Friday, March 29, 2024
25.7 C
Jayapura

Sejumlah Guru Honorer ‘Kejar’ Kadis Pendidikan

MERAUKE-Karena tak kunjung dibayar, sejumlah  guru honorer  mendatangi Kantor Kejaksaan Negeri Merauke di jalan Taman Makam Pahlawan Merauke, Rabu (1/9). Kedatangan  sejumlah guru honorer ke Kantor Kejaksaan Negeri Merauke itu bukan  untuk melapor atau melakukan aksi demo, namun hanya ingin bertemu dengan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merauke Thiasoni  yang sedang menjalani pemeriksaan. 

   “Tujuan teman-teman ke sini, hanya mau ketemu pak Kadis. Karena  informasi  kalau  beliau ada disini,’’ kata  Koordinator dari para Guru Honorer tersebut Raches Manufandu, S.Pd, kepada wartawan. 

  Hanya saja karena pemeriksaan  berlangsung cukup lama, sehingga para guru honorer tersebut akhirnya pulang meninggalkan  kantor Kejaksaan sebelum bertemu dengan orang yang dicari. Raches  Manufandu menjelaskan bahwa mereka  mau menemui  kepala dinas  karena sampai sekarang para guru honorer dengan SK kolektif ini belum dibayar. Sementara  dari guru honorer   ini ada yang sudah berkeluarga. 

Baca Juga :  Pemkab Keerom Bayarkan TPP Triwulan II bagi 24 OPD

   “Kasihan  mereka yang sudah  berkeluarga   tapi sampai sekarang  honor yang mereka harapkan  itu belum juga terima,” jelasnya.  

  Raches juga menjelaskan bahwa pihaknya sudah bertemu dengan Bupati Merauke, dimana bupati  masih menunggu penjelasan dari kepala dinas. Sebab, kata Raches, bahwa dalam SK Kolektif  itu ternyata ada guru yang sudah lama honor tapi namanya tidak ada di dalam SK. Sementara, ada yang  baru lulus dari perguruan tinggi namun namanya ada dalam SK kolektif tersebut. 

  “Kami juga sudah membaca  penyampaian pak Kadis di media bahwa sekarang ini sedang pilah-pilah mana yang guru SMA yang menjadi tanggung jawab provinsi, mana guru yayasan yang menjadi tanggung jawab yayasan.  Hanya persoalannya kalau seperti itu, teman-teman yang sudah lama  honor ini  nasibnya akan terombang-ambing lagi, karena belum tentu kalau itu diserahkan ke provinsi  atau ke yayasan honornya  akan dibayar,” jelasnya. 

Baca Juga :  Satu Pelaku Pencurian di Toko Marinda Ditangkap

   Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merauke  Thiasoni Betaubun sebelumnya mengungkapkan bahwa anggaran untuk membayar guru honorer  tersebut sudah tersedia di DPA. Hanya saja sekarang ini sedang dilkakukan pendataan dari 370  guru honorer dengan SK kolektif tersebut mana guru SMA yang akan menjadi tanggung jawab provinsi, mana guru yang menjadi tanggung jawab yayasan dan mana  guru yang menjadi tanggung jawab Pemkab Merauke.  

   Sementara itu, terkait dengan pemeriksaan itu, Kajari Merauke  Radot  Parulian, SH, MH melalui Kasi Pidsus  Sugiyanto, SH membenarkan pemeriksaan  yang sedang dilakukan oleh pihaknya terhadap yang bersangkutan. “Beliau  masih diperiksa sebagai saksi,” tandasnya.  (ulo/tri)  

MERAUKE-Karena tak kunjung dibayar, sejumlah  guru honorer  mendatangi Kantor Kejaksaan Negeri Merauke di jalan Taman Makam Pahlawan Merauke, Rabu (1/9). Kedatangan  sejumlah guru honorer ke Kantor Kejaksaan Negeri Merauke itu bukan  untuk melapor atau melakukan aksi demo, namun hanya ingin bertemu dengan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merauke Thiasoni  yang sedang menjalani pemeriksaan. 

   “Tujuan teman-teman ke sini, hanya mau ketemu pak Kadis. Karena  informasi  kalau  beliau ada disini,’’ kata  Koordinator dari para Guru Honorer tersebut Raches Manufandu, S.Pd, kepada wartawan. 

  Hanya saja karena pemeriksaan  berlangsung cukup lama, sehingga para guru honorer tersebut akhirnya pulang meninggalkan  kantor Kejaksaan sebelum bertemu dengan orang yang dicari. Raches  Manufandu menjelaskan bahwa mereka  mau menemui  kepala dinas  karena sampai sekarang para guru honorer dengan SK kolektif ini belum dibayar. Sementara  dari guru honorer   ini ada yang sudah berkeluarga. 

Baca Juga :  Dijambret, IRT Alami Kerugian Rp 44 Juta

   “Kasihan  mereka yang sudah  berkeluarga   tapi sampai sekarang  honor yang mereka harapkan  itu belum juga terima,” jelasnya.  

  Raches juga menjelaskan bahwa pihaknya sudah bertemu dengan Bupati Merauke, dimana bupati  masih menunggu penjelasan dari kepala dinas. Sebab, kata Raches, bahwa dalam SK Kolektif  itu ternyata ada guru yang sudah lama honor tapi namanya tidak ada di dalam SK. Sementara, ada yang  baru lulus dari perguruan tinggi namun namanya ada dalam SK kolektif tersebut. 

  “Kami juga sudah membaca  penyampaian pak Kadis di media bahwa sekarang ini sedang pilah-pilah mana yang guru SMA yang menjadi tanggung jawab provinsi, mana guru yayasan yang menjadi tanggung jawab yayasan.  Hanya persoalannya kalau seperti itu, teman-teman yang sudah lama  honor ini  nasibnya akan terombang-ambing lagi, karena belum tentu kalau itu diserahkan ke provinsi  atau ke yayasan honornya  akan dibayar,” jelasnya. 

Baca Juga :  Tak Kunjung Terima Hadiah, 4 Siswa SMK Datangi Dinas Pendidikan 

   Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merauke  Thiasoni Betaubun sebelumnya mengungkapkan bahwa anggaran untuk membayar guru honorer  tersebut sudah tersedia di DPA. Hanya saja sekarang ini sedang dilkakukan pendataan dari 370  guru honorer dengan SK kolektif tersebut mana guru SMA yang akan menjadi tanggung jawab provinsi, mana guru yang menjadi tanggung jawab yayasan dan mana  guru yang menjadi tanggung jawab Pemkab Merauke.  

   Sementara itu, terkait dengan pemeriksaan itu, Kajari Merauke  Radot  Parulian, SH, MH melalui Kasi Pidsus  Sugiyanto, SH membenarkan pemeriksaan  yang sedang dilakukan oleh pihaknya terhadap yang bersangkutan. “Beliau  masih diperiksa sebagai saksi,” tandasnya.  (ulo/tri)  

Berita Terbaru

Artikel Lainnya