MERAUKE- Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Merauke Ir. Ratna Lauce, M.Si mengaku kebingungan membagi jatah pupuk subsidi yang diterima Merauke pada musim tanam tahun 2021/2022. Pasalnya, jatah pupuk subsidi yang diterima tahun ini mengalami penurunan yang signifikan dari 11.000 ton lebih menjadi 9.786 ton.
Padahal, jika dibandingkan dengan musim tanam tahun 2020/2021 dengan musim tanam tahun ini, target mengalami peningkatan dari 63.000 hektar menjadi 64.000 hektar. ‘’Kita bingung membaginya ke petani. Karena luasan tahun ini meningkat dibandingkan tahun lalu, sementara jatah pupuk subsidi yang diterima mengalami penurunan,’’ kata Ratna Lauce.
Apalagi, lanjut Ratna Lauce untuk pupuk urea, dari Litbang memberikan rekomendasi untuk tahun 2021 luasan 1 hektar cukup 50 Kg. Namun di tahun 2022 ini untuk luasan 1 hektar pupuk urea yang harus digunakan sebanyak 175 Kg.
‘’Ada kenaikan yang sangat signifikan sementara kita punya kuota turun drastis,’’ terangnya. Terkait dengan itu, lanjut Ratna Lauce, pihaknya sudah melaporkan ke bupati Merauke dan ke provinsi. Selanjutnya, provinsi akan melaporkan ke pemerintah pusat. Ratna Lauce juga mengaku belum mengetahui secara pasti alasan penurunan kuota pupuk subsidi pada musim tanam tahun 2021/2022.
Namun jelas dia, setiap petani akan mendapatkan pupuk subsidi tersebutp untuk luasan 2 hektar sawah. Jatah pupuk subsidi ini mulai disalurkan ke petani pada Sabtu (8/1), karena masa pemupukan tersebut sudah harus dilakukan. Bahkan ada padi petani yang sudah terlambat dipupuk sehingga sudah dipastikan akan berdampak pada hasil panen nanti. (ulo/tho)