
MERAUKE- Setelah Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Merauke melakukan rapid test bagi seluruh pegawainya, maka giliran Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung Kabupaten Merauke yang dirapid oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke.
Rapid test ini diawali dari Kepala Dinas PMK Kabupaten Merauke Drs Alberth Alexander Rapami, M.Si dilanjutkan dengan para Kabid, kasi, staf dan honorer. Namun dari 42-an ASN dan lebih dari 15 honorer, hanya 24 orang yang mengikuti rapid, sementara lainnya sudah ada yang rapid dan lainnya masih ketakutan untuk mengikuti rapid tersebut.
Dari 24 orang yang mengikuti rapid test tersebut, 5 diantaranya reaktif sehingga diharuskan untuk karantina mandiri di rumah. Kepala Dinas PMK Kabupaten Merauke Drs Alberth Alexander Rapami, M.Si kepada wartawan, mengungkapan bahwa dari 57 orang ASN dna honorer, ada juga pegawai yang takut rapid test.
“Tapi ada juga yang sudah melakukan rapid secara mandiri. Kami masih menunggu dan kalau hari ini tidak ikut maka kita minta untuk rapid di SKPD lain saat rapid test,’’ kata mantan Sekertaris DPRD Kabupaten Merauke itu.
Alberth Rapami menambahkan bahwa sejauh ini belum ada pegawai yang dinyatakan positif atau reaktif.
Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas kesehatan Kabupaten Merauke Titik, SKM, MSi, mengungkapkan bahwa pada hari Selasa (5/1) tersebut, rapid test dilakukan untuk Dinas PMK, Dinas PTSP dan Inspektorat. Selain melakukan rapid test, kegiatan ini diintegrasikan dengan penyakit tidak menular. Mulai perhitungan status gizi apakah obsitas atau tidak, kemudian mengukur tekanan darah, lalu mengukur gula darah sesaat, kolesterol, gula darah sesaat dan manajemen kejiwaan.
“Kenapa kita integrasikan, karena penyakit-penyakit tadilah yang akan memperberat jika seseorang terkonfirmasi Covid. Sehingga kalau ada yang terdeteksi seperti obesitas atau tekanan darah tinggi maka kita langsung melakukan intervensi, sehingga kalu dia terpapar penyakit tidak menularnya ini terkontrol,’’ katanya.
Ditambahkan, untuk Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, hasil rapid test dari 30 orang semuanya non reaktif. Namun sekitar 33 persen dari jumlah tersebut memiliki hipertensi dan masalah kejiwaan sebanyak 2 orang. “Itu perlu kita pendampingan dan konsul lebih baik sehingga lebih kuat menghadapi pandemi,’’ tambahnya. (ulo)