MERAUKE–Umat Katolik Paroki Santa Theresia Buti meraykan Natal bersama di Gereja Katolik Paroki Santa Theresia Buti, Minggu (2/1). Natal bersama ini untuk mempererat dan mempersatukan kembali umat Paroki Santa Theresia Buti, yang diketahui, gereja ini merupakan gereja perdana yang ada di Merauke.
Natal bersama diawali dengan perarakan yang diiringi tari-tarian dari suku etnis Papua yang ada di Merauke. Begitu juga saat persembahan, semua etnis yang ada di Gereja Paroki Buti ambil bagian untuk perarakan persembahan.
Pastor Paroki Santa Theresia Buti, Pius Oematan, Pr, dalam kotbahnya mengatakan, cinta Allah diperuntukan bagi semua manusia. Kedatangan Sang Juru Selamat Yesus Kristus ke dunia tidak lain untuk mempersatukan umat-Nya. Dengan kelahiran Tuhan Yesus di kandang domba, Allah ingin merangkul seluruh umat manusia dari berbagai strata kehidupan.
‘’Allah mau solider dengan manusia. Allah mau seluruh umat manusia diselamatkan,’’katanya. Umat manusia, kata Pastor Pius harus belajar dari Putra Allah yang merendahkan diri dan ingin mencintai semua orang tanpa membedakan kaya, miskin, yang memiliki jabatan atau tidak. Cinta Allah tersebut dinampakan kepada manusia lewat Tuhan Yesus.
Ketua Panitia Isak Laiyan, menjelaskan tujuan perayaan Natal ini sesuai tema nasional yakni Cinta Kasih Kristus yang Menggerakan Persaudaraan menginspirasikan untuk membangun kembali semangat persaudaraan dan kebersamaan yang pernah ada dan sangat baik dan mungkin saat ini terkikis oleh perkembangan jalan, sehingga saat ini berusaha untuk membangun kembali.
Kedua membangkit kembali kesadaran umat akan pentingnya kebersamaan yang nyata dalam komunitas keluarga-keluarga kudus, paroki untuk bangkit dan bergerak untuk melayani Tuhan dengan menyediakan waktu untuk Tuhan melalui pelayanan-pelayanan gereja Katolik, salah satunya lewat natal bersama tersebut.
‘’Juga menggali potensi-potensi umat untuk terlibat aktif dalam membangun kembali persaudaraan gereja Katolik terutama bagaimana keterlibatan budaya masyarakat adat Marind Anim sebagai tuan di negeri ini,’’ terangnya.
Ketua LMA Mbuti Alexander Basik-Basik mengajak orang Marind Imbuti untuk rajin dan aktif dalam kegiatan-kegiatan yang ada di dalam gereja untuk menumbuhkan iman kepada Tuhan Yesus Kristus sang juru selamat.
Sementara itu, Ketua Dewan Paroki Santa Theresia Buti, Yosep Gebze, SH, LLM, mengatakan bahwa tema Natal Nasional tahun ini sangat luar biasa yakni kaish Kristus yang menggerakan persaudaraan.
‘’Tuhan hadir ditengah-tengah kita, Tuhan mengajarkan kita kasih tanpa syarat. Kita orang Kristen, orang Katolik, kalau mau berbuat sesuatu mau pikir-pikir berarti kita bukan pengikut Kristus yang sejati. Karena kita harus mengikuti apa yang sudah diajarkan oleh Tuhan Yesus,’’ terangnya.
Yoseph Gebze menjelaskan bahwa hubungan persaudaraan umat di Paroki Santa Theresia Buti yang dari waktu ke waktu mungkin ada yang luntur, tapi sebenarnya tidak boleh kehilangan harapan. Tapi harapan itu harus terus ditumbuhkan kehidupan bersama, bukan hanya antara dewan paroki dengan dewan paroki tapi yang pertama dalam keluarga kristiani masing-masing.
‘’Karena di Paroki kita ini bukan hanya orang Marin saja tapi sudah dari berbagai etnis yang ada di Indonesia. Ini keberagaman yang luar biasa sehingga kita harus saling menyemangati,’’ pungkasnya. (ulo/tho)