi, putusnya jaringan telkom tersebut bukan barui 1-2 kali tapi sudah tercatat 7 kali dan terus terulang setiap tahunnya. Bahkan, dalam 1 tahun, ada yang sampai 2 kali putus. (ulo)
Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos