Sunday, April 28, 2024
30.7 C
Jayapura

Keluar Masuk Warga PNG di Kukumit Harus Diantisipasi

Kepala  Badan  Pengelolaan  Perbatasan Kabupaten Merauke Elias Mithe, S.STP 

MERAUKE- Kepala  Badan  Pengelolaan  Perbatasan Kabupaten Merauke Elias Mithe, S.STP  mengungkapkan, bahwa  di tengah  pandemic Covid-19    saat ini   harus  ada pengawasan  secara intensif  di perbatasan negara di Kukumit, Distrik   Ulilin, Kabupaten   Merauke. Karena   Kampung Kukumit  merupakan  salah satu  titik  pelintas  batas   yang tidak resmi   antara  Indonesia  dan PNG. 

  “Pelintasan  di Kukumit itu  lebih ramai  dibandingkan dengan  Sota. Karena  di sana,    jumlah yang melintas  dari PNG ke  Indonesia  cukup banyak,’’ katanya saat ditemui media ini,     Rabu  (10/6). 

    Menurut  Elias Mithe, sebelum  pandemi Corona,   warga yang  melintas  dari  PNG ke  Indonesia  di  Ulilin, antara   30, 40  bahkan sampai  100  orang,  Ini  karena di    Ulilin sendiri ada perusahaan  kelapa  sawit, dimana sebagian    yang ada di  Indonesia  itu adalah hak  ulayat mereka. “Ada juga  keluarga  mereka   yang  tinggal di   Indonesia dalam hal ini  Merauke,’’ katanya.   

Baca Juga :  KM. AMJ Lima Dilporkan Tenggelam di Laut Arafura

   Menurutnya, dengan adanya  imbauan  Bupati  Merauke dan  kesepakatan kedua negara untuk melakukan lockdown dimana warga   Indonesia  yang ada di PNG  untuk  tetap tinggal di PNG selama  pandemi Covid-19,  kecuali  ada permintaan dari Pemerintah  Indonesia  untuk memulangkan  warga negara Indonesia yang  terjebak lockdown di PNG tersebut. 

  “Sejak adanya kesepakatan  kedua negara  untuk  lockdown dan  imbauan bupati sebenarnya itentitas mereka  masuk ke Indonesia sudah berkurang. Tapi  yang perlu kita antisipasi bahwa    antara orang PNG  dan Indonesia   yang ada di perbatasan memiliki  kekerabatan. Jadi kalau kita  larang berarti  mereka  tidak  bisa menjenguk  keluarganya lagi  di Indonesia,” jelasnya. 

   Karena   tingginya  intensitas pelintasan   di Kukumit  tersebut,  maka menurut  Elias Mithe, perlu   satu pos   Imigrasi di  Kukumit  tersebut. ‘’Kalau  resminya  itu ada di  Kampung  Bupul 12. Hanya  kalau di  Bupul 12  itu mereka  merasa terlalu   jauh dan putar, sementara  kalau di Kukumit   itu  dekat dari PNG  ke Indonesia,’’  jelasnya.   

Baca Juga :  Tersangka Mangaku Korban Tengah Hamil 7 Bulan 

   Dikatakan, warga   PNG di perbatasan  tersebut saat ini  berkonsentrasi  di wilayah Bustop, di rawa besar- merupakan  wilayah  PNG.  ‘’Meskipun  itu wilayah netral antara  Indonesia,’’ jelasnya.   Hal ini dikatakan  Elias Mithe setelah melakukan patroli bersama    yang melibatkan  Imigrasi, Karantina  Ikan, Karantina  Pertanian,  Bea dan Cukai serta Kantor Kesehatan   Pelabuhan  baru-baru ini. (ulo/tri)   

Kepala  Badan  Pengelolaan  Perbatasan Kabupaten Merauke Elias Mithe, S.STP 

MERAUKE- Kepala  Badan  Pengelolaan  Perbatasan Kabupaten Merauke Elias Mithe, S.STP  mengungkapkan, bahwa  di tengah  pandemic Covid-19    saat ini   harus  ada pengawasan  secara intensif  di perbatasan negara di Kukumit, Distrik   Ulilin, Kabupaten   Merauke. Karena   Kampung Kukumit  merupakan  salah satu  titik  pelintas  batas   yang tidak resmi   antara  Indonesia  dan PNG. 

  “Pelintasan  di Kukumit itu  lebih ramai  dibandingkan dengan  Sota. Karena  di sana,    jumlah yang melintas  dari PNG ke  Indonesia  cukup banyak,’’ katanya saat ditemui media ini,     Rabu  (10/6). 

    Menurut  Elias Mithe, sebelum  pandemi Corona,   warga yang  melintas  dari  PNG ke  Indonesia  di  Ulilin, antara   30, 40  bahkan sampai  100  orang,  Ini  karena di    Ulilin sendiri ada perusahaan  kelapa  sawit, dimana sebagian    yang ada di  Indonesia  itu adalah hak  ulayat mereka. “Ada juga  keluarga  mereka   yang  tinggal di   Indonesia dalam hal ini  Merauke,’’ katanya.   

Baca Juga :  Satgas Pamtas Kembali Gagalkan Penyelundupan Ganja di Perbatasan

   Menurutnya, dengan adanya  imbauan  Bupati  Merauke dan  kesepakatan kedua negara untuk melakukan lockdown dimana warga   Indonesia  yang ada di PNG  untuk  tetap tinggal di PNG selama  pandemi Covid-19,  kecuali  ada permintaan dari Pemerintah  Indonesia  untuk memulangkan  warga negara Indonesia yang  terjebak lockdown di PNG tersebut. 

  “Sejak adanya kesepakatan  kedua negara  untuk  lockdown dan  imbauan bupati sebenarnya itentitas mereka  masuk ke Indonesia sudah berkurang. Tapi  yang perlu kita antisipasi bahwa    antara orang PNG  dan Indonesia   yang ada di perbatasan memiliki  kekerabatan. Jadi kalau kita  larang berarti  mereka  tidak  bisa menjenguk  keluarganya lagi  di Indonesia,” jelasnya. 

   Karena   tingginya  intensitas pelintasan   di Kukumit  tersebut,  maka menurut  Elias Mithe, perlu   satu pos   Imigrasi di  Kukumit  tersebut. ‘’Kalau  resminya  itu ada di  Kampung  Bupul 12. Hanya  kalau di  Bupul 12  itu mereka  merasa terlalu   jauh dan putar, sementara  kalau di Kukumit   itu  dekat dari PNG  ke Indonesia,’’  jelasnya.   

Baca Juga :  Inspektorat Investigasi Bantuan Alsintan

   Dikatakan, warga   PNG di perbatasan  tersebut saat ini  berkonsentrasi  di wilayah Bustop, di rawa besar- merupakan  wilayah  PNG.  ‘’Meskipun  itu wilayah netral antara  Indonesia,’’ jelasnya.   Hal ini dikatakan  Elias Mithe setelah melakukan patroli bersama    yang melibatkan  Imigrasi, Karantina  Ikan, Karantina  Pertanian,  Bea dan Cukai serta Kantor Kesehatan   Pelabuhan  baru-baru ini. (ulo/tri)   

Berita Terbaru

Artikel Lainnya