MERAUKE- Dalam rangka membantu masyarakat memperoleh kredit dengan bunga yang sangat terjangkau, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merauke kerja sama dengan Bank Papua menyalurkan KUR, baik kepada petani maupun kepada pedagang yang dimulai Tahun 2019 lalu. Besaran dana yang diberikan kepada setiap kreditur maksimal Rp 20 juta. Namun dalam perjalanannya, ternyata KUR yang dikucurkan tersebut macet.
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Yeremian Ndiken kepada wartawan mengungkapkan, berdasarkan laporan yang dirinya terima dari Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Merauke, dari sekitar Rp 3 miliar dana yang dikucurkan di tahun 2019 dan 2020 tersebut hampir Rp 1 miliar kredit macet.
‘’Hampir Rp 1 miliar yang pengembaliannya macet. Kita lagi usaha untuk pendampingan petani ini agar mereka bisa selesaikan bantuan kredit lunak tersebut. Karena kita ada kerja sama dengan Bank Papua untuk menyalurkan KUR tersebut. Dimana kita yang mendata petani dan pedagang yang perlu dibantu dengan KUR sedangkan uangnya dari Bank Papua,’’ tandasnya.
Dikatakan, KUR tersebut diberikan baik kepada petani padi, pedagang sayur yang ada di Kurik, Semangga, dan kampung-kampung yang di pesisir ini untuk modal persawahan dan usaha parut minyak kelapa.
Karena itu, lanjut Yeremias Ndiken, dengan adanya kredit macet tersebut, maka untuk sementara penyaluran KUR kerja sama dengan Pemkab Merauke dihentikan. ‘’Tadi juga saya sudah lapor ke pak bupati bagaimana hal pengembalian. Pak bupati menyatakan agar dilakukan pembinaan, pendampingan kepada mereka. Karena ada banyak orang-orang kita yang sebagai penerima bantuan ini,’’ tandasnya. (ulo/tho)