Sunday, April 28, 2024
27.7 C
Jayapura

Peredaran Ganja di Keerom Cukup Mengkhawatirkan

*Selama 2023, Polres Sudah Tangani 16 Kasus

KEEROM-Narkoba jenis ganja masih menjadi paradoks di Kabupaten Keerom. Hingga saat ini, pihak TNI/Polri dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Keerom terus intens memberantas peredaran ganja di Negeri Tapal Batas, Keerom.

Berada di daerah perbatasan RI – PNG membuat Keerom sebagai garda terdepan untuk membasmi marijuana. Tak bisa dipungkiri, ganja masih menjadi polemik di tengah gencarnya pembangunan yang sedang dilakukan oleh Pemkab Keerom.

Melihat dari data kasus yang berhasil diungkap oleh TNI/Polri di tahun 2023 sudah 16 kasus. Tentu angka tersebut cukup mengkhawatirkan. Sekaligus menunjukkan bahwa ganja di Keerom masih menjadi “PR” besar.

“Kita bersama Pemkab Keerom dan TNI sudah gencar melaksanakan sosialisasi, jadi kita lebih mengutamakan kesadaran dari masyarakat. Kita tidak ingin tangkap orang sebagai upaya terakhir,” ungkap Kapolres Keerom, AKBP Christian Aer kepada awak media saat ditemui di sela-sela perayaan HANI di Lapangan Sepak Bola Swakarsa, Keerom, Senin (26/6).

Baca Juga :  Pembangunan Ruas Jalan Salah Satu Program Prioritas

Kapolres berharap agar masyarakat bisa lebih pro aktif dan memberikan informasi kepada pihak kepolisian bila mendapatkan informasi terkait ganja. Baik itu pengedar, pemakai.

“Kalau dapat informasi bisa disampaikan langsung kepada kami. Karena kita mengutamakan pencegahan. Tanah Papua adalah diberkati, tapi dengan adanya ganja dan di dalamnya ada Miras membuat orang malas, dapat uang dipakai untuk hal-hal yang merugikan diri sendiri,” ujarnya.

Dia juga menuturkan, kesadaran dari setiap masyarakat tentang bahaya dari ganja merupakan cara jitu untuk membasmi ganja di Keerom.

“Luas wilayah Keerom, jumlah penduduk yang tersebar dengan jumlah polisi yang terbatas. Yang utama adalah kesadaran dari masyarakat itu sendiri. Karena tanah ini diberkati, bekerja dengan baik, jangan gunakan Miras dan ganja,” ucapnya.

Baca Juga :  Polres Keerom Amankan 3 Kg Ganja, Kasat Narkoba: 26 Tersangka Kita Proses

Kapolres juga membeberkan bahwa dari beberapa kasus yang berhasil mereka ungkap, sebagian besar dikonsumsi di Keerom dan juga dibawa keluar Keerom.

Diketahui 26 Juni selalu diperingati sebagai Hari Anti Narkotika Internasional (HANI). Tujuan peringatan ini untuk menentang penyalahgunaan obat-obatan serta perdagangan obat-obatan ilegal.

Peringatan HANI tahun ini mengangkat tema nasional “Akselerasi War On Drugs Menuju Indonesia Bersinar”. Kemudian untuk tema lokal, Pemda Keerom mengangkat tema “Anak Keerom Itu Keren Tra Pake Ganja”.

Dalam perayaan HANI di Keerom, terlihat ratusan masyarakat tumpah ruah memadati ruas jalan dan lapangan sepakbola Swakarsa yang digagas dalam kegiatan jalan sehat dan sepeda santai. Mereka hadir untuk menyuarakan penolakan terhadap narkoba di Kabupaten Keerom. (eri/tho)

*Selama 2023, Polres Sudah Tangani 16 Kasus

KEEROM-Narkoba jenis ganja masih menjadi paradoks di Kabupaten Keerom. Hingga saat ini, pihak TNI/Polri dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Keerom terus intens memberantas peredaran ganja di Negeri Tapal Batas, Keerom.

Berada di daerah perbatasan RI – PNG membuat Keerom sebagai garda terdepan untuk membasmi marijuana. Tak bisa dipungkiri, ganja masih menjadi polemik di tengah gencarnya pembangunan yang sedang dilakukan oleh Pemkab Keerom.

Melihat dari data kasus yang berhasil diungkap oleh TNI/Polri di tahun 2023 sudah 16 kasus. Tentu angka tersebut cukup mengkhawatirkan. Sekaligus menunjukkan bahwa ganja di Keerom masih menjadi “PR” besar.

“Kita bersama Pemkab Keerom dan TNI sudah gencar melaksanakan sosialisasi, jadi kita lebih mengutamakan kesadaran dari masyarakat. Kita tidak ingin tangkap orang sebagai upaya terakhir,” ungkap Kapolres Keerom, AKBP Christian Aer kepada awak media saat ditemui di sela-sela perayaan HANI di Lapangan Sepak Bola Swakarsa, Keerom, Senin (26/6).

Baca Juga :  Pembangunan Ruas Jalan Salah Satu Program Prioritas

Kapolres berharap agar masyarakat bisa lebih pro aktif dan memberikan informasi kepada pihak kepolisian bila mendapatkan informasi terkait ganja. Baik itu pengedar, pemakai.

“Kalau dapat informasi bisa disampaikan langsung kepada kami. Karena kita mengutamakan pencegahan. Tanah Papua adalah diberkati, tapi dengan adanya ganja dan di dalamnya ada Miras membuat orang malas, dapat uang dipakai untuk hal-hal yang merugikan diri sendiri,” ujarnya.

Dia juga menuturkan, kesadaran dari setiap masyarakat tentang bahaya dari ganja merupakan cara jitu untuk membasmi ganja di Keerom.

“Luas wilayah Keerom, jumlah penduduk yang tersebar dengan jumlah polisi yang terbatas. Yang utama adalah kesadaran dari masyarakat itu sendiri. Karena tanah ini diberkati, bekerja dengan baik, jangan gunakan Miras dan ganja,” ucapnya.

Baca Juga :  Di Distrik Manem, Mama-Mama Papua Buat Noken Raksasa

Kapolres juga membeberkan bahwa dari beberapa kasus yang berhasil mereka ungkap, sebagian besar dikonsumsi di Keerom dan juga dibawa keluar Keerom.

Diketahui 26 Juni selalu diperingati sebagai Hari Anti Narkotika Internasional (HANI). Tujuan peringatan ini untuk menentang penyalahgunaan obat-obatan serta perdagangan obat-obatan ilegal.

Peringatan HANI tahun ini mengangkat tema nasional “Akselerasi War On Drugs Menuju Indonesia Bersinar”. Kemudian untuk tema lokal, Pemda Keerom mengangkat tema “Anak Keerom Itu Keren Tra Pake Ganja”.

Dalam perayaan HANI di Keerom, terlihat ratusan masyarakat tumpah ruah memadati ruas jalan dan lapangan sepakbola Swakarsa yang digagas dalam kegiatan jalan sehat dan sepeda santai. Mereka hadir untuk menyuarakan penolakan terhadap narkoba di Kabupaten Keerom. (eri/tho)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya