MERAUKE- Puluhan Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Pelabuhan Merauke mengikuti ujian paket, A setara SD, paket B setara SMP dan paket C setara SMA di Kantor Koperasi TKBM Merauke, Rabu (7/5). Dari pantuan media ini, sebagian peserta mengikuti ujian sambil duduk di lantai karena terbatasnya meja dan kursi di dalam ruangan itu. Para peserta ujian juga rata-rata diatas umur 30-an tahun bahkan ada yang sekitar 40-an tahun.
Kepsek PKM Nusairiani Alfrad Dambujai, S.Sos. ditemui disela-sela pelaksanaan kegiatan tersebut mengungkapkan bahwa ujian paket yang dilaksanakan ini merupakan hari terakhir dari pelaksanaan 1 minggu kegiatan. ‘’Ini menjadi hari terakhir pelaksanaan ujian,’’ katanya.
Pelaksanaan ujian paket ini, lanjut dia atas kerja sama Koperasi TKNM Pelabuhan Merauke, PKM Nurairiani dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merauke. ‘’Kita kerja sama dengan mereka,’’ lanjutnya.
Menurutnya, dengan perkembangan yang terjadi saat ini apalagi dengan hadirnya provinsi Papua Selatan, para pekerja TKBM tersebut dituntut untuk juga bisa terus berkemban. ’’Karena nasib seseorang tidak ada yang tahu,’’ katanya.
MERAUKE- Puluhan Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Pelabuhan Merauke mengikuti ujian paket, A setara SD, paket B setara SMP dan paket C setara SMA di Kantor Koperasi TKBM Merauke, Rabu (7/5). Dari pantuan media ini, sebagian peserta mengikuti ujian sambil duduk di lantai karena terbatasnya meja dan kursi di dalam ruangan itu. Para peserta ujian juga rata-rata diatas umur 30-an tahun bahkan ada yang sekitar 40-an tahun.
Kepsek PKM Nusairiani Alfrad Dambujai, S.Sos. ditemui disela-sela pelaksanaan kegiatan tersebut mengungkapkan bahwa ujian paket yang dilaksanakan ini merupakan hari terakhir dari pelaksanaan 1 minggu kegiatan. ‘’Ini menjadi hari terakhir pelaksanaan ujian,’’ katanya.
Pelaksanaan ujian paket ini, lanjut dia atas kerja sama Koperasi TKNM Pelabuhan Merauke, PKM Nurairiani dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merauke. ‘’Kita kerja sama dengan mereka,’’ lanjutnya.
Menurutnya, dengan perkembangan yang terjadi saat ini apalagi dengan hadirnya provinsi Papua Selatan, para pekerja TKBM tersebut dituntut untuk juga bisa terus berkemban. ’’Karena nasib seseorang tidak ada yang tahu,’’ katanya.
