Thursday, April 25, 2024
33.7 C
Jayapura

Distrik Jagebob Jadi Lokasi Latihan Terduga Teroris

*Alat Tajam dan Bahan Peledak Ditemukan di Lokasi Latihan 

MERAUKE-Satu persatu  kegiatan para terduga teroris   di Kabupaten Merauke  terungkap ke permukaan. Para terduga teroris yang berhasil ditangkap  tersebut, ternyata selama  ini  memusatkan latihannya di salah satu tempat di Distrik Jagebob, Kabupaten Merauke. Di Distrik  Jagebob,  Densus 88 berhasil menangkap  terduga teroris tersebut. 

Kapolres Merauke, AKBP. Ir. Untung Sangaji, M.Hum, mengungkapkan bahwa banyak alat tajam yang digunakan para terduga teroris  melakukan latihan di tempat tersebut yang berhasil diamankan. Termasuk bahan peledak  berhasil diamankan  dari tempat  yang selama ini dijadikan sebagai tempat latihan mereka.  

“Alat  tajam begitu banyak sudah dibawa dari sana (Jagebob,red). Bahan kimia cairan juga sudah diangkat dan sebagainya,” ungkap Kapolres Untung Sangaji kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis (10/6). 

Mengenai sudah berapa lama para terduga teroris latihan di tempat  tersebut, Untung Sangaji mengaku tidak tahu. ‘’Karena saya bukan teroris, saya tidak tahu. Saya hanya tahu signalnya di situ, kemudian dilakukan penangkapan,” jelasnya. Namun demikian, Kapolres  menjelaskan bahwa berdasarkan  pengamatan,  evaluasi dan penindakan,  para terduga teroris tersebut dapat diketahui  bahwa di antara mereka ada yang merupakan pelarian dari  Makassar.  

Baca Juga :  Sempat Dipalang, Puskesmas Japut Akhirnya dibuka

“Kita kan penjaringan untuk mengetahui wajah dan ciri-ciri orang ini. Dan Polisi kita ini tidak bisa menangkap  orang tanpa barang bukti.  Kalau bukti sudah terarah pada perbuatannya A1 benar, maka tidak salah lagi, tangkap,’’ jelasnya. 

Kapolres  juga menjelaskan bahwa terkait dengan   Jagebob sebagai tempat Latihan tersebut, ada juga  yang sempat mengikuti latihan  namun meninggalkan latihan tersebut setelah mengetahui ada yang aneh dari  latihan tersebut. “Ada sadar. Kalau Pramuka, barang kali arah melintang atau satpam merayap-rayap di situ atau wajib meliter, latihan menembak. Tapi kalau orang sipil  pasti bertanya untuk apa ini. Memangnya mau buruh babi hutan di hutan, tidak seperti itu  juga. Karena berburu tidak seperti itu latihan, sehingga sadar. Saya salut,  sehingga dia diperiksa sebagai saksi. Dia sadar kalau apa yang dia ikuti itu berbahaya,” terangnya. 

Baca Juga :  Waktu Terbatas, PPD Diminta Perhatikan  Setiap  Tahapan Pilkada

  Kapolres menjelaskan bahwa orang yang coba direkrut  para terduga teroris tersebut adalah orang yang pendiam, jarang bergaul dan orang susah. ‘’Orang dengan  pahamnya itu disukai oleh golongan   teroris. Berani terhadap orang tuanya, sekalipun dia bunuh  orang tua dan saudara-saudaranya. Orang seperti itu yang dibutuhkan para terduga terorisme,” tuturnya.

