Tuesday, December 24, 2024
31.7 C
Jayapura

Rebut Hati Masyarakat dan Hindari Kekerasan

MERAUKE – Setelah melaksanakan tugas selama 9 bulan sebagai Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-PNG,  Yonif 410/Alugoro dan Yonif  123/Rajawali telah ditarik dari pos tugas  untuk kembali ke home base masing-masing.

Penggantinya,  yakni Yonif 511/Dibyatara Yodha dan Yonif 725 Woroagi telah tiba dengan menggunakan KRI Banjarmasin 592 di Dermaga Pelabuhan Merauke, Jumat  (9/9). Tradisi upacara penyambutan dilakukan di atas Dermaga Pelabuhan Umum Yos Sudarso dipimpin Kasi Ops Korem, Kolonel Inf Irvan Yusri, SIP atas nama Danrem 174/ATW.

   Saat upacara penerimaan tersebut, 900 prajurit yang akan bertugas di sepanjang perbatasan RI-PNG di Kabupaten Merauke dan Boven Digoel tersebut diharapkan dapat merebut hati masyarakat dan menghindari kekerasan.

Baca Juga :  Terharu, Ini yang Dilakukan  Satgas Bagi Warga Pedalaman Papua Selatan

‘’Dalam operasi pengamanan di wilayah perbatasan darat RI-PNG yang digelar di wilayah Papua, konsep pola operasi di wilayah Papua yaitu melaksanakan kegiatan pembinaan teritorial dan komunikasi sosial serta tidak ada lagi operasi keamanan dengan kekerasan,’’ tandas Kasi Ops Kolonel Inf. Irvan Yusri membacakan amanat Danrem 174/ATW BrigjenTNI E Reza Pahlevi, SE. S

Dikatakan, kehadirannya selama  9 bulan kedepan di Tanah Animha akam mampu membawa manfaat bagi keamanan, kedamaian dalam pembangunan masyarakat Papua, khususnya di wilayah Korem 174/ATW.    

‘’Saya perintahkan kalian untuk selalu berkoordinasi dengan aparat terkait maupun tokoh-tokoh yang ada di wilayah Koramil setempat serta seluruh kegiatan di lapangan dapat berjalan dengan baik dan lancar,’’ katanya.

Baca Juga :  Pemerintah Pusat Bakal Bangun Lumbung Pangan di Agandugume

   Menjawab pertanyaan wartawan, Kasi Ops Inf. Irvan Yusri menegaskan, dalam pelaksanaan tugas pengamanan ini telah ditekankan baik kepada Dansatgas maupun kepada Danpos masing-masing untuk memiliki disiplin yang tinggi dan dalam pelaksanaan tugas tersebut, mana yang harus dilakukan oleh prajurit dan mana yang tidak boleh dilakukan prajurit.  ‘’Mereka harus mampu merebut hati masyarakat selama melaksanakan tugas yang rencanakan akan berlangsung 9 bulan kedepan serta tidak boleh menyakiti hati rakyat,’’ tandasnya.  (ulo/tho)   

MERAUKE – Setelah melaksanakan tugas selama 9 bulan sebagai Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-PNG,  Yonif 410/Alugoro dan Yonif  123/Rajawali telah ditarik dari pos tugas  untuk kembali ke home base masing-masing.

Penggantinya,  yakni Yonif 511/Dibyatara Yodha dan Yonif 725 Woroagi telah tiba dengan menggunakan KRI Banjarmasin 592 di Dermaga Pelabuhan Merauke, Jumat  (9/9). Tradisi upacara penyambutan dilakukan di atas Dermaga Pelabuhan Umum Yos Sudarso dipimpin Kasi Ops Korem, Kolonel Inf Irvan Yusri, SIP atas nama Danrem 174/ATW.

   Saat upacara penerimaan tersebut, 900 prajurit yang akan bertugas di sepanjang perbatasan RI-PNG di Kabupaten Merauke dan Boven Digoel tersebut diharapkan dapat merebut hati masyarakat dan menghindari kekerasan.

Baca Juga :  Umat Budha Diimbau Tingkatkan Sikap Moderasi Beragama   

‘’Dalam operasi pengamanan di wilayah perbatasan darat RI-PNG yang digelar di wilayah Papua, konsep pola operasi di wilayah Papua yaitu melaksanakan kegiatan pembinaan teritorial dan komunikasi sosial serta tidak ada lagi operasi keamanan dengan kekerasan,’’ tandas Kasi Ops Kolonel Inf. Irvan Yusri membacakan amanat Danrem 174/ATW BrigjenTNI E Reza Pahlevi, SE. S

Dikatakan, kehadirannya selama  9 bulan kedepan di Tanah Animha akam mampu membawa manfaat bagi keamanan, kedamaian dalam pembangunan masyarakat Papua, khususnya di wilayah Korem 174/ATW.    

‘’Saya perintahkan kalian untuk selalu berkoordinasi dengan aparat terkait maupun tokoh-tokoh yang ada di wilayah Koramil setempat serta seluruh kegiatan di lapangan dapat berjalan dengan baik dan lancar,’’ katanya.

Baca Juga :  Berikan Pelayanan Kesehatan dan Fogging   

   Menjawab pertanyaan wartawan, Kasi Ops Inf. Irvan Yusri menegaskan, dalam pelaksanaan tugas pengamanan ini telah ditekankan baik kepada Dansatgas maupun kepada Danpos masing-masing untuk memiliki disiplin yang tinggi dan dalam pelaksanaan tugas tersebut, mana yang harus dilakukan oleh prajurit dan mana yang tidak boleh dilakukan prajurit.  ‘’Mereka harus mampu merebut hati masyarakat selama melaksanakan tugas yang rencanakan akan berlangsung 9 bulan kedepan serta tidak boleh menyakiti hati rakyat,’’ tandasnya.  (ulo/tho)   

Berita Terbaru

Artikel Lainnya