Untung Sangaji  menambahkan bahwa  dalam waktu  dekat ini dirinya akan turun ke Distrik Jagebob untuk menguraikan selayang pandang  terutama terkait dengan masalah terorisme tersebut. ‘’Jangan sampai ada yang tiba-tiba iseng ke petani. Misalnya mau beli pupuk 2  karung. Eh tukang cendol kok beli pupuk untuk apa. Seperti itu patut dicurigai,”  tambahnya. (ulo/nat) 

*Alat Tajam dan Bahan Peledak Ditemukan di Lokasi Latihan 

MERAUKE-Satu persatu  kegiatan para terduga teroris   di Kabupaten Merauke  terungkap ke permukaan. Para terduga teroris yang berhasil ditangkap  tersebut, ternyata selama  ini  memusatkan latihannya di salah satu tempat di Distrik Jagebob, Kabupaten Merauke. Di Distrik  Jagebob,  Densus 88 berhasil menangkap  terduga teroris tersebut. 

Kapolres Merauke, AKBP. Ir. Untung Sangaji, M.Hum, mengungkapkan bahwa banyak alat tajam yang digunakan para terduga teroris  melakukan latihan di tempat tersebut yang berhasil diamankan. Termasuk bahan peledak  berhasil diamankan  dari tempat  yang selama ini dijadikan sebagai tempat latihan mereka.  

“Alat  tajam begitu banyak sudah dibawa dari sana (Jagebob,red). Bahan kimia cairan juga sudah diangkat dan sebagainya,” ungkap Kapolres Untung Sangaji kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis (10/6). 

Mengenai sudah berapa lama para terduga teroris latihan di tempat  tersebut, Untung Sangaji mengaku tidak tahu. ‘’Karena saya bukan teroris, saya tidak tahu. Saya hanya tahu signalnya di situ, kemudian dilakukan penangkapan,” jelasnya. Namun demikian, Kapolres  menjelaskan bahwa berdasarkan  pengamatan,  evaluasi dan penindakan,  para terduga teroris tersebut dapat diketahui  bahwa di antara mereka ada yang merupakan pelarian dari  Makassar.  

Baca Juga :  Peresmian Mundur Tanggal 23 Oktober 

“Kita kan penjaringan untuk mengetahui wajah dan ciri-ciri orang ini. Dan Polisi kita ini tidak bisa menangkap  orang tanpa barang bukti.  Kalau bukti sudah terarah pada perbuatannya A1 benar, maka tidak salah lagi, tangkap,’’ jelasnya. 

Kapolres  juga menjelaskan bahwa terkait dengan   Jagebob sebagai tempat Latihan tersebut, ada juga  yang sempat mengikuti latihan  namun meninggalkan latihan tersebut setelah mengetahui ada yang aneh dari  latihan tersebut. “Ada sadar. Kalau Pramuka, barang kali arah melintang atau satpam merayap-rayap di situ atau wajib meliter, latihan menembak. Tapi kalau orang sipil  pasti bertanya untuk apa ini. Memangnya mau buruh babi hutan di hutan, tidak seperti itu  juga. Karena berburu tidak seperti itu latihan, sehingga sadar. Saya salut,  sehingga dia diperiksa sebagai saksi. Dia sadar kalau apa yang dia ikuti itu berbahaya,” terangnya. 

Baca Juga :  Sempat Dipalang, Puskesmas Japut Akhirnya dibuka

  Kapolres menjelaskan bahwa orang yang coba direkrut  para terduga teroris tersebut adalah orang yang pendiam, jarang bergaul dan orang susah. ‘’Orang dengan  pahamnya itu disukai oleh golongan   teroris. Berani terhadap orang tuanya, sekalipun dia bunuh  orang tua dan saudara-saudaranya. Orang seperti itu yang dibutuhkan para terduga terorisme,” tuturnya.

Untung Sangaji  menambahkan bahwa  dalam waktu  dekat ini dirinya akan turun ke Distrik Jagebob untuk menguraikan selayang pandang  terutama terkait dengan masalah terorisme tersebut. ‘’Jangan sampai ada yang tiba-tiba iseng ke petani. Misalnya mau beli pupuk 2  karung. Eh tukang cendol kok beli pupuk untuk apa. Seperti itu patut dicurigai,”  tambahnya. (ulo/nat) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya